1. Anak Dan Ibu

2K 53 1
                                    

Seorang wanita paruh baya tengah terduduk santai disofa besar rumahnya dengan majalah ber-brand terkenal ditangannya, ditemani dengan segelas kopi hangat kegiatan paginya kali ini terasa nikmat ditengah padat jadwalnya sebagai seorang pengusaha make up terkenal dunia. wanita yang sudah menginjak kepala empat ini masih aktif dalam dunia usaha dan secara tak sadar ia melalaikan kewajibannya sebagai seorang ibu bagi anak gadisnya yang masih berumur enam belas tahun.

Kesalahannya itu membuat anak gadisnya mengalami gangguan sikis, ia menjadi seorang pemurung yang anti sosial dan tak pernah berbaur dengan siapapun, terlebih ditambah dengan keadaan rumah tangga wanita paruh baya itu yang tak berjalan mulus karena suaminya lebih memilih mengencani seluruh wanita jalang yang tersedia dibar-bar daerah Chicago tanpa memutus hubungannya yang berstatus suami istri dan tentu berdampak bagi sikis anak gadisnya tersebut.

Gadis yang selalu mengurung dirinya dikamar itu terlalu larut dalam kekecewaannya yang mendalam terhadap kedua orang tuanya, sikap ibunya yang selalu mementingkan pekerjaannya dibanding anak semata wayangnya ini, sikap ayahnya yang meninggalkan keluarganya demi para wanita jalang sialan itu. Yang berakibat terlahirnya kembali jiwa gadis ini dengan sikap yang jauh berbanding terbalik disaat usianya masih balita.

Kembali lagi, wanita paruh baya itu menutup majalahnya lalu beranjak menuju kamar anak gadisnya yang terletak dilantai tiga (atap) yang sengaja dibuatkan demi keinginan anak semata wayangnya itu.

Wanita itu membuka pintu kamar putrinya yang kebetulan memang tidak dikunci, sampai ia menemukan putrinya yang tengah terduduk diranjangnya dengan sebuah komik jepang kesukaannya ditemani sebuah beda berbentuk pipih disampingnya. Wanita tersebut kemudian duduk ditepi ranjang sambil mengelus-elus puncak kepala anaknya yang tak merespon tindakannya, menoleh saja tidak.

"Maafkan ibu Emil " Ucap wanita itu pada putrinya yang bernama lengkap Emilia Cyzarine Olimpia sambil terus mengelus puncak kepalanya yang lagi-lagi tak direspon oleh anak gadisnya itu.

Azura (begitulah nama wanita tersebut) sudah berkali-kali meminta maaf pada anak gadisnya itu, bahkan ia sering menyempatkan waktunya yang padat dengan pekerjaan hanya untuk sekedar menemani putrinya itu tapi, usahanya tetap sia-sia saja karena anak gadisnya itu telah berubah menjadi seseorang yang tak dikenali Azura lagi.

"Ibu tahu, ibu salah apa kamu tidak mau memberi satu kesempatan lagi bagi ibu Emil ?"

Lagi, lagi dan lagi Azura seperti berbicara kepada dinding saja, apa kesalahannya begitu fatal dan berdampak pada putrinya tersebut ? Apa selama ini ia tak memperdulikan Emil ? Azura menghela nafas panjang lalu bangkit beranjak keluar dari kamar putrinya, sebelum pergi tak lupa ia mencium kening Emil dan juga puncak kepalanya.

Setelah ibunya pergi Emil menghela nafas lega, sebenarnya ia tak tega melihat ibunya yang memohon maaf setiap kali mereka bertemu namun, sekarang Emil dikelilingi dengan kabut kekecewaan yang sudah menyelimutinya sedari dulu. Ego nya terlalu tinggi untuk menghilangkan kabut tersebut, Emil telah gelap mata semua kejadian yang ia alami diusia muda membuat dirinya terlahir kembali dengan sikap yang berbeda.
Emil menutup komiknya, menghentikan aktivitasnya karena cacing dalam perutnya sudah berdemo karena sudah dua hari ia tak makan. Emil bangkit lalu berjalan menuju dapur untuk membawa beberapa makanan dan snack lalu mengurung dirinya lagi dikamar. Tapi, saat berada dipertengahan jalan ia melihat dua orang berbeda jenis kelamin tengah berdebat diambang pintu rumahnya, salah seorang dari mereka adalah pahlawan Emil dulunya dan sekarang menjadi pecundang yang patut Emil jauhi.

"Untuk apa kamu datang kesini lagi ? " Tanya Azura dengan nada tinggi melihat yang tak lain adalah suaminya yang datang kerumahnya lagi dengan keadaan setengah mabuk

"Aku ingin meminta uang darimu ! Cepat berikan aku uang ! " Racau Deon yang tak lain adalah ayah dari Emil dan suami bagi Azura

"Tak akan pernah, aku akan mengirim permintaan perceraianku pada pengadilan dan tak lama lagi kau tak berhak memunculkan batang hidungmu disini lagi " Bentak Azura lalu menutup pintu dengan keras yang membuat Emil sempat terlonjak kaget

Azura membalikan badannya tapi, yang ia temui adalah Emil yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan ditambah matanya yang terlihat sedang menahan derasnya air mata lalu tak terasa buliran itu meluncur sempurna dipipi anaknya itu yang langsung diseka oleh Emil kemudian ia berlari menuju kamarnya sambil terisak. Azura menahan tubuhnya yang hampir tumbang ia sudah tidak kuat lagi menahan ini semua kesalahan yang ia perbuat makin bertambah saja rasa-rasanya takdir tak memperbolehkannya terbebas dari masalah meskipun hanya sedetik saja.

Sementara itu Emil menangis terisak dikamarnya dengan bantal yang menutupi seluruh wajahnya, seharusnya Emil bahagia melihat ibunya yang akan menceraikan ayahnya tapi ia meras kasihan pada ayahnya meskipun beliau sudah menjadi seorang pecundang tapi Emil masih mempunyai rasa sayang kepada ayahnya itu. Hingga tak terasa matanya pun memejam menghiraukan perutnya yang kosong tak berisi.

•••

Silauan sinar matahari dan kicauan para burung membangunkan tidur nyeyak seorang gadis yang bermata sembab setelah acara menangisnya tadi malam. Ia merentangkan tangannya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk menjalani aktivitasnya pagi ini setelah libur kemarin. Emil telah melupakan masalahnya yang kemarin yang ia inginkan untuk hari ini adalah kembali bergelut dengan hobinya yang suka menyendiri sambil membaca komik kesukaannya yang tak pernah lupa ia beli seri keluaran terbarunya.
Setelah selesai dengan acara mandinya, Emil membalut tubuhnya dengan seragam berompi pink abu dengan rok selututnya yang bercorak sama dengan rompinya, tak lupa ia membenarkan posisi kalungnya yang terpasang dileher indahnya. Kalung itu berbentuk sebuah kunci hadiah pemberian ayahnya saat ia masih menginjak umur sepuluh tahun.

Setelah semuanya dirasa cukup Emil turun kebawah menuju dapur untuk menyiapkan bekalnya kesekolah yang sudah biasa ia buat sendiri. Namun rupanya, kegiatan memasaknya pagi ini terhenti melihat ibunya yang dibantu oleh seorang pembantu telah menyiapkan bekal untuknya yang hanya berisi beberapa sandwich berisikan berbagai macam lauk pauk.

"Ini buat kamu dimakan ya " Ucap ibunya sambil menyodorkan sebuah kotak makan transparan dengan celemek yang masih tertempel ditubuhnya khas seperti orang yang baru memasak.

"Terimakasih " Ucap Emil pelan sambil menerima kotak makan tersebut lalu melenggang pergi keluar untuk pergi sekolah, namun baru saja ia akan melangkahkan kakinya tangannya dicekal oleh ibunya yang otomatis membuat Emil berhenti dan menoleh

"Ibu akan mengantar kamu tunggu sebentar " Ujar Azura lalu melepaskan tangannya dari tangan putrinya dan melepas celemek yang masih tertempel ditubuhnya dan mengambil sebuah tas berwarna hitam yang sudah ia siapkan jauh pagi tadi.

Sekarang Azura dan Emil pun tengah berada disebuah mobil yang sama tanpa ada yang membuka pembicaraan sedikitpun, Azura yang fokus pada jalanan dan Emil yang fokus dengan komiknya ditambah sebuah earphone yang ntah sejak kapan terpasang dikepalanya yang langsung terhubung dengan ipod nya.

Perjalanan mengantar anak kali ini terkesan menyeramkan semuanya saling membisu dan aura yang terpancar dimobil itupun menambah kesan menyeramkan yang didapat. Sesampainya disebuah sekolah bernama Chicago High School Emil langsung keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja tanpa berpamitan pada ibunya. Sedangkan Azura yang berusaha membalikan sifat anaknya tersebut menghela nafas kasar, lalu melajukan kembali mobilnya menuju tempat kerjanya.

Emil menghentikan langkahnya tepat didepan seorang remaja lelaki yang kebetulan bertabrakan arah dengannya, tanpa menoleh kearah lelaki itu Emil melanjutkan kembali langkahnya dan memasuki ruang kelasnya

Hai ^^
Maaf ya masih awal udah ada konflik sengaja aku bikin buat mengulas tentang siapa itu Emil maksudnya tentang keluarganya dan kondisi keluarganya yang bisa dibilang Emil itu Broken Home gitulah

-stay tune ya and see you-

Beloved
Yuliam

I Never Give Up On You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang