P E N Y I S I P A N
(Bagian 2)
__________________-Diam itu emas, namun berbicara pada saat yang tepat adalah berlian-
------------------
Ini sudah sekitar tiga bulan selepas Darias mendapatkan pesan itu, dan juga ini baru empat hari setelah projeknya selesai, bahkan belum ditayangkan.
Dan hari ini masih sama seperti kemarin, para Vampir informasi masih sangat bersemangat mencari mangsa mereka. Terutama Darias, dia sedang menjadi posisi tertinggi untuk diserap informasinya, pasalnya baru kemarin dia menggegerkan media dengan pernyataan pensiun dini.
Semua orang yang tahu tentang Dariaspun merasa heran dengan hal yang dia lakukan, seorang yang sedang dalam puncak karirnya memutuskan pensiun dini.
Banyak orang mulai menduga-duga apa penyebab dari keputusannya tersebut, dari mulai masalah keluarga, ada perpecahan dengan PH, sakit atau bahkan sampai mengatakan dia bosan dalam dunia perfilman dan akan memasuki dunia politik.
Hell!
Tapi, tak satupun dari alasan itu yang dapat dikonfirmasi, karena orang yang sedang dicari di seluruh negeri kini sudah menapaki kakinya di San Fransisco, Amerika.
Sambil menarik kopernya keluar dari lobi bandara San Fransisco, dia menghirup nafas dalam-dalam.
Dilihatnya banyak orang yang sudah menunggu kedatangan orang yang mereka kenal, entah itu keluarga, teman, ataupun rekan bisnis.
Dariaspun begitu, dia juga memiliki seseorang yang menunggunya, tapi bukan keluarga ataupun kenalannya melainkan hanya seorang supir.
Dia tau wanita itu tak akan menjemputnya walau dia yang menyuruhnya ke sana.
Darias menatap sekeliling dan mencari plang namanya, dilihatnya seorang pria paruh baya dengan pakaian tepat seorang supir sedang memegang kertas bertuliskan 'My Darias aka Danta' jelas dia tau siapa yang menulis itu, yang pasti bukan supir itu.
Dia berjalan menghampiri pria itu yang--karena badanya cukup kecil--dibelakangi seorang gadis di sana.
Dia melihat pak supir itu berusaha untuk berjinjit agar bisa lebih terlihat, tapi tetap saja masih terhalang dengan gadis semampai itu.
Darias hanya terkekeh melihat usaha pria itu, lantas dia menghampiri pak supir tersebut, dia mengucapkan permisi pada gadis yang menghalangi pak supir itu.
Setelah pak supir itu melihat Darias, tak butuh waktu lama untuk pria itu memastikan bahwa orang yang ada di depannya sekarang adalah orang yang sedang ditunggunya.
Mereka kemudian langsung beranjak menuju mobil yang sudah siap untuk berangkat, tak lama mereka sudah bersiap untuk meninggalkan area bandara tersebut.
"Kita langsung ke rumah pak?" pak supir itu bertanya sembari melihat kaca spion.
"Tidak, kita ke tempatnya dulu, ada beberapa hal yang ingin kusampaikan padanya." Setelah Darias memberikan perintah, supir tersebut tak banyak bertanya lagi dan mulai melajukan mobilnya.
Sekitar 20 menit perjalanan dan mobil itu penuh dengan tawa dan cerita, itu semua karena Darias, dia selalu membuat suasana lebih menyenangkan.
Cerita-cerita aneh yang dilontarkan olehnya membuat sang supir kadang malu kadang juga tertawa lepas. Bagaimana tidak tertawa, cerita yang diajukan Darias benar-benar aneh, misalnya dia bercerita tentang orang buta yang bantu dia untuk menyebrang jalan.
Iya, Darias yang dibantu untuk menyebrang jalan oleh orang buta itu, anehnya Darias hanya membalas dengan terimakasih, kadang dunia itu terbalik.
Akhirnya mereka sampai pada sebuah bangunan, di sana banyak orang keluar masuk dan di sana juga merupakan tempat kerja wanita yang dimaksud Darias sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Tak Ada Esok
Любовные романыHarapan, cinta dan kasih sayang adalah suatu Adiktif terkuat untuk manusia. - Darias Nanta Praja Putus asa, benci, dan kecewa adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari manusia. - Sephyra Azahra Ketika optimis bertemu dengan skeptis dan perhatian bert...