Kamu - 1

11.9K 1K 20
                                    

Seorang wanita dengan perut yang sedikit membuncit duduk di salah satu kursi ruang tunggu sambil menangis menunggu kabar dari dokter mengenai kondisi suaminya yang kini terbaring dalam ruang ICU.

Terdengar langkah kaki beberapa orang yang berlari ke arahnya. Wanita itu mendongak dan melihat ibu mertuanya yang juga sedang menangis.

"Sssst, tenang sayang. Cerita sama bunda ada apa! Kenapa Digo bisa masuk rumah sakit? "

"Ta...tadi Prilly nemuin kakak pingsan di kamar mandi dengan hidung yang berdarah bun. Kakak kenapa? Padahal selama ini kakak sehat. " Ucap wanita yang di panggil Prilly itu.

Mendengar perkataan menantunya membuat Erma melihat ke arah suaminya yang juga melihat ke arahnya.

Mungkin ini sudah waktunya Prilly tau tentang penyakit yang di derita oleh Digo. Ujar Erma dalam hati.

"Kamu duduk dulu sayang. Kasian calon cucu bunda. Ada yang akan bunda sampaikan ke kamu, tapi bunda mohon setelah ini kamu harus kuat dan sabar demi bayi yang saat ini hidupnya masih bergantung sama kamu. " Erma menggenggam tangan menantunya erat sebelum menyampaikan kabar yang beberapa bulan lalu membuatnya harus di rawat beberapa hari di rumah sakit.

"Saat ini kondisi Digo sedang tidak baik-baik saja, nak. Digo... Digo..." Erma mengambil nafas terlebih dulu sebelum menyampaikan kabar buruk itu pada Prilly "Digo mengidap kangker darah atau leukimia stadium akhir dan kemungkinan hidupnya juga kecil. " Sungguh kenyataan bahwa salah satu putranya mengidap penyakit berbahaya seperti ini, sangat menyakitkan untuk Erma.

Prilly merasakan seolah dunia ini runtuh menimpanya. Sesak dan sakit mendengar kenyataan pahit ini. Suaminya, ayah dari janin yang saat ini di kandungnya memiliki kesempatan hidup yang sangat kecil. Lalu bagaimana nasib dia dan juga anaknya? Dia tak mungkin bertahan tanpa lelaki yang di cintainya itu. Satu tetes kristal bening mengalir dari mata hazelnya.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian Erma dan Prilly dari lamunan mereka. Ali keluar dengan tampang kusut dan kelihatan lelah.

"Gimana kakakmu bang? " Tanya Erma saat Ali membuka masker yang dia pakai.

"Kakak kritis bun. Benturan yang di akibatkan saat kakak terjatuh membuat kondisinya yang lemah kini makin parah. " Jawab Ali dengan nada lirih. Kenyataan yang sangat menyakitkan untuknya melihat orang yang selama ini selalu ada untuknya, selalu berkorban apa saja asal Ali bisa mendapatkan apa yang dia mau.

Untuk Ali, Digo bukan hanya sosok kakak namun juga super hero karna tanpa meminta atau mengatakan apa yang dia mau, Digo selalu memberikannya. Dulu ketika mereka masih kecil, Ferry dan Erma mengajak ke duanya liburan di villa milik keluarganya. Di sana ada pohon mangga yang buahnya sangat manis, Ali sangat menginginkan mangga itu tapi dia tak berani meminta. Digo yang melihat Ali terus memperhatikan pohon mangga dan melihat salah satu mangga yang sudah matang, berinisiatif memanjat pohon itu dan memberikan mangganya pada Ali. Digo rela di gigit semut dan di marahi Erma hanya demi Ali, adik yang begitu dia sayangi. Ali yang melihat Digo saat itu hanya bisa menangis, karna menurutnya Digi di gigit semut dan di marahi bunda'nya gara-gara dia.

"Maafin abang gak bisa bantuin kakak bun. " Ali terisak dalam pelukan Erma. Dia merasa gagal karna tak bisa membantu banyak untuk Digo.

"Ini bukan salah abang. Ini semua sudah di takdirkan Allah dalam jalan hidup kakak. Abang gak boleh nyalahin diri abang. Bunda yakin Allah gak akan memberikan suatu ujian di luar batas kemampuan kita sebagai hamba-Nya. " Ujar Erma menenangkan Putra bungsunya.

"Maaf dok, pasien sadar. " Salah satu perawat datang menghampiri Ali, Erma dan Prilly dalam rangkulan Ferry yang diam dengan pandangan kosong, namun tersadar saat mendengar suara perawat yang memberikan kabar baik itu.

Kamu (COMPLETED) (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang