Hari ini

128 4 3
                                    

Hijau

Entahlah, apakah yang ku lakukan ini salah?
Sore hari yang dingin, setelah siang hari yang panas. Akhirnya awan mendung itu mencurahkan apa yang memenuhinya. Air hujan yang semakin lama semakin deras, seperti air mata yang tak terbendung lagi. Oh, bukan itu maksudku. Aku bukanlah awan gelap untuk saat ini. Aku tidak sedih apalagi menangis. Aku senang, merasa lebih baik seperti ini. Berada dalam kesunyian, menyimpan perasaan ini, dalam diam. Walau kini telah gagal setelah berhasil cukup lama. Terkadang, aku berpura pura tak peduli kepada perasaanku sendiri. Bahkan terkadang aku memilih untuk menghilangkannya, tetapi itu tidak pernah berhasil.

             Hujan belum juga berhenti, diiringi kilat dan petir yang bersautan. Saat ini yang aku memilih untuk berbaring menatap langit langit ruangan. Origami hijau yang dibentuk menjadi burung, menggantung diatasku. Angin yang tertiup masuk melalui jendela terkadang mengayunkan benang putih yang diikat disatu sisi.

           Mataku berkedip sesekali dengan senyum karena memikirkan beberapa hal. Beberapa hal konyol yang aku telah lakukan akhir akhir ini dengan nekad. Ya, nekad. Terkadang aku tak tahu apa maksud dari apa yang aku lakukan itu.

           Dalam diam adalah caraku dan cara banyak orang yang tak tahu lagi harus apa. Orang yang terlambat untuk menjadi yang pertama atau mengira tidak memiliki harapan untuk sekdar dilirik keberadaannya. Mungkin, cara yang lebih tepatnya bisa disebut, dalam do'a.

         "Ifa, heh udahan si mikirin 'dia' nya. Belajar deh mendingan- eh, jangan deh, jajan yuk?" Kira membuyarkan lamunanku. Aku melihat ke arahnya dan tersenyum lebar. Dia adalah Kira. Teman senasib seperjuangan, tapi untungnya bukan pada orang yang sama. Kami adalah beberapa dari banyak orang disana yang mengira menyimpan rasa dalam diam itu adalah yang terbaik. Apa benar ini yang terbaik? Akupun tidak tahu pasti.
         "Hehe, ya ya ya. -eh. Aku ga mikirin dia ya." Aku berbohong tetap dengan senyum lebarku yang dibalas Kira yang menjulurkan lidah mengetahui kebohonganku.

Hijau

Aku bingung pada orang yang merasa 'lelah menunggu' .  Aku tidak. Ya, itu mereka. Mungkin mereka menyukai dengan rasa ingin memiliki. Sedangkan aku? Aku ingin membuatnya tersenyum.  Ini hanyalah urusanku, dan perasaanku, juga Allah yang mengurusi takdir.
Aku selalu mengusir rasa sakit hati, karena bukan itulah yang sebenarnya. Karena bahkan aku hanyalah makhluk luar angkasa yang kau ragukan keberadaannya.

I'm the alien you don't care aboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang