Park Jimin

212 18 0
                                    

"Aku tidak membutuhkanmu, pergi! Pergi dari hidupku pria bodoh! Aku membencimu!" Teriakku kesal bercambur sedih, aku melemparkan semua barang yang aku lihat ke arahnya

Dia, masih terpaku disana melihatku yang sudah seperti orang gila ini. Dia, Park Jimin yang katanya adalah kekasihku tapi hari ini dia mengaku bahwa dia tidak memiliki kekasih, dan hanya menganggapku sebagai seorang penggemar.

Aku mengambil pecahan gelas dan mendekatkan pada leherku, aku sudah lelah. Jika dia tidak pergi aku akan mengakhiri hidupku di depan matanya

"Aku sudah lelah, sekarang jika kau tidak pergi juga aku akan membunuh diriku di depan matamu" ucapku

Dia perlahan lahan maju, dan masih menatapku sedih

"Aku mohon jangan lakukan hal bodoh (y/n), aku mohon" ucapnya

Aku tidak mempedulikannya, pecahan gelas ini semakin dekat dengan tenggorokkanku. Dia menginkan aku mati rupanya

"Tidak! Tidak.. Jangan lakukan itu, iya iya aku pergi aku keluar tapi aku mohon buang pecahan itu" ucapnya dia keluar dari apartmentku dengan kecepatan lambat, dia masih memperhatikanku

Aku membuang pecahan gelas itu ketika dia sudah pergi dan kembali menangis. Sudah dua tahun hubungan kami, dan aku selalu diam, aku melihat semua orang bebas mengunggah foto bersamanya, bebas mengatakan hal hal manis tentangnya. Sedangkan aku? Aku kekasih sah dari anggota bts itu tidak pernah bisa melakukan itu, dia melarangku habis - habisan. Aku muak, tapi aku sangat mencintainya melebihi diriku sendiri, tapi dia tidak pernah mengerti bahwa aku juga ingin memberitahu dunia bahwa dia milikku.

------------

Aku terbangun, kepalaku terasa sangat berat dan aku baru sadar ternyata aku tertidur di lantai ruang tamu, saksi bisu kekesalanku semalam. Aku bangkit dan mulai membereskan tempat ini, ah kepalaku sakit sekali aku rasa hari ini aku akan bolos kuliah dan tidak akan keluar apartment, aku juga akan mengganti password apartmentku agar pria itu tidak bisa lagi kesini tanpa seizinku.

Semuanya sudah beres, aku sudah mengganti password apartmentku dan sudah membersihkan sia sia kekacauan yang aku buat. Aku mengecek ponselku dan banyak notif dari pria itu

Jimin: selamat pagi, jangan marah. Aku minta maaf sungguh aku sangat menyesal
Jimin: jangan lakukan hal bodoh
Jimin: aku mencintaimu
Jimin: sayang, aku kesana ya
Jimin: sayang, aku tidak jadi kesana. Aku takut kamu menyakiti dirimu lagi
Jimin: jangan marah, aku akan melakukan apapun agar kau memaafkanku
Jimin: jangan tinggalkan aku ya, aku membutuhkanmu
Jimin: aku bisa gila jika kau kenapa napa

Sudah cukup, aku mematikan ponselku. Jika aku membaca semua pesannya adanya aku menangis lagi. Aku meletakan ponselku di atas meja dan aku masuk ke dalam kamarku lalu tidur.

Sial, siapa sih yang bertamu di saat - saat seperti ini?

Dengan malas aku membuka pintu dan ternyata

"Jin oppa? Ada apa kemari?" Tanyaku

"Apa kau baik baik saja?" Tanyanya

Ternyata dia tidak sendirian, ada Namja jahat itu di belakangnya

"Ayo Oppa masuk" ucapku yang mempersilahkan Jin oppa masuk, namun mencegah Jimin untuk masuk

"Lebih baik kau pulang saja" ucapku dingin

Dia menatapku sedih

"Kenapa kau usir dia? Biarkan dia masuk, kalau dia macam macam aku yang tanggung jawab" ucap Jin oppa

Lalu aku menbiarkan dia masuk dan kami bertiga duduk di sofa

"Apa kau baik baik saja? Wajahmu pucat" tanya Jin oppa

BTS IMAGINE (BANGTAN BOYS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang