4. IF YOU KNOW WHAT I MEAN

283 31 0
                                    

Lee Dongmin memang bodoh. Tapi bukan berarti dia tidak peka

***

"Nara-ya!"

Nara berjalan cepat. Memilih mengabaikan panggilan 3 oktaf sahabat 18 tahunnya menjalani hidup, Lee Dongmin. Sekalipun pengaruh yang ditimbulkan berupa atensi penjuru kantin yang terfokus pada mereka.

"Lee Dongmin bodoh," umpat Nara pelan. Tungkainya masih berjalan melewati beberapa meja makan yang tersusun di kantin. Mungkin sekitar dua meja lagi pintu kantin sudah ada di hadapan.

"Kau mau kemana?" pupus sudah harapan Nara lari dari sosok Dongmin. Rupanya pemuda itu mengambil jalan samping dan dengan kakinya yang lebih panjang dari Nara —sekedar info, tinggi Dongmin 184 cm dan itu 21 cm diatas tinggi Nara —membuatnya dengan mudah mengambil langkah besar mendahului gadis bersurai legam tersebut.

"MENYINGKIRLAH.TUAN.LEE" Nara mengatupkan giginya rapat-rapat. Tanda dia sedang benar-benar dalam keadaan emosional.

"TIDAK BISA. KAU. IKUT AKU." Dongmin membalas sengit dan menarik tangan Nara. Menyeretnya pergi menjauhi kantin yang dipenuhi lirikan penasaran anak-anak karena 'tontonan' barusan.

Langka—bahkan sangat—jika Dongmin dan Nara yang dikenal bak perangko dan amplop yang super lengket ini bertengkar. Saking lengketnya banyak yang mengira mereka adalah sepasang kekasih.

"Mereka kenapa?"

***

Dongmin menyeret Nara ke atap sekolah, tempat mereka sering menhabiskan waktu istirahat bersama.

"Bisa tidak kamu lepaskan tanganku sekarang? Kita sudah sampai, bukan?" tanya Nara sarkastik.

Dongmin melepas tangan Nara dari genggamannya, "Maaf,"

"Untuk?" Nara menyerit bingung.

"menarikmu paksa," jawab Dongmin.

Nara membuang muka dan berdecih, "Lalu kamu mau apa?"

Dongmin menghela napas, "Kamu tahu apa yang kutemukan saat meminjam catatanmu untuk kusalin karena lupa mengerjakan tugas rumah trigonometri?"

"Yang benar saja. Langsung ke intinya, tuan Lee. Jangan berbelit-belit." Nara memutar bola matanya jengah.

"Kamu tentu tahu aku tipe orang yang suka berbasa-basi sebelum memulai percakapan. Jadi dengarkan saja," balas Dongmin. "Apa maksud tulisan—maksudku coretanmu itu!? Jangan membuatku pusing. Kau tidak perlu meledek kapasitas otakku yang kesulitan mencerna maksud tulisanmu, nona Kim."

"Tidak tahu. Dan takkan kujelaskan. Bukannya itu sudah sangat jelas?" Nara balas bertanya.

"Aku tahu. Hanya saja.." perkataan Dongmin segera diralat Nara.

"Jangan berpura-pura bodoh dan bersikap bingung! Kamu tentu sudah tahu!"

"Nara-ya.." nada Dongmin melembut, "Aku benar-benar tidak paham"

"Apa kamu tidak peka? Terserah apa maumu. Aku pergi!" Nara berbalik dan meninggalkan atap sekolah. Menyisakan Dongmin yang masih menampakkan mimik gagal paham.

Ya. Lee Dongmin memang bodoh. Tapi bukan berarti dia tidak peka. Hanya saja dia masih tidak percaya dengan kenyataan dan fakta yang ia temukan di buku Nara. Dongmin takut itu hanya khayalannya saja karena terlalu berharap pada sahabat sehidup sematinya (baca: Nara). Hal yang ditulis Nara, nyaris-membuat-jantungnya-copot:

'Aku menyukai sahabat 18 tahunku menjalani hidup, tuan Lee.'

END.

Pasti beberapa dari kalian pada ngira bakalan ada adegan iykwim yang itu kan? AHAHAH byuntae_-

Hehe, maaf ya ff kali ini pendek soalnya author sekarang lagi disibukkan dengan tryout, uts, dan lain lain. Biasa anak kelas 9 mah wqwqwq.

Mungkin ada beberapa reader yang bingung kenapa disini Eunwoo pakai nama Dongmin, karena ff ini bener-bener author khususkan school life dan nama asli Eunwoo dirasa lebih cocok ketimbang nama panggungnya. Dan karena itu juga umur Eunwoo dibikin 18 tahun. Biar feelnya makin dapet *eaa..*

Thanks buat kalian yang udah menyempatkan diri untuk membaca. Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian di komen.

Sampai berjumpa di ff selanjutnya><

naminhardshipper

Cha Eunwoo One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang