14. HE IS MINE

364 27 2
                                    

"Yang boleh mengganggunya hanya Kim Nara. Dan jangan ada yang membantah."

***

Kim Nara, cewek yang terkenal cantik, pintar, dan punya segudang bakat. Satu-satunya hal yang membuatnya ditakuti dan disegani adalah sikapnya yang bar-bar dan mudah marah. Karena itu, tidak ada seorangpun cewek yang berani menantangnya dan tidak ada seorang cowok pun yang berani menggoda atau mengganggunya.

Nara yang tengah berjalan di area kantin mendengar suara keributan dari arah pintu masuk. Ia pun memutuskan mengikuti arah keributan tersebut.

"Ups.. Maaf, Dongmin. Baju lo jadi basah. Haha..!!"

"Dasar babu. Haha..!!"

"Dih kok diem sih, kek banci aja. Haha.. dasar sampah!"

Terus terang Nara benci mendengar ejekan mereka meski itu di sematkan bukan padanya. Tidak tahan, Nara berteriak menginterupsi suasana. "Diam!" tegasnya. Matanya sarat akan kilatan amarah. Ia mengampiri Dongmin, mendorong bahunya kuat ke arah pintu kantin, keluar. "Ayo ikut gue. Kalian, jangan ganggu dia lagi. Mulai sekarang, yang boleh mengganggunya hanya Kim Nara. Dan jangan ada yang membantah."

Otomatis Nara menjadi buah perbincangan satu sekolahan.

***

Nara tengah berjalan pulang ke komplek rumahnya. Di sampingnya seorang cowok bernama Lee Dongmin berjalan beriringan.

Iya. Dongmin yang tadi Nara selamatkan.

Mereka dalam perjalanan pulang karena ternyata rumah mereka sekomplek. Itupun Nara yang mengajak setelah sebelumnya Nara bertanya rumah Dongmin sepulang sekolah tadi. Nara hanya merasa kasihan, kalau-kalau Dongmin diganggu lagi.

"Yang tadi itu sengaja," Nara membuka obrolan setelah lama mereka terdiam. "Kalo lo gak dianggap jadi kacung gue, lo bakalan terus mereka bully. Gue gak suka cowok―yang kelihatannya―baik-baik kayak lo ditindas gitu. Inget, ya, lo tuh cowok. Jangan diam aja waktu cewek-cewek itu ngebully. Tapi gue rasa.. lo kayaknya gak bisa ngelindungin diri, deh. Jadi biar lo tetap selamat, lo pura-pura jadi kacung gue aja. Entar kalo mereka gak ada gue perlakuin lo kayak temen, kok'. Oke?"

Dongmin tersenyum dan refleks mengangguk. Walau bagaimanapun ini kali pertama ia menemukan cewek baik yang pemberani seperti Nara. Apalagi Nara berniat menyelamatkannya. Dan entah kenapa jantungnya tiba-tiba memompa dengan cepat. "Terimakasih. Namaku Lee Dongmin. Siapa namamu?"

"Lo kalo ngomong emang sopan gitu, ya? Oke gapapa. Gue Nara. Kim Nara."

"Oh, aku sudah sampai. Terimakasih lagi. Kim Nara."

"Sama-sama. Heol. Rumah lo sedikit lebih gede dari rumah gue, ya! Tapi sih' Cuma sedikit. Hehe.." Nara nyengir. "Dah, Dongmin!"

***

Sudah seminggu lebih status Dongmin adalah kacung Nara di sekolah. Hubungan mereka kini bisa terbilang akrab di luar sekolah―lebih tepatnya saat perjalanan pulang-pergi ke sekolah dengan bis dan sedikit jalan kaki dari halte.

Kali ini mereka memutuskan untuk pergi ke taman komplek yang baru dibangun. Sekedar informasi, Dongmin dan Nara sama-sama anak dari keluarga berada. Tapi mereka sama-sama tidak ingin mengumbar kekayaan. Yah, kurang-lebih sama-sama dermawan.

"Dongmin-ie, pengen, deh main ke rumah lo. Boleh gak, abis kita dari taman ini langsung mampir?"

"Boleh. Ayo, sekarang aja." Ajak Dongmin.

***

"Appa dan eomma ku sedang ada urusan bisnis dan baru bisa pulang sekitar 3 hari lagi. Jadi hanya ada pembantu disini. Ayo ke kamarku. Disana mungkin terasa lebih menyenangkan ketimbang menungguku mandi di ruang tamu." Dongmin membawa Nara ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Cha Eunwoo One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang