3. I know

35 11 2
                                    

Gebby dan Azka berjalan memasuki kelas-kelas. Mereka mulai memperkenalkan KIR atau Karyan Ilmiah Remaja pada adik adik kelas. Bel berbunyi, mereka menyudahi perkenalannya.
Gebby dan Azka berpisah di koridor memasuki kelas mereka masing-masing. Di dalam kelas Azka tengah sibuk dengan selebaran yang berisi daftar anak yang akan mengikuti ekskul ini.
Ekskul KIR merupakan ekskul paling eksis kedua setelah Paduan Suara, ekskul ini bukan ekskul hanya melakukan percobaan saja, namun ekskul ini memiliki ciri khas di bidang seni oleh sebab itu ekskul ini diminati banyak orang.

Hujan rintik-rintik mengguyur, terdengar suara seng yang berbunyi karena air yang terjatuh dari langit. Banyak siswa berlarian seperti kupu-kupu yang berterbangan. Rizka hanya terdiam di pelataran depan kelasnya, memperhatikan tiap tetes air hujan yang jatuh. Ia tidak menyadari ponselnya sedari tadi bergetar di dalam sakunya. Mama menelefon.

"Rizka, maaf nak mama tidak bisa jemput kamu hari ini, mama ada urusan penting" kata seorang wanita dengan nada tersendat-sendat. Belum sempat Rizka menjawab mama sudah mematikan ponselnya terlebih dahulu.

Kini Rizka hanya berdiri menatap hujan, ia tak tahu bagaimana ia harus pulang. Uang sakunya habis karena jajan sedari tadi, kini ia hanya bisa berharap sesorang datang mengantarnya pulang. Sambil memejamkan mata ia merasakan sejuknya hawa siang ini.

"Ngapain berdiri disini? Nggak pulang?" tanya seseorang yang misterius

"Kamu siapa?" tanya Rizka pada orang tersebut, ia memperhatikan orang itu lamat-lamat dan kini matanya tertuju pada bet yang berada di sisi kanannya. Kelas XI. Dia senior
Menyadari hal itu Rizka langsung menunduk.

"Kenapa lo nunduk?" tanyanya lagi

"Ahh.. Anu tak apa" jawab Rizka dengan gagap

"Mau pulang bareng?" ajak orang itu

"Emm.. Tapi tapi.."

"Sudahlah gua udah tau kalau lo.mau pulang kan?" kata orang itu menebak-nebak

"Eng .. gak usah kak, aku bisa pulang sendiri" jawab Rizka gemetaran

"Yaudah gua pulang dulu ya, oh iya ati-ati biasanya disini banyak pedofil" kata orang itu sambil melangkahkan kaki meninggalkan Rizka sendiri.
Mendengar hal itu tubuh Rizka semakin gemetaran dibuatnya, imajinasinya semakin liar. Ia menggigit jari ngeri membayangkan hal itu dan orang itu sudah jauh meninggalkannya.

Rizka memutuskan untuk mengejar orang itu, betapa sialnya di tengah hujan ia terjatuh dan kakinya terluka, ia tak sanggup lagi mengejarnya dan orang itu tidak peduli sama sekali.

Malang nasib Rizka kini ia terduduk sendiri dibawah hujan yang makin deras, bahkan ia dapat merasakan bajunya mulai basah dan darahnya mengalir karena air hujan, di tengah hujan yang deras ini terdengar suara rema mobil yang sudah terparkir rapi di depannya. Rizka hanya melongo melihatnya, lalu keluarlah seorang lelaki dari mobil itu. Rizka tidak dapat melihat jelas siapa lelaki itu karena pandangannya semakin buram dan gelap.

You're so coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang