5. Now i found you

22 8 2
                                    

"Gua berani taruhan kalau tuh cewek bakal ngejar gua" batin Danu. Iyap tebakannya benar, cewek itu tengah berusaha mengejarnya namun sayangnya ia terjatuh dan terluka. Akibat lukanya itu ia tak mampu lagi mengejar Danu.

Mengetahui hal itu hanya bersikap acuh tak acuh. Dirasa hujan semakin deras, kini ia mulai berlari menuju mobilnya. Saat hendak meninggalkan sekolah ia teringat pada cewek tadi.

"Oh god, what's wrong with me?" kata Danu sambil memutar balikkan arah kembali ke sekolah. Danu datang di saat yang tepat, saat keluar dari mobil ia melihat cewek itu hampir pingsan. Dengan cekatan Danu menggendong cewek itu dan membawanya ke rumah sakit.
Cewek itu langsung di tangani dokter, Danu berdoa semoga cewek tersebut tidak kenapa - kenapa.

1 jam berlalu, matahari mulai tenggelam, hari mulai gelap. Danu memutuskan untuk pulang, selama perjalanan pulang Danu terus menerus memikirkan cewek tadi dan hampir menabrak pengendara sepedah motor yang tengah melaju di depannya. Menyadari hal itu Danu langsung memarkirkan mobilnya ke bilik jalan. Danu mengacak - acak rambutnya tanda ia mulai frustasi gara-gara cewek tadi.

Malam pun tiba, lampu-lampu di pinggir jalan mulai menyala terang. Kini kota Sidoarjo nampak indah dan cantik, perlahan amarahnya meredam dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah.

Mama menyambutnya dengan pelukan hangat.

"Kemana aja kamu nak, mama khawatir sekali" kata mama sambil memegang tangan Danu

"Tadi habis nganter temen ke rumah sakit ma. Mama nggak usah khawatir kan Danu udah gede ma" kata Danu sambil menunjukkan kejantanannya di depan mama sontak mama langsung tersenyum

"Iya anak mama udah gede" kata mama sambil mengelus pipi Danu
"Yaudah sekarang kamu mandi, terus makan ya. Mama udah siapin makanan kesukaan kamu"

"Siap ma" kata Danu dengan posisi hormat

Kini suapan terakhir akhirnya masuk ke mulutnya.

"Rizka Azelina F" gumam Danu.
Saat Danu menyelamatkan cewek tadi ia sempat membaca name tag yang menempel pada seragamnya.

────────────────────

Keesokan harinya, matahari menyambut dengan sinar lembutnya. Burung pipit berkicau bagai simphoni dalam lagu. Mama mencoba membangunkan Rizka namun dia susah berpisah dengan kasur. Karena dia dan kasur adalah cinta sejati. Dengan sangat terpaksa Rizka bangun dan bersiap pergi ke sekolah. Kini dia sudah terduduk di meja makan, namun kesadarannya belum kembali seutuhnya.

"Sayang ayo cepat sarapan, nanti telat loh" kata mama sambil menepuk pundakku. Reflek Rizka mengangkat kepalanya yang sempat tertidur di atas meja makan, dia memperhatikan sekitar dan melanjutkan sarapannya.

Rizka berpamitan serta mencium tangan mamanya. Kang Asep sudah siap untuk mengantar Rizka ke sekolah. Jalanan mulai padat merayap, rasa bosan mulai merasukinya, dia hanya meletakkan kepalanya pada jendela mobil.

Tanpa sengaja ia melihat sosok yang familiar, Rizka membulatkan matanya dan mencoba mengingat - ingat lelaki tersebut. Saat kendaraan mulai bergerak lagi lelaki itu tersenyum padanya, ia tak mengerti mengapa lelaki itu tersenyum padanya, "kalau di lihat dari seragamnya sepertinya dia satu sekolah sama gue" batin Rizka. Rizka mulai menebak nebak lelaki itu yang menyelamatkannya. Setibanya di sekolah Rizka mencari sosok lelaki itu, di tengah - tengah kesibukannya tanpa di sadari Rizka telah menabrak seorang lelaki dan membuat minuman lelaki itu tumpah mengenai seragamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're so coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang