Ify terbangun akibat suara dering telepon dari ponselnya.
"Halo, siapa?"
"Rio. Fy, ke balkon sekarang,"
Ify kaget, ia langsung menuju balkon dengan ponsel yang masih menempel di telinga. Matanya terbelalak kaget melihat Rio yang sedang melambaikan tangannya.
"Ngapain lo di rumah gue? Dan kenapa lo bisa tau rumah gue?" ucap Ify pada Rio ditelepon yang masih aktif.
"Bakal gue jelasin. Sekarang lo turunin rambut Rapunzel lo, biar gue bisa naik."
"Heh, lo pikir gue apa? Udah pulang sana,"
"Nggak mau, jauh-jauh kesini yakali gue pulang tanpa hasil. Turunin rambut lo, atau nggak gue bakal teriak. Gue hitung sampai tiga,"
"Satu.."
Ify menggeram kesal, ia melihat Rio di bawah sana yang menaik turunkan alisnya.
"Dua.."
Ify menghentak kakinya kesal, lalu mematikan ponselnya dan menurunkan rambut panjang nya ke arah Rio yang berada di bawah balkon.
Rio memasukkan ponselnya ke saku celana, ia mulai menaiki rambut Ify dengan hati-hati, dirinya tidak mau menyakiti Ify.
"Ngapain sih lo kesini? Nggak punya jam dirumah?" tanya Ify kesal seraya menarik rambut nya menuju atas. Rio melirik arloji hitamnya, pukul 01.20 pagi, pemuda itu terkekeh lalu bersandar pada besi penghalang balkon.
"Gue kangen sama lo," Ify melirik Rio lalu menggampar pipi pemuda itu.
"Sakit, Fy. Kok gue digampar sih," Rio mengelus pipinya dengan wajah sok imut.
"Maaf Pak Rio, saya hanya rekan kerja anda. Dan tidak seharusnya anda mengusik hidup pribadi saya seperti ini,"
"Gue nggak bisa tidur gara-gara mikirin lo. Gue sampai rela nelepon Zevana tengah malam buat tau alamat lo dan nanya kamar lo yang mana. Oke ini emang terlalu cepat, tapi gue adalah Rio, gue bukan tipe orang yang suka memendam sesuatu apalagi soal perasaan." ucap Rio dengan wajah yang cukup serius. Ify menggelengkan kepalanya pelan. "Dan lo adalah Rio, tipe pecinta wanita. Semua wanita diperlakukan spesial." sahut Ify, Rio terkekeh pelan, ia menarik Ify ke pelukannya membuat Ify kaget.
"Cuma lo," bisiknya pelan, Ify yang meronta-ronta dalam pelukan Rio terdiam seketika, ia membiarkan Rio memeluknya.
'Pelukan ternyaman seorang lelaki setelah Ayah dan kakek gue. Gue jadi kangen ayah,"
"Fy, mau jadi istri gue?" Ify langsung melepas pelukan Rio, menatapnya tak berkedip, "Apasih, baru kenal sehari udah main ngelamar aja. Mending lo pulang sana, gue mau tidur." Ify mendorong Rio pelan, Rio memegang tangan Ify untuk menghentikan aksi wanita itu mendorong dirinya. "Satu hari nggak jadi masalah selagi hati gue jatuh Cinta nya sama lo," lagi-lagi Ify menampar pipi Rio keras, "Makan tuh Cinta," Ify mengatur rambutnya yang berada di lantai lalu membawanya masuk ke kamar dan menutup pintu balkon.
"Yah, Fy, habis digampar kok gue ditinggal sih," Rio mengelus pipinya yang terasa sakit.
Baru kenal satu hari, tapi salah nggak kalau rasa ini udah ada buat lo?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ify The Rapunzel (SELESAI)
DiversosWanita cantik bernama Ify dengan memiliki rambut layaknya Rapunzel. Apakah kehidupan juga kisah cintanya akan seperti Rapunzel? #4 rapunzel (01/06/18) #2 rapunzel (7/