Terakhir aku menyebut namamu, aku kira kau telah pergi, meninggalakan jejak di hati.
Terakhir pula aku tersenyum untukmu, menatap kilaunya bintang dihatimu, tapi sayang itu bukan untukku.
Harap harap cemas, ku mulai melangkah mundur, meninggalkan kilaunya bintang.
Hingga ku terjatuh jauh di dalam kegelapan. Tanpa ada sepercik cahaya pun.Suatu ketika ku lihat cahaya bulan, ia tersenyum dibalik gelapnya malam, ya ia tersenyum padaku, aku yakin itu.....
Tapi....
Ketika aku mendekat, cahayanya mulai memudar, dan ketika aku diam memaku, justru ia semakin terang.Binggung aku...
Apa maksudnya ia menyinari gelapku, tapi tak mau tuk kudekati, seakan ia menjaga jarak denganku.Mungkin ia ingin aku berbenah dulu, mungkin ialah yang selalu menyelipkan namaku dalam doanya, dan ku tak tau lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The silence Heart,
PuisiKesetiaan, keheningan, kesunyian, kebahagiaan, melebur menjadi satu. Berpadu dalam janji setia yang akan selalu ditepati. Sebuah penghargaan terhadap kehidupan yang penuh liku. Menabur kecerian cinta, cinta yang tak pernah padam, cinta yang memberi...