SATU-"Darrel?"

327 24 4
                                    

Panas terik cukup membakar kulit siapa pun yang terkena sinar sang surya. Siang yang tak pernah mati, selalu penuh diisi orang-orang sibuk di Kota Kembang. Tuhan selalu berikan hari cerah walau hujan turun, tetap saja manusia di muka bumi masih tak mau bersyukur.

Gladys bersyukur hari ini tak hujan.

Perempuan cantik berponi itu dengan semangat berlari kecil mencapai lapangan tempatnya berlatih. Tak pernah tak semangat perempuan itu, selalu menantikan hari-hari latihan basketnya. Tak lain tak bukan, ia rindu teman-temannya yang hanya dapat bertemu 2 kali dalam seminggu. Itu pun jika mereka lengkap berlatih setiap hari Jumat dan Sabtu. Jika Jumat cerah, harinya akan selalu baik. Walau hujan, Gladys akan tetap menuju lapangan. Siapa tau hujannya berhenti. Pikirnya, kalau hujan turun di hari Jumat.

Ia segera melengkungkan bibirnya saat melihat teman-temannya. Bahagia. Itu yang selalu ia rasakan saat bertemu mereka, walau tiap minggu seperti itu.

Manik matanya menatapi satu persatu teman-teman yang memanggilnya, tak lupa dengan senyumnya. Tapi saat ia meneliti, dimana teman-teman sebayanya?

"Della!" panggil Gladys kepada salah satu adik kelasnya yang juga berlatih pada klub yang sama, disini.

"Iya Kak Gladys?" jawab perempuan berkacamata itu. "Kok temen-temen aku yang cewe pada engga ada?"

"Oh, katanya sih pada telat, Kak," balasnya sambil mengacungkan cari telunjuknya sejajar dengan kepala. "Kalau yang cowo?" tanya Gladys lagi.

"Kan nanti malem mereka tanding, jadi istirahat buat nanti."
"Lah mereka hari ini main? Bukannya besok, ya?"

"Hari ini, Kak,"

"Oalah oke deh, makasih ya hehe." Della tersenyum, seraya mengacungkan jempol kepada kakak kelasnya itu.

Latihan hari ini lebih di dominasi oleh anak-anak kelas 1 dan 2 SMP. Gladys hanyalah satu-satunya perempuan yang kelas 3. Teman-temannya bukan telat, tetapi mereka malah tidak latihan. Alasannya simpan tenaga buat menonton pertandingan tim cowo klubnya, agar tidak mengantuk di gor.

Hatinya tetap senang. Siapapun yang latihan, ia rasa semuanya satu tim dengannya. Gladys selalu bahagia. Ia tak pernah berhenti menyunggingkan senyum cantiknya pada siapapun. Walau ia tak kenal.

Seusai latihan, ia melihat salah satu laki-laki yang ternyata ikut berlatih juga sedari tadi. Gladys tak menyadari bahwa ada yang belum ia kenal.

"Kak, itu siapa? Kok kayanya aku baru liat, ya?" tanya Gladys kepada Kak Azhar.

"Oh, itu Darrel. Anak SMP Taruna Bangsa. Seangkatan kamu, engga tau emang?"

"Kalau tau ngapain Gladys tanya, Kak." Azhar hanya tertawa kecil.

"Loh, kalau seangkatan, kenapa dia latihan?" tanya Gladys lagi.

"Lah emang engga boleh, Dys?"

"Bukannya entar malem tanding, ya?"

"Dia engga ikut, umurnya lewat 5 hari hahaha."

Gladys membulatkan bibirnya seperti huruf o.

***

Gladys memperhatikan laki-laki yang kata Kak Azhar namanya Darrel. Ia melihat Darrel tak banyak bicara, cuek dengan sekitarnya. Terkesan dingin.

"Darrel?"

Panggil Gladys yang muncul dari arah punggung Darrel. "Apa?"

Tiis banget mukanya...

"Engga," ucap Gladys yang bingung ingin membalas apa. Ia pun sebenarnya tak ada niatan menyapa Darrel. Hanya penasaran.

Darrel hanya menaikkan alisnya sebelah. Bingung dengan Gladys yang memanggilnya namun tak jadi berkata apa-apa.

Gladys nyengir, lalu berbalik menuju tasnya. Bersiap pulang karena maghrib sudah tiba.

Darrel melanjutkan mendribble bola basket yang sedari tadi ia mainkan sendiri.

***

Hallo! Ini first timenya ak nulis di wattpad ya. Drdl cm baca2 doang.. hehe. Sbnrny dl ada,cm ak unpublish lg. N i need ur support,readers!

Vomments n i'll b love😚

-F

GladysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang