DUA-"Gladys!"

144 15 0
                                    

Hari Sabtu. Hari kedua latihan dalam satu minggu. Hujan maupun cerah tak jadi masalah saat berlatih, karena setiap hari Sabtu klub mereka memiliki jadwal di gor. Tak ada alasan 'hujan' untuk tidak latihan petang ini.

Gladys menalikan tali sepatunya yang berwarna pink. Warna kaos kakinya serasi dengan sepatu Hyperdunk milik perempuan itu. Jersey basketnya yang bernomor punggung 7 berwarna putih, sepadan dengan kulitnya.

Tentu saja, moodnya baik. Sangat baik. Selalu senyuman terbaiknya yang ia tampilkan setiap kali bertemu teman-teman klubnya itu. Gladys rasa, merekalah rumah keduanya. Bukan sekolah.

Latihan kali ini lebih dari 30 orang. Sebenarnya, latihan hari Sabtu lebih diperuntukan pada tim senior dan tim putra. Gladys pun yang paling muda diantara tim putri yang lain. Selain karena ia ingin menambah skilnya, Gladys pun termasuk dalam tim inti klubnya. Ia sangat bisa mengimbangi permainan timnya walaupun rata-rata mereka sudah SMA juga kuliah.

Latihan hari ini lebih didominasi pada game. Klubnya masih mempersiapkan tim untuk bermain pada pertandingan selanjutnya. Tim putrinya pun sama, dan tim Gladys pun lengkap 15 orang ada di lapangan ini.

Gladys seorang playmaker juga shooter. Tapi pada timnya ini, ia seorang playmaker tunggal. Ia biasa berduet di lapangan dengan Natasya. Dua sejoli saat di lapang. Banyak yang bilang 'si kembar' padahal wajah mereka sungguh jauh berbeda.

"Emang kita main kapan lagi?" tanya Natasya di waktu istirahat, lalu meneguk minumnya. "Senin kalau engga salah, terus hari Selasanya kita main lagi."

"Lawan apa?"

"Senin lawan Pasifik, Selasa lawan si juara bertahan,"

"Eh buset!"

Priiiiiiittttttttt!

"Ayo ah udah beres ke lapang lagi!" ajak Gladys.

***

Setelah tim putra dan putri berlatih pola yang sudah diberikan, akhirnya pemain dicampurkan pada 2 permainan terakhir sebelum pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.35, yang berarti sisa waktu latihan mereka tinggal 25 menit lagi.

"Coba baris per posisi," suruh pelatih mereka untuk berbaris.

Semuanya berbaris. Gladys di posisi 1, Natasya di posisi 3, serta yang lainnya menempati posisi 2, 4, dan 5.

"Posisi satu dulu, Gladys deh tim 1 ya."

"Natasya tim 2,"

"Akhirnya duaan itu dipisahin juga. Hahaha" terdengar tawa dari pemain lain, yang diawali dari perkataan Azhar tadi.

Kedua tim sudah 9 orang. Sisa Avero dan Darrel. Mereka sama-sama posisi 3.

"Avero di tim Natasya, Darrel di tim Gladys." pinta pelatih untuk segera bergabung pada timnya masing-masing.

"Avero, jangan jealous ya Gladysnya setim sama Darrel, jangan kangen juga. Hahahaha!" Azhar nyeletuk lagi. Avero hanya ikut tertawa. Gladys juga. Keduanya sudah terbiasa dengan celotehan-celotehan aneh dari teman-temannya, karena mereka sangat dekat. Tapi tetap bersahabat, layakna adik dan kakak. Avero satu tahun lebih tua dari Gladys.

Dan Darrel menanggapi hanya dengan menyunggingkan sebelah bibirnya.

***

Jumpball!

"Yang jumpball siapa ih?" tanya Avero kepada teman setimnya.

"Rava ajalah kaya biasa."

Mendengar Avero bertanya seperti itu, Gladys memperhatikan satu persatu timnya.

GladysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang