Please Don't Hold Your Feeling Alone

483 30 56
                                    

"Ujima!Uljima!Uljima!" seruan fans begitu menggema, lagi-lagi kwangmin menangis di depan fansnya.

Ah sebenarnya kwangmin membenci dirinya yang cengeng ini tapi dia bukannya cengeng, kwangmin hanya tak bisa menyembuyikan perasaannya.  Katakan dia tidak mau mengakuinya tapi itu kenyataan kwangmin orang yang terlalu terbuka dengan perasaannya, berbeda sekali dengan hyungnya yang selalu berhasil menyembunyikan perasaannya.  Meski kwangmin tau meski hanya dengan melihat sorot mata youngmin,  tapi itu hanya berlaku untuk dirinya selaku kembarannya.

Konser  hari inipun usai. Member boyfriend begitu kelelahan. Termasuk uri ssadungi kita. 
"ck,  kwangminie kau sudah besar tapi kenapa masih suka menangis seperti tadi." Hyunseong menepuk-nepuk kepala kwangmin sayang.

"aniyo hyung.  Tadi itu terbawa suasana."

"aigoo. Youngmin kenapa kembaran mu ini sangat cengeng sedangkan kau tidak.  Bahkan kami tidak pernah melihatmu menangis." ujar minwoo sambil melirik youngmin yang sedari tadi diam saja. 

"eoh? Entahlah, mungkin karena aku ssannamja." sahut youngmin cuek

"Yaak,hyung! Jadi menurut mu aku bukan ssannamja begitu?" kwangmin tidak terima dengan jawaban youngmin yang seperti mengatainya tapi lihat youngmin hanya mendelikan bahu tak peduli.

"sudah.. Sudah.. Cepat kemasi barang kalian. Kita akan pulang sebentar lagi." donghyun selaku leader melerai mereka agar berhenti bertengkar. Member boyfriendpun sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing sampai manager memberitahu mereka, bahwa mobil untuk pulang sudah siap. 

Suasana dimobil kala itu sepi. Rata-rata member bf tidur atau memejamkan mata untuk sekedar mengistirahatkan mata.  Tapi tidak dengan kwangmin, dia sesekali melirik hyungnya yang sedang memejamkan mata, kwangmin tau youngmin tidak tidur.  Omong-omong kebetulan Kwangmin duduk disebelah Youngmin.  Kwangmin merasa kalau sedari tadi Youngmin lebih pendiam dari biasanya. Memang Youngmin pendiam tapi Kwangmin merasa ada yang berbeda.  Mungkin ini akibat ikatan batin mereka yang kuat. 

Sesampai di drom mereka langsung menuju kamar masing-masing namun kwangmin menahan lengan youngmin. 

"Hyung, tunggu."

"Apa lagi kwang,  aku lelah."

"Hyung, duduk disini sebentar saja."

Kwangmin menarik Youngmin untuk duduk di sofa ruang tengah. Suasana drom begitu hening karena member yang lain langsung tidur. hanya ada mereka berdua sekarang. 

"Kenapa?  Apa ada sih?"  Youngmin sedikit kesal pasalnya dia lelah namun adiknya malah menariknya duduk disini. 

"Hyung kau kenapa?"

"Apa maksudmu?"

"Hyung, jujur saja."

"Apa maksudmu sebenarnya kwangmin?  Sungguh aku tidak mengerti." Youngmin mengepalkan kedua tangannya yang berada di saku jaketnya.

Kwangmin memutar bola matanya lelah.  Hyungnya ini bahkan pada dirinyapun masih berusaha terlihat kuat. 
"Hyung, aku tau ada sesuatu yang salah.  Aku tau ada sesuatu yang tidak baik-baik saja.  Aku  tau kau sedang sedih hyung. "

"apa maksudmu?  Apa yang kau maksud dengan kau tau. "

"Jangan menyimpan semua sendiri hyung. Jika kau bersedih perlihatkan sedihmu. Jika kau ingin menangis perlihatkan tangis mu. Jangan kau simpan seperti ini.  Aku khawatir."

"Aku tidak menger-"

"kau mengerti kau pasti tau apa yang ku bicarakan." mendengar kwangmin memotong perkataanya youngmin tiba-tiba merasa kesal.  Kwangmin terlalu menganggap ini gampang.

"Terus apa mau mu kwangmin? Apa aku harus ikutmenangis juga? Jujur aku sedih karena melihat mu menangis. Aku tak mengerti mengapa. Tapi apa jadinya kalau aku menangis saat kau menangis. Apa jadinya kalau aku terlihat sedih didepan semua orang, aku mempunyai seorang adik yang selalu bersamaku. Mana mungkin aku cengeng di depannya . Aku hanya merasa. Menurut mu, hyung seperti apa aku ini! Menurut mu bagaimana tanggapan orang lain kalau aku malah terlihat cengeng dan lemah saat adikku sedang menangis sperti tadi. Apa aku harus menangis bersamamu di depan semua orang?! Aku tak bisa. Jika aku melakukan itu aku merasa gagal menjadi seorang kaka."

Mata youngmin memerah antara kesal,  marah dan sedih.  sebenarnya dia juga ingin menjadi seseorang yang terbuka seperti kwangmin,  tapi dia juga harus mempertimbangkan perannya sebagai kakak disini. dia berpikir dia harus kuat karena dia seorang kaka disini. 

Disisi lain Kwangmin terkejut dengan penuturan panjang lebar youngmin. Kwangmin memeluk kakaknya iya tau ini semua salahnya.

"maafkan aku hyung.  Karena aku kau harus menahan semuanya.  Karena aku kau selalu berkorban.  Maafkan aku yang selalu merepotkan mu.hyung, mulai sekarang jika kau merasa sedih tak usah bepura-pura tegar karena aku.  Jika kau ingin menangis, menangis saja. Jangan kau tahan tangismu karena aku.Kau tau, aku sangat beruntung mempunyaimu sebagai kakaku. Kau tau, kau kaka yang sangat sempurna. Mulai sekarang, aku akan menjagamu melindungimu dan tidak akan pernah membuatmu menahan segalanya sendiri.  Menangislah padaku jika kau terlalu enggan menangis didepan orang lain.  Bersedihlah padaku, katakan apapun yang terjadi padamu hyung."

Kwangmin merasakan pundak Youngmin bergetar dan dia merasa bahunya basah.  Youngmin tak mengatakan apapun hanya terisak pelan.  Kwangmin menepuk-nepuk punggung kakanya. Ia tau kalau kakanya serapuh ini.

"Uljima hyungie..  Uljima Youngmin hyungie.."
.
.
.
.
Benar,  biarkan hanya dia yang tau sisi rapuhnya Youngmin.  Biarkan hanya Kwangmin yang tau bagaimana Youngmin.  Biarkan Youngmin menjadi seorang kaka yang pendiam dan kuat didepan orang-orang. Biarkan hanya Kwangmin yang ada untuk Youngmin.

END

Masih ancur,  typo bertebaran,  tanda baca gak karuan dan lain sebagainya.

Di mohon tanggapan dan kritiknya,minna. ^^
.
.

QuitelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang