Istana_01

4 0 0
                                    

Mereka tiba di Ibukota Yvithar, Ieslupia, lewat tengah malam. Sesuai perintah Raja, mereka harus langsung melapor begitu tiba disana, tak peduli selarut apapun. Malam itu Ruang Tahta dipenuhi para pejabat istana, sementara koridornya dijaga oleh barisan prajurit.

Untuk ukuran orang-orang yang tidak percaya akan gosip mengenai serangan - serangan iblis di penjuru Yvithar, para penghuni istana tampak benar - benar mempersiapkan diri untuk menyambut tamu istimewa dari Otherside.

Vadrin juga termasuk orang yang skeptis. Selama ini dia selalu berpikir bahwa kasus tersebut hanya kasus biasa ; melarikan diri dari rumah, perampokan, bergabung dengan kelompok pembelot, atau diserang hewan liar. Skeptismenya masih berlanjut sampai dia menginjakkan kaki di Otherside. Ksatria itu memang menyaksikan betapa berbedanya Otherside dibandingkan dunia tempat tinggalnya, begitu juga dengan sosok kembaran Putri Lorena yang tampak cukup mematikan dengan cakar tajamnya.Tapi itu semua belum cukup untuk meyakinkan Vadrin sepenuhnya. Tidak sebelum dia menyaksikan sendiri bagaimana seorang iblis beraksi.

Vadrin, Alvon, Ryffine, Ghibran, dan Greyalz berdiri ditengah ruangan. Diatas karpet biru bermotif rumit yang tergelar melintangi ruangan tahta, dimulai dari tahta itu sendiri hingga ke pintu utama. Pandangan semua orang tertuju pada gadis itu. Seantero ruang dipenuhi bisik - bisik samar sebelum akhirnya Raja mengangkat telapak tangan kirinya, mengisyaratkan semua orang agar menutup mulut.

"Sir Galantis, laporanmu!"

"Yang Mulia, kami sudah menjalankan perintahmu dengan seksama. Sang penyihir menepati ucapannya. Kami berhasil membawa kembaran Putri Lorena dari Otherside" ujar Vadrin sambil membungkukkan badan kepada pria tua yang duduk diatas tahta tersebut.

Raja mengamati Greyalz dengan seksama, meresapi kemiripan gadis itu dengan mendiang putrinya. "Apa kau sudah memastikan ini bukan permainan penyihir itu?." Tanyanya pada Vadrin.

Ksatria itu berdiri tegak dan menatap Raja sambil mengerutkan kening. Sir Galantis memang terkenal sebagai salah satu dari sedikit orang yang tidak takut menunjukkan kekesalannya pada Raja sekalipun.

"Yang Mulia, walaupun kita tidak tahu pasti, tapi ini adalah kesempatan terbaik kita." Sela Lord Elias, salah satu penasehat kerajaan.

Penasehat yang lain, Lord Worrof, menyahut "Yang benar saja Elias? Darimana kau bisa yakin makhluk itu tidak akan menggorok lehermu saat kau tertidur nyenyak?"

"Sir Galantis, bagaimana tanggapanmu terhadap kekhawatiran Worrow?".Tanya Raja.

"Kekawatiran Lord Worrow cukup beralasan. Tetapi Lord Elias juga benar. Seluruh pihak yang sangat bergantung pada ramalan itu pasti sepakat bahwa ini adalah kesempatan terbaik kita." ujar Vadrin menyindir siapapun diruangan itu. Terutama dia ingin sekali memukul Lord Worrow. Pria paruh baya itu termasuk orang - orang yang sangat percaya dengan ramalan Putri Lorena. Dia panik bukan main setelah sang putri meninggal, sampai - sampai lupa beduka. Tapi kini setelah Vadrin dan orang - orangnya mempertaruhkan nyawa menjemput kembaran Lorena dari Otherside, sang penasehat malah bersikap apatis.

"Kalau hanya itu yang jaminan yang kau berikan, lebih baik sekalian saja aku tidak tidur dimulai dari malam ini sampai akhir hayatku" gerutu Lord Worrow.

Perkataan Lord Worrow membuat Vadrin semakin marah. Kelelahan akibat perjalanan panjang bolak - balik dari rawa Ascott ke Ieslupia dan sikap cengeng Lord Worrow, serta tatapan asing mata jingga Greyalz membuat Vadrin naik pitam.

"Ku harap kalian tidak lupa aku telah bersumpah kalau makhluk ini berbuat ulah, akulah yang akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Apa itu dapat membuatmu sedikit lebih tenang, Lord Worrow?" Kata Vadrin dingin.

Lord Worrow terdiam. Sementara Raja terlihat cukup puas dengan jawaban Vadrin.

Perkataan Vadrin barusan membuat Lord Maldera muda terbelalak menatap ksatria itu dengan tidak percaya. Selama perjalanan dari rawa - rawa ke Ibukota, Ia mendengar bahwa bangsawan muda itu berbincang - bincang dengan Greyalz. Ia mengerti Alvon akan menjadi orang yang berusaha paling keras membuat gadis itu kerasan tinggal di istana. Sebagai bentuk penebusan dosanya pada Lorena, tentu saja. Tapi si ksatria akan menempatkan keselamatan orang - orang kerajaan diatas nyawa gadis itu. Karena sudah cukup hanya satu anggota keluarga kerajaan yang tewas dibawah pengawasannya. Dia tidak memerlukan orang lain lagi. Benar atau tidaknya ramalan itu, negeri ini akan hancur lebih dulu jika semua orang yang menjalankan pemerintahan mati ditangan tamu dari dunia lain.


The Other PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang