6. Ketetapan

25 0 0
                                    

Siang itu, di kantin, seperti hari-hari sebelumnya, aku dan Galih disana. Duduk di bangku yang berbeda dan saling berhadapan. Harusnya aku biasa saja karena memang sudah biasa, tapi kali ini beda. Aku cemas, tak ada suara selama beberapa menit.
"Lin..."
"Fan... Ledies first"
"Oh santai, kamu ajah dulu"
"Fan, kita kan udah kenal lama, sering jalan, dan hm gimana yah"
"Iyah, gimana Lih ?" kataku sambil senyum seakan mengerti maksudnya.
"Fanya, aku tahu kamu ngerti."
"Hehe yaudah kita coba ajah dulu". Kataku tanpa menatap matanya karena malu. Iyah dimulai hari itu aku resmi dengannya.

***
Seperti biasa, Galih selalu menelfonku tengah malam. Katanya bukan insomnia, tapi insomkamu, dan aku insomdia, tentu saja.
Dan setiap satu bulan selama 3hari tidak pernah kurang tapi selalu lebih, dia selalu saja menghilang. Selalu saja bilang ke Bogor, ada acara keluarga, ada yang sakit. Tanpa pernah aku tahu. Setiap ku tanya, dia selalu bilang bahwa aku harus percaya, bagaimana bisa ?
Akhirnya aku menantangnya agar bulan ini jangan sampai absen sekolah.
"Aku usahain yah" katanya lirih.
"Harus bisa dong"
"Iyah sayang iyah" sambil mengacak-ngacak rambutku.
Setiap tanggal 15 dia akan menghilang, tapi tidak untuk kali ini. Dia benar-benar menepati janjinya.
"Jadi gaada ke rumah nenek lagi ? Kumpul keluarga? Atau apa gitu kali ini ?"
"Engga sayang, kan aku udah bilang, aku usahain semua waktu yang aku punya buat kamu." katanya sambil merangkulku. Waktu itu sore, di taman kota pada hari minggu.

***
Setelah resmi berpacaran selama 5 bulan Galih tak pernah lagi absen kelas tiap bulannya. Aku senang karena aku telah membuatnya berubah. Itu baik bukan ?. Aku menyayanginya. Dan dia sangat tahu akan hal itu. Setiap hari dia selalu menjemput dan mengantarku pulang. Banyak waktu yang kita lalui bersama, setiap detiknya berharga.
Di depan rumahku, saat malam minggu, sambil menatap dan menggenggam tanganku, Galih selalu bilang maaf. Tanpa pernah aku mengerti maaf untuk hal apa ? Selama ini dia selalu membuatku bahagia, lantas apa ?
"I love you Fanya bawel yang ngefans bgt sama Irfan, aku pulang yah, udah malem"
"Hihi ko Irfan sih, kan kamu" sambil ku cubit pipinya.
"Maaf aku gabisa lama-lama sama kamu"
"Gimana maksudnya ?"
"Aku pulang yah"

INSOMDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang