Chapter 2

328 25 5
                                    

Sebuah desa dengan kesan tradisional inilah yang menjadi tempat peristirahatan mereka malam ini.

Ketika mereka berjalan dan melewati sebuah pagar pembatas, terdapat papan nama tua yang diyakini sudah lapuk dimakan usia dengan huruf kanji kuno bertuliskan "DESA AKITA (KITASHIOBARU)

~Chapter 2~

" Desa Akita? " gumam Hinata. Manik matanya melirik sekilas ke arah Sasuke yang berdiri di sebelahnya.

"Baiklah, ayo!" Sasuke melangkahkan kakinya untuk memimpin jalan. Disusul oleh Hinata, Sakura, Naruto dan Ino paling belakang.

Desa Akita, sebuah desa terpencil yang terletak di kaki gunung Haku. Destinasi yang mereka pilih untuk liburan kali ini. Desa yang masih kental dengan kesan tradisionalnya ini masih mempertahankan apapun yang menjadi warisan nenek moyang mereka tanpa ada keinginan untuk menghapus tradisi yang ada. Walaupun zaman sudah berubah dan modernisasi mulai meranjah ke segala penjuru, tapi tetap tidak akan merubah apapun di sini. Sungguh desa yang berprinsip.

Suhu udara semakin menipis. Mereka merapatkan jaket masing-masing. Mencari kehangatan.

Melewati gerbang yang akan menghantarkan mereka menuju suasana desa kuno yang mereka asumsikan telah berumur ratusan tahun. Dilihat dari rupa dan bentuk perumahan yang kuno yang terbuat dari kayu dan pintu yang digeser ke samping dan berlantaikan tatami, jalan setapak yang masih jauh dari kata beraspal dan disamping rumah-rumah penduduk terdapat beberapa pohon bonsai yang dirawat dengan baik, beberapa lahan pertanian yang subur dan tentunya penduduk setempat yang ramah. Kebanyakan penduduk wanita bahkan masih memakai kimono sederhana untuk pakaian mereka.

Ketika mereka sedang menelusuri setiap sudut desa, sebuah rumah yang agak terpencil diantara rumah penduduk yang lainnya menarik perhatian mereka. Rumah ini berbeda dengan rumah-rumah lainnya, rumah ini terlihat seperti rumah peninggalan dengan desain layaknya rumah rumah di Eropa. Sepertinya rumah itu sudah lapuk dimakan usia dilihat dari tembok yang berlumut dan beberapa tanaman merambat yang menghiasi rumah itu. Seakan rumah itu memanggil mereka untuk mendekat ke sana. Mereka hendak mendekati rumah itu andai saja tidak ada suara yang menginterupsi mereka. Suara pintu yang ditutup dengan kasar, mengalihkan perhatian mereka. Dilihatnya satu persatu pintu dan jendela rumah setiap penduduk yang menutup, membuat mereka penasaran. Ada apa sebenarnya yang membuat para penduduk begitu terburu-buru untuk segera menutup pintu dan jendela masing-masing?

Diurungkannya niat mereka untuk pergi ke rumah kosong tadi. Ketika salah seorang warga terlihat melintasi mereka dengan tergesa-gesa, Sasuke langsung menghentikannya dan bertanya ada apa sebenarnya.

"Maaf, anak muda saya sedang buru-buru. Sebentar lagi 'dia' mungkin akan datang, dan satu lagi kalian harus cepat-cepat bersembunyi dan jangan berkeliaran di luar." Setelah mengucapkan itu pria paruh baya yang diperkirakan berumur 40 tahunan itu pamit dan segera meninggalkan mereka.

Dengan kebingungan dan penasaran akan siapa 'dia' yang dimaksud oleh orang tadi, mereka terdiam dengan pikiran masing-masing mengenai siapa 'dia'? Sampai sebuah angin yang berhembus kencang menyadarkan mereka. Suara gemuruh angin dan kilat saling bersahutan, tampak kelelawar yang sedang bertengger di dahan pepohonan pun segera mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit yang mulai menampakan kegelapan malam. Sunyi, senyap, desa yang pada awalnya tampak ramai dengan hiruk pikuk khas pedesaan kini tampak seperti desa yang mati. Tanpa melihatkan secercah cahaya kehidupan pun di sini.

"Semuanya. Cepat ikuti aku!" Sasuke memberi intruksi kepada teman-temannya untuk mengikutinya. Mereka sedikit enggan beranjak dari tempat mereka sekarang tapi menyadari angin berhembus semakin kencang, mereka pun akhirnya mengangguk dan segera mengikuti Sasuke.

Sasuke dengan cepat menggandeng tangan Hinata dan berlari menuju rumah yang mereka lihat tadi, diikuti oleh teman-temannya yang lain.

"Tunggu dulu Sasuke-kun!" Sasuke terhenti ketika Hinata menghentikan langkahnya dan menatapnya seakan ingin mengatakan bahwa mereka tidak seharusnya ke sini.

"Ada apa Hinata?"

"A-aku merasa kita tak seharusnya masuk ke dalam." Hinata merasakan hawa dingin menelusup ke kulitnya, membuat bulu romanya berdiri. Dan ia yakin ini bukan pertanda yang bagus, firasat buruk sedang melandanya.

"Jangan takut, aku bersamamu. Kita harus tetap masuk, sangat berbahaya jika kita tetap berada di luar" Jelas Sasuke mencoba menenangkan Hinata.

"Teme benar Hinata, jika kita terus berada di luar itu justru akan lebih mengancam keselamatan kita." tambah Naruto.

Memandang wajah temannya satu persatu, Hinata pun merasa demikian. Seburuk apapun firasatnya, ia akan lebih percaya pada teman-temannya. Akhirnya setelah menghirup udara dalam-dalam dan mencoba menenangkan dirinya, ia pun melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah kosong itu diikuti Sasuke dan lainnya.

Kegelapan malam membuat suasana semakin mencekam, membuat rumah kosong itu tampak angker dan menakutkan. Tapi keadaan memaksa mereka untuk masuk ke dalam.

'Kriet'

Suara pintu terbuka, syukurlah pintunya tidak dikunci jadi mereka bisa dengan mudah masuk dan bermalam di sini. Mereka pun mulai melangkahkan kaki mereka memasuki rumah itu. Keanehan terjadi di sini, bukan rumah kosong yang tampak seperti rumah hantu angker dan berisi barang-barang kuno yang mereka lihat, melainkan sebuah rumah bak kastil megah yang menawan. Jika tadi diluar dipenuhi dengan kegelapan malam, tapi tidak di sini. Rumah ini sangat gemerlap oleh cahaya lampu yang indah dan jauh dari kata menyeramkan. Ruangan pertama dengan lampu gantung menyala yang tampak dikelilingi oleh berlian dan perak tampak mewah di mata mereka, tihang-tihang besar yang menjadi pondasi rumah ini tampak berdiri dengan kokoh. Bukan hanya itu mereka melihat perabotan rumah yang tampak berkilau dan ditata dengan rapi, tanpa ada sedikit pun debu atau apapun yang mencirikan bahwa rumah itu adalah rumah yang terbengkalai. Dan ini meyakinkan mereka bahwa rumah ini masih dihuni oleh pemiliknya dan ada seseorang yang tinggal di sini.

"Waw, megahnya." Puji Ino, ketakutan akan sesuatu membuatnya jadi seorang pendiam tadi, tapi beransur-angsur sirna setelah ia memasuki rumah ini dan melihat isinya.

"Ini aneh, sudah jelas tadi ketika kita masih diluar, rumah ini begitu kotor dan tak menampakan bahwa rumah ini berpenghuni. Tapi sekarang aku benar-benar tak percaya." Jelas Naruto tampak bingung dengan keanehan yang terjadi ini.

"Ini memang aneh, tapi coba kita telusuri rumah ini lebih dalam lagi, mungkin saja kita bisa menemukan sesuatu." Mata Sasuke dengan teliti menelusuri setiap sudut rumah ini, rumah ini begitu luas dan banyak ruang yang menyimpan banyak misteri.

Hinata dan Sakura yang dari tadi hanya diam pun kini ikut menelusuri rumah tersebut, dan tentu saja dengan Ino dibelakang mereka yang juga melakukan hal yang sama. Tapi Hinata mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, tanpa sengaja ia mengalihkan pandangannya pada sebuah jendela besar yang menampakan pemandangan luar yang gelap gulita, tiba-tiba sesosok bayangan hitam tampak sedang memandanginya dari luar. Bayangan hitam itu seperti sedang mengawasi mereka, matanya berkilat merah dalam gelapnya malam. Lalu dengan cepat pula ia menghilang ditelan kegelapan itu.

"Sasuke kun~" suara Hinata tercekat, ia tidak mampu mengeluarkan suaranya, dadanya sesak dan entah sejak kapan ia mulai tidak sadarkan diri.

Tanpa mereka sadari, sosok yang Hinata lihat ada di sini, di rumah ini bersama mereka.

~TBC~

Huftt.. Entah kenapa pas ngetik cerita ini, saya jadi ikutan merinding0_0
Horrornya udah kerasa blum sih?mangap ya saya bukan ahlinya (curhat) :')

Scary Holiday(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang