Prolog

1.9K 117 4
                                    


Muhammad Aliand Pratama. Nama yang begitu Islami. Namun sayang, nama berbanding terbalik dengan sifat yang ia miliki. Dia bukanlah seorang Alim (Ahli Ilmu), melainkan seorang Badboy yang terkenal dengan sebutan The Trouble Makers Boy.

Karena kelakuannya yang sering berbuat onar, sang Papapun memberinya pilihan akan kelanjutan hidupnya kelak.

"Papa sudah capek dengan semua tingkahmu Ali. Sekarang kamu yang harus mendengarkan Papa, bukan Papa yang harus mendengarkanmu." ucap sang Papa dengan suara yang lantang nan tegas.

"PAPA TAU ALI GIMANA KAN? ALI INGIN BEBAS. ALI TIDAK INGIN DIKEKANG OLEH SIAPAPUN. TERMASUK SAMA PAPA MAUPUN MAMA YANG LAHIRIN ALI." teriak Ali dengan wajah yang memerah karena hatinya sedang dipenuhi amarah.

"Ali. Jaga bicaramu nak." ucap sang Mama dengan wajah yang telah dipenuhi dengan air mata.

Ali tak menghiraukan ucapan sang Mama, dan lebih memilih melangkahkan kakinya menuju tangga. Baru dua anak tangga ia lewati, ia pun mendengar suara sang Papa yang dipenuhi dengan amarah.

"MENIKAHLAH SECEPATNYA ATAU PAPA MENGHAPUS NAMAMU DALAM DAFTAR NAMA KELUARGA PRATAMA DAN MENGUSIRMU DARI SINI." teriak sang Papa.

Ali yang mendengar teriakan sang Pap terkejut atas pernyataan yang dilontarkan sang Papa padanya. Ia pun membuka suara atas pernyataan sang Papa.

"Papa memberiku pilihan? Ayolah Pa, aku cuma bercanda tadi." ucapnya sambil menunjukkan wajah memelasnya dan segera menghampiri sang Papa.

"Papa sedang tidak bercanda Ali. Papa benar-benar sudah capek berurusan terus menerus dengan polisi. Kemarin kau balap-balapan dengan temanmu di kompleks orang. Ini hari kamu berbuat ulah lagi dengan ugal-ugalan di jalan. Besok apalagi hah?" ucap sang Papa tanpa meliriknya sekalipun.

"Belum ada rencana sih Pa." ucap Ali sambil nampak berpikir.

"Kamu ini bener-bener ya. Sekarang putuskan pilihanmu sekarang juga". ucap sang Mama sambil menjewer sang anak yang tekah membuatnya nangis sejak tadi.

"Baiklah, Aku akan milih opsi pertama. Ali tidak ingin jadi gelandangan yang luntang-lantung di jalan karena tidak memiliki keluarga." putusnya.

Kedua orang tuanya pun tersemyum bahagia mendengar putusan sang anak bungsu dari dua bersaudara itu.

*****

Aprillya Zahra Zein. Gadis cantik yang terkenal dengan keluguan dan kelemah lembutannya dalam berbicara maupun bersikap. Ia adalah seorang Akhwat yang sedang belajar memperbaiki dan mendekatatkan diri kepada sang pencipta Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Nak Prilly. Kamu sudah sangat dewasa. Kapan kamu ingin segera menikah nak?" tanya sang Ibu.

"Ibu. Prilly masih ingin memperbaiki diri dulu Bu."

"Sampai kapan nak?" ucap sang Ibu.

"Sampai Allah menakdirkan Prilly menikah." ucap Prilly dengan mantap.

"Yasudah. Ibu doakan kamu semoga tetap istiqomah dalam jalan yang lurus nak." do'a sang Ibu.

"Insya Allah Bu. Do'akan Prilly terus ya Bu." ucap Prilly sambil mencium punggung tangan sang Ibu.

"Selalu nak. Ibu akan selalu mendo'akan anak Ibu satu-satunya ini." ucap sang Ibu dengan meneteskan air mata sambil mencium puncak kepala sang anak semata wayangnya.

Aku tidak butuh pembuktian cinta berupa barang dan sejuta kata-kata manismu... Cukup dengan kau selipkan namaku di sebaris do'a dalam sujudmu...
*****

Hai...Hai...Hai... Readers...

Cerita baru nihh... Semoga suka yaa... :)

Aku ingatin lagi nihh... Jangan cuma dibaca yaa... Tapi di vote juga, sekalian di coment juga, beri saran agar aku dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam ceritaku ini... :)

Cover by idaagustinaf

Syukron yaa... :)

Yaudah...
BYE-BYE READERS...

Cinta di Ujung JilbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang