Part 5

835 63 1
                                    

Prilly pov'

Saat ini aku lagi berada di rumah salah satu saudara dari Ibu. Lebih tepatnya dirumah Ummi Sari. Kakak dari Ibuku. Iya sudah ku anggap sebagai Ibuku sendiri. Karena disaat umurku 5 tahun, dialah yang merawatku saat Ibu dan Ayah berada di Yogyakarta untuk merawat Ibu dari Ayahku yang saat itu sedang sakit.

Anak dari Ummi Sari yang pertama akan segera menikah. Namanya Sophie, lebih tepatnya Sophiea Clara Burhan. Ia telah dipinang oleh seorang duda beranak satu. Ia menerima pinangan duda tersebut atas nama cinta. Ia sungguh tidak mempermasalahkan status dari lelaki tersebut. Masya Allah...

Rumah Ummi Sari sekarang ini sangat ramai. Semua keluarga berkumpul disini untuk membantu persiapan pernikahan Sophie.

Saat ini aku lagi mengistirahatkan tubuhku dengan duduk disebuah taman dirumah ini yang terletak di halaman belakang rumah ini sambil membaca sebuah novel yang baru aku beli.

Sudah 30 menit aku duduk di bangku taman ini sambil membaca. Tapi tak satu pun kisah dari novel ini yang dapat kucerna. Sudah dari tadi aku mencoba memfokuskan diriku membaca novel ini. Namun, hasilnya tetap nihil. Aku sama sekali tidak dapat fokus membaca.

"Ada apa dengan diri Ana yaa Allah..." ucapku dalam hati dengan menyandarkan tubuhku pada sandaran bangku taman sambil memejamkan mata dan terus mengucap Istighfar.

"Astaghfirullah... Astaghfirullah... Astaghfirullah ya Allah..."

"Ya Allah... Kenapa aku terus memikirkan laki-laki yang telah menabrakku di toko buku tadi? Ada apa denganku ya Allah...?"

flashback on'

Setelah turun dari bis yang aku naiki tadi. Aku melangkahkan kaki ini menuju rumah Ummi Sari yang letaknya tidak jauh dari halte.

Saat aku melewati sebuah toko buku, aku baru ingat, kalau aku sudah lama ingin membeli sebuah novel karya salah satu penulis favoritku. Tanpa pikir panjang, aku segera memasuki toko tersebut.

Setelah sekian lama aku mencari novel itu di semua rak buku, akhirnya aku pun menemukannya. Aku pun mencoba untuk membacanya sedikit. Namun saat aku sedang membacanya, tiba-tiba seseorang menabrakku dari belakang. Hingga aku tersungkur ke lantai.

"Ehh... Sorry-sorry... Gue nggak sengaja, suwer dehh... Sini gue bantuin lo berdiri." ucap seseorang tadi menabrakku seraya mengulurkan tangannya berniat membantuku berdiri. Ternyata dia seorang pria.

"Ehh... Tidak usah. Saya bisa sendiri kok. Terima kasih." ucapku pada pria yang tak sengaja menabrakku tadi, sambil menolak uluran tangannya.

"Sorry banget mbak. Gue nggak sengaja tadi. Sorry banget." ucap pria tadi sambil memelas. Lucu sekali dia. Ehh... Astaghfirullah... Maafkan hamba yaa Allah...

"Iya, nggak papa Mas. Lagian saya juga tidak ada yang luka ini. Jadi, nggak perlu minta maaf. Lagipula, tadi itu salah saya juga sihh." ucapku.

"Nama lo... Ehh, maksud gu... Maksudku, nama kamu siapa?" tanya si pria tadi dengan suara yang terdengar seperti gugup sambil mengulurkan tangannya yang ingin berjabat tangan denganku.

"Afwan, nama saya Zahra." jawabku sambil menangkup kedua tangan di depan dada untuk menolak jabatan tangannya.

"Saya Muhammad Aliand Pratama. Kamu bisa panggil aaya Ali. Bisa juga di panggil Liand, bisa juga Ahmad. Asal kamu jangan manggil saya Tama. Itu bukan nama saya. Itu nama Bapak saya. Hehehe..." ucapnya dengan nada candaan yang buat aku nggak sanggup menahan tawa. Pria humoris.

Cinta di Ujung JilbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang