Part 8

299 23 2
                                    

Author pov'

Matahari telah terbit dengan sangat cerah, membawa kehangatan ke setiap sudut bumi. Membangunkan setiap insan yang masih bergelung malas dalam selimut.

Ali. Ya, Ali termasuk dalam sebagian insan yang masih bergelung malas di bawah selimut pagi ini. Sudah sangat jelas, bahwa ia tak megerjakan sholat subuh tadi. Itu sudah menjadi sebuah kebiasaan seorang badboy sepertinya, mungkin?

"Byurrr..."

"Aaaa... Mamaaa... Rumah gedong kita kebanjiran nihh..."

Ali. Ya, itu suara Ali setelah diguyur air seember oleh seorang gadis cantik, berkulit putih, seputih gigi mak lampir, dengan warna rambut hitam, sehitam susu... *Ehh... Kebalik... Balikin sendiri yaa guys... Hahaha...*

Alya Pratama. Ya, gadis berkulit putih dan berambut hitam yang telah guyur Ali dengan air adalah Alya.

Alya melakukan itu pada Ali bukan tanpa alasan. Sejak 30 menit yang lalu, ia mencoba membangunkan Ali. Karena sudah sangat kesal karena Alinya nggak bangun-bangun juga, meski ia sudah menguncang tubuh Ali, menarik bulu kaki Ali, sampai mencabut bulu ketek Ali pun ia sudah kerjakan. Tapi Ali tetap pada pendiriannya, yaitu tetap menutup matanya tertidur pulas.

Setelah lelah membangunkan Ali yang nggak bangun-bangun juga. Ia mendapatkan ide untuk membangunkan Ali. Yaa dengan cara diguyur tadi. Menurutnya itu adalah cara ampuh untuk membangunkan Ali dari tidur panjangnya. *Lahh... Dikira Ali snow white kali yaa... Ckckck* 🤭😅

"Banjir pala lo kejedot pan**t kebo'. Bangun woyy... Dah siang nih... Susah amat dibangunin. Kayak emak-emak dandan aje lu..." ucap Alya sambil menyibak selimut bermotif barca milik Ali.

"Apaan sih lo kak... Berisik tau nggak. Pagi-pagi dah buat onar di kamar orang." ucap Ali dengan wajah kesalnya.

"Pagi bibir lu dicium mpok Elly. Ini udah siang gantenggg..." ujar Alya sambil ngeraup muka ganteng Ali saking gemesnya.

"Udah siang?" tanya Aki dengan muka polosnya.

"Iyalah... Noh lihat sono, Matahari dah tinggi banget..." ucap Alya sambil nunjuk ke arah jendela kamar Ali.

"Kenapa baru bangunin gue sekarang? Kenapa nggak dari tadi? Gue ngampus pagi ini hari... Lo sihh... Telat deh gue, ckk..." gerutu Ali sambil berjalan menuju kamar mandi.

Dengan muka yang sudah memerah menahan amarahnya, Alya pun berkata sambil meneriaki Ali.
"Nenek lu standing di kolam baby... GUE DAH DARI TADI BANGUNIN LO ALI ONCOOOM... TAPI LU-NYA AJE YANG KE*O..." sambil lemar bantal ke arah Ali yang sudah lebih dulu masuk ke kamar mandi.

"Nyesel gue bangunin lu... Tau gitu, gue lebih milih nonton mbak ijah ngegosip bareng bibi sebelah, daripada bangunin lu... Dasar nggak tau berterima kasih lu..." lanjutnya dengan terus mengomel sepanjang ngeberesin ranjangnya Ali.

"Baik bagaimana lagi gue ke lu... Sekarang gue rapiin nihh ranjang lo... Kurang gimana lagi gue sebagai kakak? Harusnya tuhh lu—" ucap Alya terpotong oleh teriakan Ali dari dalam kamar mandi.

"Berisik lo... Udah sana keluar dari kamar gue... Biar mbak aja yang bersihin... Gue berasa kayak majikan lu kalau gitu..." ucap Ali.

"DASAR ADEK DURHAKA LO... NYESEL GUE PUNYA ADEK KYAK LO..." Balas Alya dengan kesal dan berlalu begitu saja dari kamar sang adik tanpa berniat menyelesaikan beres-beresnya.

*****

*Ruang Makan*

"Kalau bukan adek gue, udah lama gue kebiri Lo Ali oncom..." Gumam Alya saat sampai di ruang makan.

Hal tersebut tidak luput dari pandangan sang Ibu.

"Kakak... Kenapa? Kok ngomel-ngomel sendiri?" Tanya mamanya sambil tertawa kecil.

Cinta di Ujung JilbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang