4. Pedekate?

9.1K 401 3
                                    


Ali mengantarkan Prilly sampai didepan rumah.

"Eh, Prill, tunggu." Ali menghentikan Prilly yang ingin membuka pintu dengan sigap ia keluar dari pintu kemudi lalu membukakan pintu untuk Prilly.

Prilly tersenyum."Kirain kenapa, nggak usah dibukain kali."

Galen datang dari belakang lalu menepuk pundak Ali cukup keras membuat Ali terperanjat.

Prilly memekik,"Galen! Yang sopan dong,"

Galen menghiraukan ucapan Prilly lalu menatap Ali intens.

"Eh, Bang, maaf agak telat balikin adeknya, macet." ucap Ali tak enak dengan Galen.

Galen tersenyum tipis,"Iya gapapa, tapi, lain kali kabarin gue."

"Iya Bang, sekali lagi maaf." sesal Ali.

"Iya, gue maafin." ucap Galen lembut lalu menepuk pundak Ali lagi.

"Sok cool," gumam Prilly yang ditujukan pada Galen.

"Kalau gitu aku pulang ya Prill," Ali mengelus pucuk kepala Prilly lalu bertos sebentar dengan Galen."Bang, gue pulang ya,"

"Oke, besok nggak usah kepagian Li, dianya shoot agak siang kok. Lo istirahat aja dulu," pesan Galen.

Ali mengangguk paham,"Sip!"

Saat Ali akan beranjak, Prilly menahan lengannya."Makasih?"

"For what?" tanya Ali bingung.

"Everything." ucap Prilly.

Ali mengangguk lalu menggenggam tangan Prilly dan mengusapnya menggunakan ibu jarinya yang lembut.
"Sama-sama. Makasih juga udah mau nemenin aku."

Prilly juga mengusap tangan Ali yang bertaut dengan tangannya dengan lembut tentunya tak lepas dari penglihatan Galen.

"Ehem."

Prilly melepaskan tangannya sementara Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Eh, gue pamit pulang ya Bang," Ali melihat Prilly yang sepertinya salah tingkah,"Aku pulang ya,"

Setelah itu mobil Ali menghilang dari pandangan keduanya.

Galen tertawa.

"Ihhh gila kali yak, malam-malam ketawa." ucap Prilly.

Galen menghentikan tawanya."Jangan bilang tadi kamu blushing?"

"Eng...gak." elak Prilly seraya menjulurkan lidahnya.

Galen terkekeh lalu masuk ke dalam rumah dengan berlari kecil diikuti Prilly di belakangnya, Galen bersorak."Pa! Gadis kecil Papa udah pacaran nih!"

"Ihh, Galen!" kesal Prilly sambil mencoba menggapai punggung Galen namun dengan tak sengaja ia menubruk punggung seseorang membuat orang itu meringis pelan."Aww!"

"Eh, Maaf, Bang." Prilly menundukkan kepalanya."Aku nggak sengaja."

Kirun tersenyum lalu membawa adik bungsunya ke dalam pelukannya.
"Nggak pa-pa. Kamu darimana, Dek?"

"Habis jalan sama Ali." Prilly mendongak agar dapat melihat wajah Kirun.

Kirun merapikan rambut Prilly yang menutupi wajahnya."Ali? Oh, yang diceritain sama Galen "kan? Yang katanya pacar baru kamu."

Prilly membelalakkan matanya."Pacar?! Galen bilang apa aja?"

"Galen?" Kirun menaikkan sebelah alisnya.

"Eh, iya, maksud aku Bang Galen ngomong apa aja?" Prilly memperbaiki kata-katanya.

Memang, dalam keluarga Prilly sangat dilarang kalau seorang adik memanggil seorang kakak dengan sebutan nama. Maka, Papa dan Kirun lah yang selalu mengingatkan mereka berdua akan hal itu.

My Gorgeous Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang