Ali menyesap lemontea yang di pesannya sejak sepuluhmenit yang lalu. Bahkan, lemontea yang tadinya dingin itu sudah tidak dingin dan rasanya hambar. Ali menghela nafasnya dalam, kegiatan itu sudah ia lakukan berulang kali. Verrel yang berada disamping Ali tersenyum lalu menepuk pundak Ali.
"Telfon tunangan lo gih, pasti nungguin kabar dari lo."Ali melirik sekilas ke arah Verrel lalu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam sepuluh waktu Indonesia Bagian Barat. Ali beranjak lalu menggeret kopernya membuat Verrel mengernyit.
"Mau kemana?" tanyanya.
"Gue duluan ke kamar." Ali mengusap wajahnya."Line gue kalau lo udah mau ke atas biar gue nggak ketiduran." Verrel mengangguk."Iya, bentaran lagi."
Ali berjalan dengan menggeret kopernya. Penampilan Ali tidak seperti sebelum berangkat. Dasi di lehernya sudah ia longgarkan juga tidak ada lagi topi di kepalanya, hanya ada jambulnya yang sudah tak berbentuk. Ditambah lagi wajah masamnya persis seperti orang; Galau.
Ali tak ambil pusing dengan tatapan orang-orang yang tertuju padanya. Dengan santainya, Ali memencet tombol lift dengan tidak sabaran sedangkan orang disampingnya menatapnya heran. Setelah lift terbuka, Ali masuk dan dengan cepat memencet angka sepuluh, dimana kamarnya berada.
Ali memasukkan kartu ke dalam tempatnya dan kamarnya pun terbuka. Ali menyimpan kopernya di samping nakas setelah menutup pintu kamarnya. Ali merebahkan tubuhnya di ranjang single bed namun tetap nyaman. Disamping Ali juga ada single bed untuk Verrel. Mereka akan menginap disini selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Osaka karena ada meeting yang mengharuskan mereka kesana.
Ali mengambil ponselnya lalu mulai membuka obrolan chat di Line tanpa mengubah posisinya. Ali tersenyum kecil sebelum mengetikkan pesan.
Ali: Aku udah nyampe. Kamu lg dimana?
Tak sampai setengah menit, pesan Ali dibalas. Ali yakin seribu persen bahwa gadis ini memang menunggu pesannya.
Prilly: Alhamdulillah. Aku lg di tempat pemotretan, udah selesai. Kamu lg apa?
Ali: Jangan kecapean ya, Sayang. Tiba dirumah lgsung istirahat. Aku lg baring-baring aja. Gak ngapa-ngapain. Kangen kamu banget.
Prilly: Iya, ini Bang Kirun jg udh dateng. Kamu istirahat ya, Sayang. Jaga kesehatan kamu. Sekarang, mendingan kamu tidur, bersih-bersih dulu. Besok pagi aku vidcall kamu. Aku juga kangen kamu banget.
Ali tersenyum. Prilly-nya ini memang sangat pengertian.
Ali: Iya, Sayang. Hati-hati ya. I love you from Japan!
Prilly: Love you more from Indonesia! Udah dulu ya, By.
Ali: ♥
Prilly: ♥
Setelah memastikan tak ada pesan lagi, Ali menyimpan ponselnya di nakas lalu mengambil handuk dan berjalab menuju kamar mandi. Ali membuka seragamnya lalu memasukkan kedalam keranjang untuk di laundry. Ali menyalakan shower. Tak butuh waktu lama bagi Ali untuk mandi. Ali hanya membutuhkan waktu sepuluh menit. Setelah itu, Ali memakai baju kaos dan celana pendek lalu melompat ke atas kasur setelah mengeringkan rambutnya.
Baru saja Ali ingin memejamkan mata, bunyi bising dari ponselnya membuatnya kembali membuka mata. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul duabelas lewat tigapuluh malam.
Ali berdecak malas,"Nggak tau bertamu apa ya, udahjam duabelas malam ini."
Setelah Ali membuka ponselnya ada tiga chat dari Verrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Captain!
RandomAli adalah seorang pilot, Prilly adalah seorang model. Bagaimana bisa mereka bersatu? Ayo ikuti kisahnya Perubahan judul, awalnya: Captain Handsome, I Love You!