Ali tersenyum menatap tampilan dirinya di cermin. Pakaiannya cukup simpel, batik yang dipadukan dengan celana jeans. Ali terlihat sangat tampan walau hanya memakai pakaian se-simpel itu. Ali memoleskan sedikit gel pada rambutnya sehingga membentuk jambul andalannya. Setelah merasa semuanya siap, Ali membuka pintu kamarnya lalu menuruni anak tangga.
Ali melihat beberapa keluarganya sudah datang. Ada Om, Tante dan beberapa sepupu Ali yang hadir. Hari ini, tepat diadakannya lamaran resmi dari keluarga Ali. Ali sangat menanti hari ini, apalagi besok ia akan kembali melakukan flight selama 7 hari. Ali pasti akan merindukan gadisnya nanti.
Ali menghela napas lalu kembali menyunggingkan senyum lebarnya. Ali menepuk bahu beberapa pelayan yang lewat di hadapannya. Ali menghampiri keluarga besarnya yang sibuk mengatur seserahan yang berada di atas meja. Ali duduk pada single sofa, tepat disamping Verrel yang juga sudah rapi dengan batik-nya.
"Eh, li? Udah siap?" tanya Keanu, sepupu dekat Ali.
Ali mengangguk cepat,"Insyaallah, Nu."
"Lo cakep juga ya, Bang? Baru nyadar gue-nya." ucap Verrel diiringi kekehannya.
Ali berdecak."Gue emang udah ganteng dari dulu. Lo-nya aja yang gak nyadar."
"Sejak kapan lo ganteng, Bang?" ejek Verrel yang sepertinya sangat berminat pada topik ini.
Ali menyugar rambutnya ke belakang."Sejak lahir. Udah mendarah daging soalnya." Ali beranjak namun sebelum itu, ia menyentil dahi Verrel."Jangan iri ya, Rel. Lo juga ganteng kok, saking gantengnya gue pengen mual."
Ali terkekeh sambil berjalan ke arah teras rumah, meninggalkan Verrel dengan wajah masamnya. Baru saja anak itu diterbangkan ke langit karena dipuji Abangnya, eh .. dibuang lagi ke darat. Tanpa melirik lagi ke arah Verrel, Ali meneruskan langkahnya. Setelah sampai di teras, Ali lagi-lagi tersenyum melihat Om dan sepupu-sepupunya yang sedang bercengkrama dengan gelas di tangan berisi teh masing-masing.
"Eh, Ali. Duduk sini, Li." pinta Rahmat, Om langsung Ali atau lebih tepatnya adik kandung Mama Resi.
Ali tersenyum lalu menyalami tangan Om dan sepupu-sepupunya. Setelah mendaratkan bokongnya di kursi yang memang tersisa satu itu, Ali mulai membuka obrolan.
"Udah lama datengnya?" tanya Ali.
"Nggak juga sih, Li." balas Fero, anak Om Rahmat.
"Gue baru aja nyampe, Li. Apa kabar, Li?" tanya Juno pula, sepupu Ali dari pihak Ayahnya.
Ali tersenyum kecil."Baik kok, lo sendiri gimana? Udah punya pasangan belum?" ucapan Ali membuat Juno dan Fero memutar kedua bola matanya dan berdecak sebal.
"Mentang-mentang udah punya, kita mah jomblo apa atuh." ucapan Juno membuat tawa mereka serempak pecah.
"Makanya, Jun. Cari pacar gih, langsung lamar kayak Ali. Gak bertele-tele, itu baru lelaki gentle. Jangan suka PHP aja kamu." tegur David, adik ayahnya Ali.
Juno mendengus pelan,"Iya, Pa."
"Calon kamu cantik gak, Li?" tanya Fahri, Kakak ayahnya Ali yang akan menjadi pembicara mewakili keluarga Ali malam ini.
Ali mengangguk."Iya, Om. Kayak bidadari." pujinya tulus.
"Om jadi penasaran, Li." komentar David diiringi kekehannya.
"Eh, kalian disini rupanya. Berangkat yuk, udah siap semuanya. Kasian keluarganya Prilly udah nunggu." Resi menepuk pundak Ali sekilas sebelum akhirnya berjalan menuju mobil.
Ali menghela napas dalam lalu menghembuskannya. Ali tersenyum kecil lalu merapikan kerah batik-nya dan berjalan menuju mobil yang dikendarai langsung oleh Verrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Captain!
RandomAli adalah seorang pilot, Prilly adalah seorang model. Bagaimana bisa mereka bersatu? Ayo ikuti kisahnya Perubahan judul, awalnya: Captain Handsome, I Love You!