Ali tersenyum, tangannya tidak berhenti membelai rambut halus Prilly. Padahal, aktivitasnya selama dua jam ini hanya itu saja. Ali melirik jam dinding sekilas yang menunjukkan pukul tujuhmalam. Sudah saatnya Prilly untuk makan dan minum obat namun Ali tak tega membangunkannya. Baru kali ini Prilly tidur senyenyak ini, karena tiga hari ini, Prilly terkena insomnia, susah tidur. Ali menyesal, tidak seharusnya ia marah pada Prilly, kalau ia tidak marah pasti Prilly akan sehat-walafiat seperti sediakala.
Ali tak tega melihat Prilly dengan kondisi seperti ini. Kata dokter, tubuhnya sangat lemah dan butuh istirahat selama tiga hari kedepan dan harus rawat inap. Setelah kondisinya stabil, baru Prilly bisa mengikuti rawat jalan saja. Ali pun sangat bersedia menemani Prilly di rumah sakiy karena ia akan kembali flight dua minggu yang akan datang. Ali sudah merencanakan kepulangannya ini untuk melamar Prilly secara resmi. Walaupun sepertinya akan tertunda karena Prilly yang sedang sakit namun jika gadis itu sudah sembuh, Ali dan keluarganya akan datang untuk melamar Prilly sebelum Ali kembali flight.
Ali menguap kecil, ia juga sangat mengantuk. Sudah duamalam dia tidak tidur dan selalu mengandalkan kopi saja. Matanya sudah seperti mata panda, sama seperti Prilly namun Prilly lebih parah karena di tambah mata sembabnya akibat menangis. Ali mengusap bawah mata Prilly lalu mendongak dan mengecup bawah mata Prilly itu dan tersenyum."Mata panda," kekehnya.
"Sayang, aku minta maaf ya. Aku terlalu posesif. Andai aja aku nggak marah waktu itu, kamu pasti gak akan kayak gini. Maafin pacar kamu yang posesif dan bandel ini ya, Ali janji gak akan bikin Prilly nangis lagi." Ali mengecup tangan Prilly yang sudah di genggamnya sejak duajam yang lalu. Prilly menminta Ali agar menggenggam tangannya, karena ia takut kalau Ali akan pergi lagi darinya.
Ali tak bosan memandangi Prilly. Begitu cintanya Ali pada Prilly dan rasa itu semakin besar setiap saatnya. Ali tidak pernah merasakan benih-benih cinta ini sebelumnya. Walaupun dengan masa lalunya, Ali .. ah, sudahlah. Ali menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya lalu memejamkan mata.
•••••
Prilly mengerjap-ngerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya. Prilly merasakan sesuatu yang berat di tangannya. Prilly tersenyum kecil saat melihat Ali yang tertidur dan masih menggenggam tangannya. Sebelah tangan Prilly terulur untuk mengusap rambut lebat Ali. Rambut Ali terlihat lebih panjang dari sebelumnya, pasti lelaki itu belum mencukur rambutnya. Mengenal Ali satu bulan ini cukup membuat Prilly tahu banyak tentang Ali.
Ali suka susu kocok.
Ali suka nasi goreng.
Ali suka kastengels.
Ali suka kopi susu.
Ali suka offroad.
Ali akan mencukur rambutnya sebulan sekali.
Ali pecicilan.
Dan .. Ali tidak suka sesuatu yang berbau ; Ikan. Karena dia alergi sama ikan.
Prilly cukup mengetahui Ali. Itu adalah bekal untuknya jika nanti menjadi istri Ali, begitu kata Ali. Gerakan tangan Prilly membuat Ali terbangun.
Ali mengucek matanya pelan lalu mengerjap-ngerjapkannya.
"Good morning, Sayang," Prilly tersenyum sambil mengusap pipi Ali lembut.
Ali tersenyum lalu mengecup pipi Prilly dan memajukan dahinya agar Prilly bisa mengecupnya."Morning too, By. How do you feel?"
"Better," jawab Prilly.
Ali tersenyum lalu kembali mengusap rambut Prilly dengan lembut. Setelah itu, Ali beranjak."Aku ke kamar mandi dulu ya, mau cuci muka."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Captain!
RandomAli adalah seorang pilot, Prilly adalah seorang model. Bagaimana bisa mereka bersatu? Ayo ikuti kisahnya Perubahan judul, awalnya: Captain Handsome, I Love You!