Buah Hati, Keutamaan Az-Zahra, dan Pandangan Mengenai Perempuan

16.8K 1.2K 41
                                    

Assalamualaikum, sudah berapa lama saya menggantungkan cerita ini? Huaa, maapkeun yaaa:'

Happy reading!

***

Buah Hati

Keluarga Azzahra dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya. Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Azzahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.

Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan. Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”

Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah itu dengan nama-nama tersebut. Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra.

Riwayat Keutamaan Azzahra

Muhammad Al Baqir ibn Ali Assajjad ibn Husain putra Fatimah mengatakan, “Mengapa Fatimah dinamakan Azzahra?” ia menjawab, “karena Allah SWT menciptakannya dari cahaya keagungan-Nya, ketika ia bersinar , ia menerangi langit dan bumi dengan cahayanya, menutupi pandangan-pandangan para malaikat lalu mereka sujud kepada Allah dan bertanya, “Tuhan kami dan junjungan kami, cahaya apakah ini? Maka Allah menjawab, ‘ini adalah cahaya dari cahaya-Ku. Aku tempatkan ia dilangit-Ku dan aku ciptakan dia dari keagungan-Ku. Aku keluarkan dia dari sulbi seorang Nabi-ku yang Aku utamakan atas sekalian Nabi.. ” [ Al-Bihar, Jus 43. Hal 12]

Rasulullah saw mengatakan, “cukuplah bagimu wanita-wanita di seluruh alam dengan Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid.Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah binti Muzahim.” [Kasyf Al-Ghummah, II, hal. 76]

Aisyah mengatakan, “Belum pernah saya melihat seorang pun yang lebih benar bicaranya dibandingkan Fatimah, kecuali ayahnya.” [Kasyf Alghummah II,hal. 8; Dzakha’ir Al-‘Ukba, hal. 44]

Rasulullah saw mengatakan, “wahai Fatimah, sesungguhnya Allah marah dengan kemarahanmu dan rida dengan keridaanmu.” [Yanabi’ Al-Mawaddah, hal. 99]

Kita ketahui dengan pasti, Allah tidak akan rida kepada sesuatu yang buruk dan bertentangan dengan kebenaran.

Rasulullah saw juga mengatakan “Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa membuatnya marah berarti ia membuatku marah.” [Shahih Al-Bukhari, II, hal.203]

Dapat kita perhatikan disini bahwa Fatimah juga memiliki akhlak yang agung serta suci dari dosa, dan kejahatan, karena Nabi sendiri adalah utusan Allah yang suci. Sebagaimana tentangnya Allah SWT berfirman, “Dan sungguh engkau (muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang mulia,” [QS.Al-Qalam:4] dan bahwa ia, “tidak berbicara menurut hawa nafsunya; ucapannya tidak lain dari wahyu yang diwahyukan,” [QS.Ann-Najm:4] dengan demikian, tidak mungkin kemarahan dan keridaan Rasulullah saw bertentangan dengan Fatimah sendiri.

Fatimah adalah Ahlulbait Nabi, dialah yang disebutkan dalam Al-Quran “sesungguhnya Allah berkeinginan untuk menghilangkan kotoran dari kamu, hai Ahlulbait, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya.” [QS.Al-Ahzab: 33]

Imam Hasan meriwayatkan, “Aku belum pernah melihat seorang wanita yang lebih alim daripada ibuku. Ia selalu melakukan solat dengan begitu lama sehingga kakinya menjadi bengkak.” Imam Hasan juga meriwayatkan:

“Aku melihat ibuku, Fatimah berdiri solat pada malam Jumat. Beliau meneruskan solatnya dengan rukuk dan sujud sehingga subuh. Aku mendengar beliau AH berdoa untuk kaum mu’minin dan mu’minah dengan menyebut nama-nama mereka. Beliau berdoa untuk mereka semua tetapi beliau AH tidak berdoa untuk dirinya sendiri. “Ibu,” Aku bertanya kepada beliau “Mengapa ibu tidak berdoa untuk diri sendiri sebagaimana ibu berdoa untuk orang lain?” Beliau menjawab,” Anakku, (berdoalah) untuk tetangga-tetanggamu diutamakan dan kemudian barulah dirimu sendiri.” [Bihar al-Anwar, Jilid 43, hlm.81-82; Abu Muhammad Ordooni, Fatimah The Gracious, hlm.168-169;Sayyid Abdul Razak Kammoonah Husseini, Al-Nafahat al-Qudsiyyah fi al-Anwar al-Fatimiyyah, Juz 13, hlm.45]

Rasul pernah menyifati putrinya, Fatimah dengan sabdanya, “Allah telah memenuhi hati dan seluruh anggota tubuh Fatimah dengan keimanan dan keyakinan.” Kepada putrinya itu, beliau pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“

Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fatimah Zahra merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Di saat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah SAW biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Beliau mencintai dan memuji Fatimah sedemikian, semata-mata karena mengetahui kedudukannya yang tinggi. Dialah perempuan teladan dalam islam

Pandangan Tentang Perempuan

Fatimah ditanya tentang apa yang paling baik untuk perempuan? “yang baik bagi perempuan adalah mereka tidak memandang laki-laki dan laki-laki tidak memandang mereka.”

Beliau ingin menegaskan disini pentingnya menjaga hijab dan kesucian diri. Perempuan yang selalu menjaga harga dirinya dan memelihara kemuliaannya. Ia berhijab dan keluar dari rumahnya dengan sederhana tanpa berlebihan, menutupi tubuhnya yang dapat menggoda dan juga perhiasannya dari laki-laki nonmuhrim, tidak memandang mereka dan mereka tidak memandangnya.

***

Sumber: https://buletinmitsal.wordpress.com/sosok/mengenang-sayyidah-fatimah-azzahra/

Author's note.

Btw, sepertinya biografi ini tinggal satu part lagi:') habis ituu, selesai dehhh. Ohiya aku bingung abis cerita ini selesai, menurut kalian aku harus gimana? /LAAHH:'

Iya, jadi ada usul gitu nggak aku harus ngapain? Bikin biografi lagi? Kalo iya, mau tentang siapa? Hehe.

Aku sebenarnya udh ada ide buat bikin cerita baru dengan latar di pesantren, kayak menceritakan kehidupan pesantren itu gimana, tapi aku takut ceritanya malah terbengkalai tak berdosa /aih

Soalnya aku kalo nulis mood-moodan:'v

Ohiya, cit chat sama sipa yuukkk! Kita ngobrol di lineee!! Add yaa: syifamalia05

Mari bertemaan!:)

Oke, sekian a/n nya. Jangan lupa komen yaa! Aku minta pendapat loh:'v jangan dikacangin, dikacangin itu nggak enak eish:")

Wassalamualaikum!

Sebelas Maret, 2017, Bogor.

Syifa Amalia.

Fatimah Az-Zahra [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang