"Teori bumi itu bulat aja masih ada yg meragukan apalagi teori benci jadi cinta yg belum jelas pencetus nya"-Aurel M
*
Banyaknya buku berserakan dan kertas yg bertebaran dimana mana. Aurel sedang belajar untuk ulangan PKN yg dihadapi nya esok hari.Gadis itu terus saja membaca lembaran demi lembaran buku yg ada di depan nya. Berusaha mengingat ingat pasal yg tertulis ke dalam ingatan nya tersebut. Namun satu hal yg menganggu aktifitas gadis ini.
Drtt...Drtt...
Suara ringtone hp yg berbunyi terus memerus memaksakan tangan nya untuk membuka hp berwarna birunya itu, mencari informasi apa penyebab dari suara yg didengarnya itu.
Rina's calling
Terpapar foto rina yg sedang menelpon nya. Ia pun menekan tombol berwarna hijau dan menggeser nya ke arah kanan. Dan tidak lama terdengar suara seorang gadis di seberang sana.
"halo rin? "
"halo? Elo lama amat ngangkatnya deh, "
"hehe sorry, ada apa ya? "
"hm, gue pengen ngajak lo nongkrong di cafe deket sekolah sekalian wi-fi gratis, mau ga lo?"
"gimana yaa?? "
"elo ada acara? "
"enggak sih, yaudah deh gue otw 15 menit lagi deh"
"oke, byee"
"bye"
Setelah berpikir pikir sejenak ia memutuskan untuk datang ke cafe tempat biasa ia kunjungi. Toh sudah lama ia tidak berkunjung ke tempat itu, tidak salah sesekali ia datang kan?.
Aurel sudah siap dengan celana jeans selutut dibalut kaos berwarna coklat. Tidak lupa ia membawa tas yg berisi buku pkn nya untuk belajar disana.
Setelah meminta ijin kepada ibunya. Ia pergi ke cafe itu menggunakan transportasi umum karena abang abang nya yg sedang tidak berada di rumah.
25 menit ia habiskan di dalam transportasi umum. Dan akhirnya tempat tujuan gadis ini pun sampai. Ia keluar dari transportasi umum itu dan segera memasuki cafe langganan nya itu.
Kling.
Ciri khas yg biasa ia dengar pertama kali saat memasuki cafe ini.
Matanya menyapu seluruh bagian cafe mencari cari sosok yg menyuruhnya untuk datang kesini. Dipojok sana bangku yg biasa ia duduki,akhirnya ia menemukan gadis yg sedari tadi dicari.
Ia menghampiri gadis yg memiliki rambut lurus sebahu itu. Dan menepuk pelan pundak nya.
"hai rel akhirnya lo dateng juga" sapa rina
"hai, lama ya? Sorry" jawabnya
"enggak juga santai aja kali, duduk kek berdiri mulu lo"
"hehehe iya"
Setelah berbincang bincang cukup lama rina dengan tiba tiba harus pamit lebih dulu karena ada keperluan mendadak.
Alhasil tinggallah Aurel seorang diri. Ia masih setia membaca buku PKN nya yg dibawa dari rumah. Sesekali menyeruput iced chocolate pesanan nya itu.
Tiba tiba saja seorang pria menepati bangku kosong di depan Aurel. Aurel mendongak karena merasakan kehadiran orang lain di mejanya.
Matanya membulat sempurna melihat siapa yg duduk di depan nya sekarang .
Iryan's PoV on
Entah mengapa gue lagi pengen banget ke cafe deket sekolah. Akhirnya gue pergi kesana sendiri.
Kling
Suara bel diatas pintu ternyata gue kirain apaan,maklum baru pertama masuk cafe ini. Gue nyari nyari tempat duduk yg pas tapi mata gue menangkap sosok cewek jutek yg suka marah marah lagi duduk sendiri.
Entah kenapa kaki gue terus aja melangkah deketin meja cewek itu. Dan disini lah gue duduk didepan dia,dia mengangkat wajahnya dan kaget dengan keberadaan gue.
Bisa gue liat ekspresi nya yg siap memaki gue kapan saja dengan kata katanya yg pedas kaya sambal extra hot gue pun siap sedia menerima makian itu dengan menutup kedua telinga gue pake tangan.
Iryan's PoV off
"elo ngapain disini" ujarnya dengan nada yg sangat tidak bersahabat
"gue pengen beli lah" ujar iryan santai dan melepaskan tangan nya yg menutupi kedua indera pendengaran nya
"tapi tempat duduk disini banyak yg kosong" tangkas nya
"mampus, gue jawab apaan? " batin iryan
Namun bukan iryanto putra jika kalah berdebat dengan Aurel Mondaita.
"gue pengen nya nemenin elo" entahlah ucapan ini keluar tiba tiba dari mulut gue
"basi lo! " jawabnya cepat.
"udah gue duga" batin iryan
Hening cukup lama,perasaan canggung meliputi keduanya setelah Aurel memutuskan untuk diam tidak menanggapi perkataan iryan yg duduk di depan nya.
Tak tahan lagi dengan keadaan seperti ini. Tiba tiba saja ide gila iryan muncul di otak nya.
"rel, lo kan pinter ke cafe aja masih sempet belajar buat ulangan besok,gimana kalau kita besar besaran nilai yg kalah harus nraktir" ucap iryan
1 detik
2 detik
10 detik
Iryan menunggu jawaban dari seorang gadis di depannya.ia bahkan sudah beramsumsi bahwa gadis itu akan menolak ajakan nya.
"lo nantang gue? " akhirnya gadis ini pun bersuara .gue pikir dia udah jadi si bisu.
"menurut lo? " tanya gue
"gue gak peduli " yapz sudah kuduga permisa kenyataannya pun jauh dari ekspetasi
"kenapa?lo takut kalah dari gue? " gue pun berusaha buat membujuk gadis di depan gue ini. Entah mengapa gue seneng aja gangguin nih cewek satu.
"emang kalo gue kalah, gue nraktir apa buat lo? " ucap gadis ini.
Hello apa dunia sudah berubah? Apakah gadis di depan gue ini mulai tertarik. Gue pun mulai berpikir pikir apa ya enaknya hukuman buat yg kalah. Dan satu ide muncul gue pun bilang
"lo harus.. -"
Bersambung
••••••••
Haii aku next nih makasih buat yg selama ini mau baca 😊 aku masih penulis baru vote comment kalian itu berhargaaaaa banget buat aku hehehe
See u 😍😘

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy
Ficção AdolescenteAurel terpaksa mengabdikan hidupnya untuk bersabar ketika seorang cowok datang mengobrak abrikan kehidupan nya dan termaksud hatinya. Gak pinter bikin sinopsis baca aja 😊 Note: penulisan,EYD,tanda baca masih amatir diawal selanjutnya enggak 😊