Lo pernah ngerasain lagi liatin doi, tapi dia ternyata tau dan terang-terangan bilang ke kita?
Tai 'kan?
Eek.
Ya emang.
Pengen gue lempar Calum jauh-jauh dari Sabang sampai Merauke. Tapi dia kelihatan santai-santai aja dan gak mengalihkan pandangan dari hape! Sementara disini gue sport jantung dan bingung mau ngapain.
"Apasih, orang gue liatin tato lo."
"Oh," balesnya singkat padat dan menjengkelkan.
Karena kesel, gue pun kembali membaca cerita menye-menye. Tapi tiba-tiba Calum udah ada di depan gue sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Hah?"
"Ayok, keluar. Gue bosen."
Iya juga sih, gue juga bosen. Akhirnya gue menyambut uluran tangan Calum dan pergi keluar menaiki motor Supra X-nya.
Gila! Calum nyetirnya ngebut banget, bikin gue harus memegangi helm.
"Bisa pelan dikit gak, sat?!" Teriak gue.
Calum ketawa, "Asik, 'kan, Bi?"
"Asik gundulmu! Ntar helm gue terbang bego!"
Helm gue itu helm proyek yang talinya udah copot. Duh, sumpah gue takut kalo helm gue terbang dan kena om-om di belakang yang lagi bawa ayam beserta kandangnya di jok belakang.
Haduh, setelah beberapa menit dengan cara nyetir Calum kayak orang dikejar rentenir, akhirnya kita berdua sampai di kafe restoran.
Wah, lagi banyak duit nih, bocah. Lo pada tau, Calum ngajak gue ke resto itu setahun sekali. Itu pun kadang ngutang dulu. Beruntung kan yang punya sahabat dia Si Lukeman.
"Mau pesen apa, La?" tanya Luke.
"Lasagna, Waffle, sama Orange Float."
"Lo, Cal?"
"Samain kayak Bila."
"Siap. Ditunggu se-abad ya?"
Gue sama Calum terkaget, "Hah?!"
Luke nyengir kuda, "Canda, su."
"Ok." Gue memilih untuk duduk berdandar di kursi. Gue kayak jet lag aja dibawa ngebut sama Calum.
"Kenapa, Bi?" tanyanya.
"Menurut lo? Pusying pala Aurel. Kalo gue mati gimana tadi?"
"Ya gampang, gue tinggal nyanyi. Bila waktu tlah memanggil
teman sejati hanyalah amal…"Gue melempar nomor meja ke arah dia. "Serah ler."
"Ciye ngambek," goda Calum seraya berusaha mencolek dagu gue. Mau dia apa sih! Bikin gue baper mulu.
"Yah, ngambek beneran nih? Padahal abis ini rencana gue mau ajak lo jalan ke taman."
Gue mendelik, "Serius lo?"
"Duarius, Bi."
"Ah, yang bener, sat!"
"Tapi lo kan lagi ngambek, jadi pulang aja deh ya?"
Seketika gue memasang wajah super cerah macem iklan Pond's. "Gak kok, suer. Tadi gue becanda elah hahahaha."
"Hehe, yaudah habis ini kita ke taman."
"Aku sih YES!"
Tak lama pesanan gue sama Calum datang. Kita berdua pun makan dengan khidmat. Sok-sokan khidmat orang macem babi gak makan setahun gini.
"Cal?"
Sejujurnya gue penasaran setengah mati sama siapa cewek yang ditaksir Calum. Sakit juga sih, karena dia malah suka sama orang lain.
Calum berusaha menelan makanannya kemudian bertanya, "Ya, ada yang bisa saya banting?"
Banting dedek dari langit ketujuh mas!
"Itu... Cewek yang lo taksir..."
"Oh." Calum membersihkan mulutnya yang belepotan saus, "you know her so well."
"Me?"
"Yeah."
"Gue gak punya temen selain elo, Cal," kata gue mantap.
"Tapi nyatanya, lo kenal banget sama dia, Bi."
Sumpah gue gak ngerti.
"Saat ini dia ada di sini."
Gue segera mengedarkan pandangan ke seluruh kafe. Bahkan sampai gue menelusup ke bawah meja para pelanggan. Gak gitu juga sih.
Tapi gue bener-bener gak menemukan sosok orang yang gue kenal selain Calum dan Luke yang lagi ngupil di belakang meja kasir. Ewh.
Gue jadi was-was kalo kayak gini.
"Cal?"
"Yep?"
"Lo naksir sama... makhluk gaib?"
Calum memutar bola matanya, "Gue masih normal dan gue gak punya indra keenam yang bisa ngeliat setan."
"Terus? Gue sama sekali gak kenal sama mereka semua," kata gue.
"Then just wait 'till I tell you who's she."
Gue terdiam. Calum bener-bener lagi suka sama seseorang. Dan gue yakin itu bukan gue. Kok sakit ya, tapi tidak berdarah hehe.
Dan gue sadar kalo semakin lama, Calum semakin jauh dari gapaian gue.
Note:
Daku lg nge-date wkwk
Vomments ya lil pumpkins :*
KAMU SEDANG MEMBACA
teka-teki • cth ✓
Short Story🌿 [ft. Calum Hood] ❝Mainnya teka-teki mulu. Gak kasihan sama jantung gue, apa?❞ ________ ©yhahood 2017 All rights reserved #561 in short story 21/4/17