R E M E M B E R ? - 11

58 16 0
                                    

Hari ini lagi-lagi Agatha berangkat kesiangan. Dengan sekuat tenaga ia mengayuh sepeda nya untuk menuju ke sekolah. Sesekali ia melihat jam yang melingkar di tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit.

Jika bukan karena kejahilan abangnya dia pasti tak mungkin terlambat. Seingatnya tadi malam ia mengatur alarm nya jam 6 tapi entah kamarnya kedatangan Buto Ijo atau penyihir jahat, tiba-tiba alarm nya berubah menjadi jam 7.

Dan baru pagi tadi ia mengetahui ternyata makhluk astral penghuni kamar sebelahnya lah yang telah mengganti alarm nya. Karena ayahnya dan abangnya yang ingin ia santet itu telah berangkat duluan meninggalkannya, maka tak ada pilihan lain selain menaiki sepeda.

Bahkan Agatha tak memperdulikan kalau ia memakai rok, dengan ugal-agalan ia mengayuh sepedanya secepat mungkin. Melewati kampung yang jalanannya becek, karena hanya itu satu-satunya jalan pintas tercepat untuk menuju ke sekolahannya.

Pukul setengah delapan pas ia baru sampai di depan gerbang sekolahnya. Dan sudah ia duga Pak Madi sang penghuni ruang Bp dengan kumis tebal dan tatapan nya yang tajam sudah stay di pos satpam untuk menyegat murid-murid yang datang terlambat.

Dengan keringat yang bercucuran di dahinya Agtha pun membuka sidikit gerbang sekolah agar ia bisa masuk. Dengan hati-hati ia mendekati pak Madi yang sedang membaca koran. Sebenarnya Agatha ingin langsung kabur saja namun Agatha tahu walupun pak madi terlihat tak menghiraukannya namun aslinya beliau tahu kalau Agatha terlambat.

"Pagi pak" ucap Agatha dengan cengiran khas di wajahnya.

"Siapa kamu? Murid mana kamu?" Ucap pak Madi dengan tetap melihat korannya

"Yaelah bapak mah jahat, masa lupa sama murid sendiri" ucap agatha

"Oooh murid sini, jam berapa ini kenapa baru berangkat" ucap pak Madi dengan tatapan tajam nya yang mengarah ke Agatha.

Agatha pun hanya bisa menelan ludahnya yang terasa pahit, dan mulai menjawab

"Itu pak.. Anu..itu" ucap Agatha terbata-bata.

"Itu anu apa" ucap Madi

"Itu pak..kesiangan" ucap Agatha sambil menundukkan kepalanya.

"Kesiangan? Kesiangan sampai jam 8, kamu kira ini sekolah nenek mu baru berangkat jam segini. Mungkin kamu akan memecahkan rekor sebagai murid yang berangkat paling sia.."

Ucapan pak Madi terputus dengan suara bunyi motor yang berhenti di depan gerbang.

"Eh pagi pak" ucap seseorang

Dalam tundukannya Agatha mengulum senyum karena bukan dirinya lah yang memecah kan rekor siswa paling terlambat. Tenyata masih ada siswa lain yang lebih molor dari pada dia.

"Jam berapa ini kenapa baru berangkat Arsyaf" ucap pak Madi

Mendengar nama Arsyaf disebut Agatha pun langsung mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah gerbang. Dan benar itu Arsyaf, Dalam hati Agatha mengumpat kenapa ia selalu bertemu Arsyaf.

"Anu pak .. kesiangan" ucap Arsyaf

"Kesiangan" Ucap pak Madi dengan nada tingginya." Sekarang kalian saya hukum, berdiri dibawah tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi" Lanjut pak Madi

"Berdua pak?" Tanya Agatha

"Ya Iyalah, Sama siapa lagi kalau bukan kalian Berdua" ucap pak Madi

"Iya pak" ucap Agatha dan Arsyaf bersamaan.

Dan disinilah sekarang Agatha dan Arsyaf berdiri dibawah tiang bendera ditemani teriknya matahari. Tak ada percakapan diantara mereka, mereka tetap fokus dengan hukumannya tetap berdiri dengan keringan bercucuran di dahi mereka. Hingga akhirnya Arsyaf yang mulai merasa tak nyaman dengan situasi canggung ini pun mulai membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu.

"Capek?" Tanya Arsyaf

"Nggak" jawab Agatha cuek

"Sakit?" Tanya Arsyaf lagi

"Loe kali yang sakit" jawab Agatha lagi dengan nada judesnya.

"Muka loe pucet" ucap Arsyaf

Agatha hanya diam tak menanggapi

"Loe Belum sarapan ya?" Tanya Arsyaf lagi

"Kek wartawan loe nanya mulu, mau gue sarapan apa nggak juga bukan urusan loe" jawab Agatha

"Loe kan punya magh kronis, Jadi gue cuma khawatir aja" ucap Arsyaf pelan namun masih bisa didengar oleh Agatha.

"Dari mana loe tahu gue punya magh kronis" ucap Agatha yang kini telah menghadapkan tubuhnya kearah Arsyaf.

"Nebak" ucap Arsyaf

"Gue kira..." ucap Agatha yang telah kembali keposisi semulanya mengahadap tiang bendera.

"Loe kira apa?" Tanya Arsyaf

"Gapapa" ucap Agatha singat

Dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri kenapa ia bisa berfikir kalu Arsyaf telah mengingat ingatan nya.

"Agatha bego, loe ga boleh berharap lebih" ucap nya dalam hati

Menit demi menit pun berlalu, tiba-tiba kepala Agatha terasa pening, mungkin memang karena efek tadi dia gak sarapan. Bel istirahat tak kunjung berbunyi. Kakinya sudah tidak sanggup menopang beban tubuhnya. Dan akhirnya Agatha ambruk dan tak sadarkan diri.

"Agatha, bangun ta" ucap Arsyaf dengan muka khawatirnya.

Arsyaf pun segera menggendong Agatha dan membawanya ke ruang UKS. Tepat ketika mereka sampai di ruang UKS bel istirahat berbunyi.

"Seharusnya lo bisa tahan dulu pingsannya" ucap Arsyaf.

Arsyaf kebingungan karena tak tahu harus berbuat apa. Pasalnya ia sama sekali tak mengerti tentang obat-obatan.

"Haduh harus ngapain nih gue apa gue kasih betadin" ucap nya sambil memegang botol kecil batadin

"Perban" ucap nya kali ini memegang gulungan Perban.

"Ah bego, itu kan buat luka" ucap Arsyaf sambil menabok kepalanya sendiri.

Ia terus mengobrak-abrik kotak obat dan berbicara sendiri seperti orang sinting.

"Eh ngapain loe" ucap seseorang mengangetkan Arsyaf

"Kak Risa, ngaggetin aja loe" ucap Arsyaf

"Hehe Sorry sorry" ucap Risa

"Ngapain loe disini?" Tanya nya kemudian.

"Nyari obat" ucap Arsyaf

"Buat?" Tanya Risa

"Tuh temen loe pingsan" jawab Arsyaf
"Yaampun, Agatha loe apain nih?" Ucap Risa

"Enak aja, tadi dia tu pingsan. Terus gue bawa ke UKS" ucap Arsyaf

"Oo gitu, Yaudah sekarang loe ke kantin..."

"Ya ampun makasih kak, loe pengertian banget kalo gue lagi laper" ucap Arsyaf

"Eh enak aja, loe kekantin buat beliin makanan sama teh anget buat Agatha yaa" ucap Risa

"Yee, gue kirain" ucap Arsyaf

"Udah buruan Sono" ucap Risa

Beberapa menit kemudian Arsyaf telah kembali dari kekantin dengan membawa bungkusan makanan dan segelas teh hangat di tangannya. Ketika sampai di UKS tak ada Risa yang semula ada disana hanya ada Agatha yang masih belum sadar.

"Gak sadar sadar loe, padahal gue beliin makanan yang maknyos nih buat loe" ucap Arsyaf sambil memandangi Agatha.

Tak beberapa lama Agatha mulai mengerjapkan matanya







Vote&Commennya guys.
Maaf kalo cerita ini makin gaje Dan absurd.
Terima kasih sudah membaca 😘😘😘😘

S T R O N G E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang