part 2

4.1K 309 11
                                    

Dorr dorr!

Terdengar suara tembakan peringatan dari arah selatan pintu masuk bandar udara bersamaan dengan teriakan para pengunjung yang kaget luar biasa.

"Semua orang diharapkan tenang. Tidak ada satu orang pun yang boleh keluar atau pergi dari area bandar udara saat ini juga. Mohon kerja samanya. Terimakasih."

Suara dari pusat informasi menggema keseluruh sudut bandara. Kejadian mencekam tak luput dari penglihatan semua orang pada saat ini.

Dorr!

Terdengar lagi suara tembakan peringatan kedua yg berasal dari orang yang sama. terdengar mengerikan bagi siapapun yang nendengarnya.

"Berhenti brengsek!" Teriak sang pemberi tembakan peringatan tadi kalap.

Seketika pria berjas yang sedang dikejar oleh sekitar 7 orang polisi tersebut menghentikan langkahnya. Pria tersebut andrew lim. Mafia terkenal dari negeri cina.
Bos mafia yang selalu saja bisa lolos dengan mudah dari polisi yang ada diberbagai negara yang akan menangkapnya.
Bos mafia yang selalu lolos saat uji keamanan koper diberbagai bandar udara.
Serta bos mafia yang sangat ditakuti oleh berbagai kalangan pria berjas yang ada didunia ini.

Andrew membalikan badannya seraya mengeluarkan pistol yang tersembunyi didalam kaos kakinya. Pria itu tersenyum picik kepada para polisi yang ada didepannya.

Para polisi yang ada disana terbelalak melihat pistol yang dipegang oleh andrew.

"Turunkan pistol mu!" Andrew mengalihkan tatapannya kepada sang  "dua kali" pemberi tembakan peringatan.

Adrian. Yah pria itulah yang melepaskan tembakan peringatan kepada sang buronan.

"Kau fikir menangkapku semudah itu?"

Adrian tersenyum sinis. benar kata orang, pria didepannya ini sangat pandai dalam berbagai bahasa.

"Aku  akan memberimu pilihan"

"Turunkan dulu pistol tak berguna mu" sela andrew cepat.

Adrian menurut. Pria itu menurunkan pistolnya tanpa ragu.

"Kau serahkan dirimu sekarang, atau kau ingin mati secara tidak hormat didepan banyak orang sekarang"

Adrian terbelalak dengan pemandangan yang ada didepannya, sial. Pria itu tertawa mengejek kearah dirinya.
Susah payah adrian menahan amarahnya saat ini juga.

"Kau sedang bernegoisasi dengan anak SD?" sinis andrew.

Adrian kembali mengangkat pistolnya dan mengarahkannya lagi kearah andrew.

Namun dengan cepat andrew berlari kearah keramaian orang yang sedang menonton kejadian ini, andrew menarik asal salah satu orang yang ada dibandara pada saat itu.

"Ahhhh!" Teriakan dari gadis yang disandera andrew tersebut semakin membuat situasi mencekam.

Andrew mengarahkan pistolnya kearah kepala seorang gadis yang tidak mempunyai sangkut pautnya dengan kejadian tersebut, ia tersenyum picik kearah adrian.

"Biarkan aku pergi, dan gadis ini selamat!" Andrew semakin mengeratkan cengkramannya pada leher sang gadis.

"Kau fikir aku bodoh? Kehilangan satu nyawa demi menangkap dirimu tidak masalah brengsek!"

Gadis yg disandera itu membelalakan mata mendengar penuturan dingin dari sang polisi.

"Aku setuju"
Andrew mulai menarik pelatuk pistolnya pelan. Membuat gadis sanderaannya memejamkan mata takut.

Dorr! dorr!
Andrew ambruk kebawah beserta jas mahalnya yang sudah berlumuran darah.
Dua kali tembakan mengenai jantung dan kakinya, membuat pria tersebut lemas.

Gadis sanderaannya tadi dengan cepat berlari menjauhi andrew yang sekarang dengan cepat dikerumuni para polisi.

"Aku sebenarnya tidak mau melakukan hal seperti ini."

"Tapi lebih baik aku mendahului mu melakukannya dari pada kau melakukan kejahatan terakhirmu didepanku" adrian tersenyum sinis

"Bawa saja tim medis kepenjara, aku tidak mengizinkannya menjalani pengobatan dirumah sakit"

Setelah mengatakan itu adrian berbalik pergi meninggalkan bandar udara dengan tenang.
Adrian sempat bertanya-tanya, bagian mana yang sulit menangkap andrew lim? Sang mafia terkenal yang berbahaya.

Adrian merasa tidak ada yang spesial dari pria itu. Semua yang dikatakan diluar sana hanya rumor semata.

***

Drrt drrt
Ponsel nara bergetar menandakan ada pesan masuk

To:nara
From:adrian

Kau sedang apa?

Nara mendengus kesal,
"Apa dia tidak punya pekerjaan lain, selain menanyakan keadaanku? Atau pekerjaannya polisi hanya bualan semata? Buktinya dia terus saja mengganggu ku" nara terus saja mengumpat kesal.

***
Nara keluar dari kamarnya sekitar pukul 8 malam. Ia berjalan kearah dapur untuk membasahi kerongkongannya yang mulai mengering.

Nara melewati nyonya freedy yang sedang serius melihat berita yang sedang menayangkan Hot Breaking News ditelvisi.

Saat nara kembali lagi dari dapur dan membawa segelas jus jeruk peras kearah sang mama.
Alangkah terkejutnya ia melihat sang mama berteriak keras dengan pandangan yang masih mengarah kearah televisi

"ASTAGA ADRIANKU!"

"Yakk! Jangan berteriak-teriak ma" sungut nara kesal.

Nyonya freedy menolehkan kepalanya kearah sang anak cepat.

"Cepat telpon adrian! Tanyakan padanya apa dirinya ada yang terluka?" Nada suara nyonya freedy terdengar khawatir.

"Apa?" Ucap nara bingung

Nyonya freedy mengehela nafasnya kemudian menunjuk kearah telivisi yang masih menanyangkan berita yang ada disana.

"Kenapa dengan dia?" Tanya nara bingung

"Kau lihat? Adrian menangkap bos mafia cina yang terkenal gila itu! Waahh anak itu benar-benar hebat"

"Kapan?" Nara meminum jusnya tak peduli.

"Kejadiannya 10 menit yang lalu"

Byurrr!
Nara menyemburkan jus yang ada didalam mulutnya kedepan.

"Yakk nara!" Teriak nyonya freedy kaget.

"Benarkah?"
Nara meraih ponselnya diatas meja yang ada didepannya.

"Padahal 5 menit yang lalu dia baru mengirimiku pesan" nara memastikan jam pengirimannya.

"Oh ya? Wahh anak itu masih sempat-sempatnya mengirimimu  pesan, dasar!"

"Cepat tanyakan kabarnya. Jangan selalu bersikap kasar padanya nara" peringat nyonya freedy pada sang anak.

Tbc
Vote sangat diperlukan, comment juga sangat diperlukan.
Tylo banyak, belum sempet diedit maaf.

My Police Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang