Part 16

2.5K 166 16
                                    

Serius banget sih wajah adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serius banget sih wajah adam. Lagi ngelihatin apaan. Wajahnya tak pernah berubah, selalu tampan dan menggemaskan. Pantas saja wanita-wanita mendekatinya. Hah ini juga yang membuatku takut. Dari dulu ketakutanku adalah adam akan banyak digilai wanita. Hingga aku memutuskan untuk berpacaran dengan adam. Namun, benar kata adam jika komitmen pacaran terlalu rapuh dalam sebuah hubungan.

Kita saling cinta namun tak bisa melakukan hal lebih saat melihat pasangan satu sama lain dekat dengan orang lain. Kita hanya tak terbiasa jika harus terpisah. Dan saat itu terjadi kita malah sama-sama egois berlagak semuanya baik-baik saja.

Tapi kali ini, aku tidak bisa egois memikirkan perasaanku sendiri. Aku juga harus memikirkan perasaan orang lain. Karina yang selama setahun ini menemani adam. Dia yang sudah menunggu adam. Tapi aku juga gak mungkin merelakan adam dengannya. Hanya karena demi bisnis hingga mengorbankan perasaan adam. Lalu aku harus bagaimana.

Aku berjalan duduk disebelah adam. Adam melihatku dan tersenyum. Tangannya menggenggam tanganku.

"Kamu ngapain ngelamun disini". Bukannya menjawab, tapi adam malah senyum-senyum melihatku. Iih dasar cowok lebay.

"Adam iishhh. Kamu ngapain sih diam ajah. Jangan bilang kamu kesambet penunggu villa".

"Hahahhaha". Dia malah tertawa keras sambil menarik ujung hidungku. Kutarik tangannya untuk melepaskan dari hidungku. Kebiasaan adam deh kalo gak sampai merah hidungku gak mungkin dilepas.

"Aku lagi mikirin gimana nanti saat kita punya anak terus kamu sibuk ngurusin anak kita daripada aku".

Aku membulatkan mataku mendengar ucapannya. Adam mikir apaan nih, anak darimana nikah ajah belum.

"Adam, kamu mah ngomong apa sih. Lagian aku tuh bakal nikah sama lelaki yang berani ngelamar langsung ke papa dirumah".

"Oke, nanti malam sekalian antar kamu. Aku bakal ngomong langsung sama papa". Haduh nih adam habis makan apaan sih kok jadi gesrek gini otaknya. Omongannya mulai ngelantur kemana-mana.

"Adam sehat,?. Tanganku memegang dahinya. Sepertinya dia baik-baik ajah.

"Aku cuman gak mau kehilangan kamu lagi hawa". Wajahnya sedikit melembut. Pandangannya mengunci pandanganku. Aku benar-benar melihat kesungguhan dari ucapannya.

"Tapi, kita tidak bisa langsung seperti ini. Kamu masih ada tanggung jawab terhadap karina. Kamu mau dibilang lelaki yang tak menepati janji".

"Aku sama sekali tak pernah berjanji akan menikahi karina. Aku hanya bilang jika aku mau lebih dekat dengan dia. Lagian, aku sendiri yang membuat perusahaan ini sukses tanpa jaminan apapun".

"Iya aku tahu. Mangkannya sekarang yang kita fikirkan adalah perusahaannya. Bagaimana bisa menjadi besar lagi. Aku akan selalu ada disamping kamu. Karena aku sekretaris kamu". Adam tertawa melihatku menggodanya dengan mengedipkan mata sebelah.

BAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang