07.03.17 (menunggu hari esok)

46 11 2
                                    

Pagi ini aku ada ujian fisika sama agama. Yang membuat aku takut adalah pengawasnya. Karena aku tidak pandai fisika. Biar kata orang "fisika kan makanan anak ipa masak iya nggak bisa". Ya orang mah enak tinggal ngomong, nggak ngerasain betapa susuahnya jadi anak ipa itu.

Dan untunglah pengawas di ruanganku tidak membahayakan keselamatan isian fisika (haha).

Sehabis ujian aku pun pergi bersama teman temanku menuju kantin.

"Mut temenin Mak uwo ke ruang guru, mau ngasih tugas prakarya ini sama buk Nur ". Kata Pegi sambil melihatkan kipas yang di buatnya.

"Wah keren Mak uwo". Pujiku sambil melihat lihat kipas itu.

"Iya makasih Mumut ". Kata Pegi.

Sesampainya kami di ruang guru, kami pun  tak melihat adanya buk Nur di sana.

"Buk Nur nya nggak ada Mak uwo ". Kataku celingak celinguk.

"Iya Mut, duh gimana nih ". Kata Mak uwo agak kecewa.

"Besok aja lagi gi, kan masih ada waktu seminggu lagi". Kata ii memberi saran.

"Iya Mak uwo, kita aja belum siap, biasa aja kok ngapain pakai cemas segala". Kataku

"Ya udah deh, temenin Egi ke toilet dulu udah kebelet dari tadi nih." Kata Pegi dengan tampang yang nggak bangat.

"Tunggu, Mak uo ada oppa di belakang Mak uo". Kataku pelan.

Dan Pegi pun melihat ke belakang dan ternyata memang benar oppa mau menuju ke tempatnya. Eh maksudnya ke ruang guru.

"Ii ada oppa ii ". Kataku semangat pada Riri.

Dan Riri pun akhirnya menoleh ke belakang, untuk memastikan ucapanku itu. Dan tampaklah oppa dengan temannya.

"Oi Mut yuk pergi lagi ". Kata Pegi.

"Ayok ". Kataku nggak rela.

Dan nasib baik sepertinya tidak berpihak kepadaku. Karena tanpa sengaja aku bersenggolan dengan teman oppa tadi.

"Astagfirullah ". Kagetku.

Dan aku melihat ke samping ternyata temannya oppa juga mrlihatku dengan tatapannya yang mengerikan menurutku.

"Maaf bang''. Kataku sambil bergegas pergi Karena takut.

Sesampainya di dekat wc aku pun langsung jadi perbincangan oleh Pegi.

"Wah si Mumut menang banyak". Kata Pegi mulai memanas manasi yang lain.

''Menang banyak apaan Mak uwo". Kataku mulai kesal tapi tak urung juga ada sedikit kesenangan.

"Itu tadi sama bang Nov" . Kata Pegi memperjelas maksudnya.

"Itu nggak menang banyak namanya Mak uwo tapi kecelakaan yang mengerikan ". Kataku sambil membayangkan tatapan teman oppa tadi.

"Apalah si Mumut, modus". Kata Riri.

"Itu nggak modus ii, kejadian tadi murni Karena kecelakaa, Mumut mana tau kalau teman oppa tadi juga jalan di belakang Mumut". Kataku memberi penjelasan kepada Riri.

" Iya sih abang itu juga salah, Mumut juga salah jadi kesimpulannya kalian sama sama salah". Kata Mak uwo menengahi.

"Mumut nggak mau lagi ketemu sama teman oppa itu , abangnya mengerikan Ya walaupun ganteng sih tapi ya  tetap aja menakutkan.

Sehabis itu aku dan teman teman yang lain melanjutkan perjalanan ke kantin. Sesampai di kantin Mak uwo alias si Pegi tak henti hentinya nyebarin kejadian tadi kepada teman temanku yang lain. Dan aku pun harus memberikan penjelasan yang sama berulang kali.





-Mumut-

Diary si MumutWhere stories live. Discover now