🐾 Happy Reading 🐾
Hari Sabtu ini aku gak sekolah. Ya, peraturan baru yang nerapin full day school di sekolah tanpa pekerjaan rumah dan sekolah hanya sampe hari jumat doang. Rasanya sih biasa aja. Sebenarnya aku lebih setuju kalau pekerjaan rumah diadain lagi, tapi sebagai gantinya ulangan harian yang dihilangin.
Apalagi kalo udah koar-koar untuk ulangan, rasanya kayak di uber-uber anjing deh. Semua alasan pun keluar. Sampe-sampe kalo guru gak masuk, uh rasanya kayak spageti yang baru keluar dari oven.
Ih kok malah curhat sih, Za.
Seperti biasa, kalo hari weekend Papa sama Mama libur juga kerja di kantornya. Tapi tetap aja suka ke kantor. Biasa orang penting mah emang kayak gitu.
Semenjak kedatangan Nenek kemarin, di rumah jadi lumayan rame. Maklum anak semata wayang hidup di rumah yang agak luas tampa seorang Adik atau pun Kakak yang menemani. Sebenarnya aku sangat ingin miliki Adik, apalagi adiknya perempuan. Mungkin akan sangat asik di ruamah.
Nenek lah yang sekarang menemaniku di rumah. Ia sangat dekat denganku. Eh kebalik, aku sangat dekat dengan Nenekku. Ia mengajarkan aku cara merajut. Wah, sungguh luar biasa. Karena baru pertama kalinya aku bersentuhan dengan benda-benda ini, tanganku seperti menjadi kaku. Ok, ini sangat sulit untuk pemula sepertiku. Tapi, aku penasaran dengan ilmu merajut ini.
🌿🌿🌿
Lizza terus mencoba dan terus mencoba. Ia bertekad untuk bisa merajut. Lizza harus biasa.
Waktu terus berputar. Kini Lizza sudah mulai bisa teknik dasarnya, walaupun masih belum sempurna. Neneknya yang penyabar, terus mengajari dan memberikan semangat pada cucu kesayangannya itu.
Lizza terus belajar sampai sore. Sekarang ia merasa lelah. Lalu ia meregangkan otot tangan dan lehernya yang terasa kaku.
Neneknya sudah 20 menit di dapur, memasak untuk makan malam malam ini. Cucunya tidak membantunya. Mungkin karena Lizza merasa lelah setelah berjam-jam belajar merajut tadi.
Sekarang Lizza sudah membersihkan badannya. Seperti biasa ia langsung memakai baju tidur berwarna pink corak tedy bear kesukaannya dan langsung turun ke lantai bawah menuju dapur. Ia melihat semua makanan sudah siap. Lizza kemudian berjalan menuju wastafel, berniat untuk mencuci alat-alat bekas masak Neneknya.
Baru saja Lizza menggulungkan lengan bajunya, tiba-tiba Neneknya datang.
"Za, mau ngapain?" tanya Nenek.
"Mau nyuci alat-alat bekas masak Nenek tadi!" jawab Lizza sambil memutarkan keran air.
"Eh, gak usah!" Neneknya agak bertetiak dan dengan cepat menapis tangan Lizza dari keran.
"Kamu mending duduk di sofa. Loh, kok kamu malah pake baju tidur? kamu kan mau ..." tambah Nenek tanpa melanjutkan perkataannya.
Lizza mengerenyitkan dahinya.
"Mau apa, Nek?" tanya Lizza bingung."Ya-ya-ya mau, mau tidur lah." ucap Neneknya dengan terbata-bata.
Itu sangat mencurigakan untuk seorang Lizza. Tidak biasanya Neneknya seperti ini. Aneh.
Lizza memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk melanjutkan membaca novel. Sesekali ia mengecek notifikasi di gawainya.
Lizza terkejut ketika melihat notifikasi di Watsapp yang menunjukkan ada pesan dari Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boyfriend
Teen Fiction#1st Story Baru kali ini ia merasakan lagi rasa itu. Rasa yang muncul di hati dengan tulusnya. Entah apa yang membuatnya merasakan lagi rasa ini setelah 3 tahun lamanya. Lizza Manoban, gadis cantik itu telah menjomlo sejak berakhirnya hubungan cinta...