Chapter 1

3K 202 6
                                    

Harry membolak balikkan sebuah benda bundar dengan jaring-jaring tidak jelas di tengahnya. Ada tiga tali hitam dengan ujung terikat bulu cukup panjang berwarna merah begitu kontras dengan tali yang menggantungnya. "Hemm.. ini mainan anak perempuan," batin Harry.

Itu adalah dreamcatcher. Tak hanya Harry saja, Ron juga membawa benda yang sama. Sama-sama memiliki rajutan jaring yang sama tak jelasnya.

"Kita kan hanya mencoba membantu Hermione, kan?"

"Iya. Bloody hell, punyaku jelek sekali!" Ron sadar juga dengan hasil karyanya. Dreamcatcher buatan Harry lebih rapi dibandingkan buatan Ron.

Dua sahabat Hermione baru saja rela menghabiskan waktu mereka untuk menemani perempuan berambut ombak untuk mencoba salah satu materi pelajaran rune kuno yang ia ikuti. Pagi tadi, kelas yang diambil Hermione mempelajari tentang sebuah benda sihir yang dapat diciptakan dengan seni di dalamnya.

"Setelah diterjemahkan, tulisan itu menyebutkan dreamcatcher memiliki kekuatan sihir tersendiri yang khusus bisa diciptakan dari bahan-bahan sihir dan dibuat oleh tangan penyihir. Mangkanya, aku ingin ikut mencobanya. Aku penasaran dengan efeknya."

Hermione membagikan ring kayu, benang, dan beberapa helai bulu yang tentunya sudah memiliki sihir kepada Harry dan Ron. "Tapi kami, kan, tak ikut kelas itu, Hermione!" keluh Ron. Meski tak suka, ia menerima bahan-bahan dari Hermione.

"Sudahlah, kalian ikut buat. Siapa tahu memang bisa menangkap mimpi-mimpi buruk. Itu sejarah lainnya. Buat saja, itung-itung temani aku. Kalian tak sibuk, kan?" kata Hermione.

"Oke.. oke.. kami akan bantu, tapi kami tak tahu caranya," Harry meletakkan sehelai bulu berwarna merah yang sejak diberikan ia gunakan untuk bermain.

Bak seorang instruktur, Hermione membantu kedua sahabatnya membuat benda yang katanya memiliki daya magis di dalamnya. "Lalu.. kita apakan benda ini?" Harry menatap dreamcatcher miliknya lekat-lekat.

Ron ikut-ikutan melakukan hal yang sama, "kita buang!"

"Jangan!" kata Harry cepat-cepat. "Kalau Hermione tahu, dia bisa marah. Nanti dia menyangka kita tak menghargainya."

Sejenak mereka diam. Malam semakin larut, kantuk rupanya sudah mulai terasa. "Kalian sedang apa, sih? Ribut sekali!" Neville terbangun, terusik dengan percakapan Ron dan Harry yang cukup keras.

"Ahh tak apa, tenang saja, Neville. Tidurlah!" pesan Harry. Untung Neville tak sempat memperhatikan benda yang dibawanya.

Kembali kepada dreamcatcher di tangan masing-masing.

"Aku sudah menyerah dengan benda aneh ini. Belum tentu juga ini akan memiliki sihir, lihat saja hasilnya! Aku tahu punyamu juga memprihatinkan, Harry!" Ron mengaitkan tali pengikatnya di atas ranjangnya. Ia ikut meminta Harry mengaitkannya di ranjang sahabatnya itu.

"Taruh disitu saja. Aman!"

Pasrah tanpa akhir, Ron dan Harry sepakat mengaitkannya sementara di pengait tiang ranjang. Mumpung teman-teman mereka sudah tidur. "Kita ambil lagi sebelum mereka bangun!"

"Setuju! Selamat malam, Ron!"

"Selamat malam!"

Dan akhirnya mereka pun tertidur. Tanpa mereka ketahui, beberapa detik kemudian dreamcatcher yang mereka gantung tiba-tiba berputar sampai bulu-bulu yang terjuntai ikut berputar cepat. Sinar ungu cemerlang terpancar menyebar dari pusat jaring lingkaran menuju tubuh Harry dan Ron dari dreamcatcher mereka masing-masing.

***

"Letakkan itu ke tempatnya James, kalau kau masih mau ikut Dad keluar!"

Suara cukup berat menggema di halaman rumah minimalis sebuah perumahan. Seorang remaja laki-laki yang memegang pot bunga milik sang adik pasrah mengembalikan pot tersebut ke tempatnya.

Petaka Dreamcatcher (time travel fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang