Chapter 9

982 102 0
                                    

Agak pendek nih chapter ini. Nggak apa, ya! 

Happy reading!

==================================

Bulu burung Ibis merah, benang serat sutra perak, biji pohon Sacred Fig dan tentu saja inti rotan Daemonorops Draco sudah siap di atas meja. Antara Ginny dan Lily sudah menghadap masing-masing tiga bulu, satu gulungan benang, tujuh biji dan satu rotan.

Tugas mereka sekarang membuat dreamcatcher sesuai arahan yang tertulis di buku.

"Apa yang harus kami lakukan sekarang?" tanya Ginny sudah siap duduk di sisi kanan Lily.

"Seperti pembuatan dreamcatcher biasa. Namun sebelum kalian memulainya, terutama rotannya," Draco meminta Ginny dan Lily mengambil rotan mereka masing-masing dan memegangnya.

Harry dewasa sudah mempersilakan Ron dan Harry muda untuk duduk di depan Ginny dan Lily. Ron siap duduk dihadapan Ginny sedangkan Harry muda menghadap Lily serius. Draco sesaat berkonsentrasi untuk mencerna maksud langkah awal dalam proses pembuatan dreamcatcher itu. Sesekali ia melirik Astoria untuk ikut membantunya dalam menerjemahkan.

Astoria mengangguk, "benar, itu bermakna darah. Kalau dilihat dari konteksnya, membutuhkan darah keduanya, Draco," bisik Astoria terkesan berunding sendiri.

"Baiklah, dengar. Sebelum membuat lingkaran dengan rotan itu, antara pembuat dan korban harus melakukan koneksi ikatan 'darah' terlebih dahulu. Cara ini untuk membuktikan bahwa antara keduanya benar-benar ada hubungan darah. Rotan akan secara ajaib menyatu ketika darah yang benar-benar memiliki ikatan dipertemukan—" baca Draco lugas. Penekanan kata darah membuatnya sedikit merinding.

Seolah mengisyaratkan makna tak mengerti, Lily menggeleng minta penjelasan. "Aku dan Dad harus menaruh darah dirotan ini? Begitu, Uncle?" tanyanya. Harry muda langsung menatapnya gentar.

"Bisa dibilang seperti itu, sayang. Jadi, satu ujung rotan harus mendapat darah darimu dan ujung lain harus mendapat darah Harry muda. Setelah itu, rotan ini bisa langsung bekerja," tukas Astoria. Ia mencoba membuat pengandaian dengan rotan yang dibawa Lily.

Kembali Draco membaca bukunya, "untuk dapat membuat rotan menjadi ring, setiap ujung rotan harus ditusukkan pada ibu jari mereka yang akan membuat dan objeknya— Sekarang, Lily-Harry dan Ginny-Ron tusukkan salah satu ujung pada ibu jari kalian. Ingat, sampai rotan itu menyerap darah kalian,"

Lily dan Ginny mengambil rotan masing-masing dan bersiap untuk menusukkan ke ibu jari mereka. Salah satu ujung rotan Lily dekatkan pada kulit ibu jarinya, begitu pula Ginny. "Bersama, sayang," pinta Ginny dan Lily mengangguk.

Dalam hitungan ke tiga, ujung rotan itu masuk dalam kulit dan menyerap darap Lily maupun Ginny. Ada rasa sakit sakit saat darah mereka tampak berjalan menuju pusat rotan. Warna rotan yang semua coklat perlahan berubah menjadi merah. Menjalar dari ujung menuju tepat di tengah-tengah.

"Cukup," pekik Draco.

Ginny dan Lily melepas rotan yang menancap di ibu jari mereka bersama. "Sakit," erang Lily.

"Sekarang berikan pada pasangan kalian," perintah Draco dan diikuti oleh Ginny dan Lily, "sekarang kalian, Ron dan Harry, tusukkan ujung rotan yang belum mendapat darah kalian ke ibu jari,"

Singkat dan dimengerti, Ron dan Harry menusukkan sisi rotan yang lain pada ibu jari mereka secara bersamaan. "Agghh," pekik keduanya kesakitan.

Secara ajaib, sama dengan sebelumnya. Darah mereka seolah tersedot oleh rotan. Warna merah menjalar dari ujung yang ditusukkan menuju pusat rotan. "Sedikit lagi," kata Lily melihat darah ayahnya mulai berjalan hampir menyentuh batas darahnya.

Petaka Dreamcatcher (time travel fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang