Chapter 8

1K 110 1
                                    

Kelamaan? Langsung baca, deh! 

Happy reading!

===========================================

Harry dan Draco datang dengan jalur floo. Asap hijau mendominasi perapian saat keduanya datang. "Sayang? Kau di sini?" tanya Draco sembari membersihkan pakaiannya dari debu.

"Scorpius juga,"

Astoria datang dengan Ginny dari dapur. Membawa beberapa piring berisi makanan ringan untuk anak-anak yang sedang sibuk bermain dengan Harry dan Ron muda. Mereka masih asik bermain Quidditch. Dengan datangnya Scorpius, Harry muda tak lagi menjadi wasit, namun bermain dan bergabung bersama.

"Sekali-kali kalian jangan satu tim," James menarik Harry muda untuk ikut bergabung bersamanya dan Al.

Scorpius manut juga dan bergabung bersama Ron dan Lily. "Oke," katanya.

"Baiklah.. sepanjang sejarah baru kali ini aku berkongsi dengan seorang Malfoy," Ron menyerahkan satu sapu untuk Scorpius.

Dengan senang hati, Scorpius berkata, "aku juga. Rosie juga sulit sekali aku dekati," gerutu Scorpius.

"Rosie?" tanya Harry muda.

"Anak perempuan Uncle Ron yang seangkatan denganku. Dia mirip dengan Aunty Hermione, bahkan kepintarannya dan sifatnya juga, Dad," jawab Al di sisi Harry muda.

"Kau mendekati putriku?" suara Ron meninggi.

James dan Lily tersenyum geli, "tapi tenang saja, Uncle. Rosie tetap menjaga ancamanmu saat di tahun pertama," James terbang ke sisi Harry muda. Kini Harry muda sedang diapit kedua putranya sekaligus, yang berusia hampir sama dengannya.

Lily tak betah untuk ikut melanjutkan ocehan James. "Uncle Ron pernah mengancam Rosie harus mengalahkan Scorpius dalam segala ujian. Dan Uncle bilang, Grandpa Weasley akan marah jika Rosie menikah dengan—"

"Darah-murni! Aku tahu, Lily" potong Scorpius membuat semuanya tertawa terbahak-bahak.

"Kau gila, Ron!" seru Harry muda menahan tawa sampai matanya berair.

Para orang tua nampak terlihat dari pintu, Ginny melambaikan tangannya pada Lily yang kebetulan melihat ke arahnya, "hentikan main-main kalian, karena tugas yang lain sudah menanti,"

Enam orang yang sedang terbang dengan sapu mereka pelan-pelan turun dan menyentuh rumput.

"Untung saja tak jadi bermain. Aku tak jadi mencetak sejarah bersama si kecil Malfoy ini," gerutu Ron luar biasa lega.

"Aku juga," sahut Scorpius lemas.

***

Keluarga Potter, Malfoy bersama Harry dan Ron muda berkumpul di perpustakaan. Mereka milih tempat itu karena memiliki meja cukup besar untuk dikelilingi sepuluh orang sekaligus. Dua kantung besar sudah diletakkan tepat ditengah-tengah meja. salah satu kantungnya menyembul sebuah bulu berwarna merah dengan ujung berwarna hitam.

"Baiklah—" Harry dewasa membuka. Ia meraih kantung pertama dan sisanya Draco yang mengambil alih. "Semua bahan sudah didapat. Tinggal kita melakukan proses membuatan dreamcatchernya," kata Harry.

Satu persatu benda-benda yang dibeli Harry dan Draco dibuka dan dijajar rapi di atas meja.

"Bulu apa ini, Dad?" Lily mengambil sehelai bulu berwarna merah dan menyentuhnya dari ujung ke ujung. Lembut sekali.

Petaka Dreamcatcher (time travel fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang