Chapter 6

1.2K 123 0
                                    

Wow! Semangat sekali bacanya! 

Langsung lanjut, ya! Happy reading!

===================================================

Sampai malam datang, kabar balasan dari Draco tak kunjung tiba. Hedwig memang kembali ke rumah tapi tak ada surat balasan yang ikut disertakan dengannya. "Tumben Draco tak langsung merespon," batin Harry saat melihat Hedwig kembali.

Anak-anak bersama Harry dan Ron muda lebih memilih mencoba membaca alfabet kuno yang ada dalam buku yang ditemukan di perpustakaan rumah. Al coba membuka buku petunjuk lain yang membahas tentang susunan tulisan rune kuno yang pernah ia punya.

"Ini akan memakan waktu lama kalau kita terjemahkan setiap hurufnya. Bisa sampai natal kita selesainya, Al!" James sudah menyerah duluan saat semuanya berusaha mencari tahu arti satu demi satu kata.

James mencari pembelaan dari Ginny, "Mom, kenapa tak langsung datang ke rumah Uncle Draco saja? Ini melelahkan sekali," protesnya.

"Kita tunggu dulu balasannya. Kita tak mau datang ke sana tapi kita tak bertemu dengan Uncle Draco, kan?" Ginny mendekat ke meja ruang tamu, "bagaimana hasilnya?"

"Sulit, Mom. Mungkin nanti aku akan masuk kelas rune kuno. Akarena masalah ini aku jadi penasaran dengan mata pelajaran ini," kata Al masih terus menyamakan satu huruf dengan huruf yang lain.

Mendengar penuturan Al tadi, mereka yang mendengarnya langsung menatap Al tajam, tak percaya. "Kau cari susah terus, Al. Ada yang gampang kenapa malah pilih yang susah!" balas Lily.

"Harry? Bagaimana? Apa ada balasan?"

Ginny memberondong Harry dengan pertanyaan mendadak sesaat ia muncul dari arah pintu halaman belakang. Harry membawa secarik kertas dengan ekspresi wajah tak mengenakkan.

"Iya, Draco baru saja mengirimiku balasan surat ini. Katanya ia bisa membantu, tapi masalahnya—"

"Masih ada masalah lagi? Pasti si Malfoy itu tak mau membantu!" cerocos Ron tiba-tiba.

Ginny kesal juga, "bukan begitu, Ronald. Kau jangan salah sangka dulu. Ingat, Draco sekarang sudah berubah!" tuturnya berusaha tak emosi.

"Kata Draco, masalahnya adalah buku rune kunonya di masa sekolah tidak ada di rumahnya. Beberapa bukunya masih tertinggal di rumahnya yang lama. Jadi ia tak bisa hari ini untuk membantu, ia harus mengambilnya dulu sebelum datang kemari. Yah, mungkin besok ia baru bisa datang,"

Seperti pagi tadi, hingga malam tiba masih belum ada kejelasan tindakan apa yang harus dilakukan untuk membantu mengantarkan Ron dan Harry muda ke masa lalu. Harry dewasa memutuskan untuk menghentikan aktifitas pencarian dan meminta Ginny, anak-anak untuk segera pergi tidur.

Sedangkan Ron dan Harry muda yang tak bisa tidur, meminta izin pada Harry dewasa untuk menghabiskan waktu mereka di perpustakaan.

***

Duss!! Suara menghempas diikuti semburan asap hijau nampak dari balik tembok pemisah ruang makan dengan ruang keluarga. "Mungkin Draco," pekik Harry meletakkan kembali rotinya dan bergegas menuju ruang keluarga.

"Hai, Harry! Maaf aku baru bisa datang ke mari, dan ahh.. maaf Scorpius memaksa ingin ikut," Draco melirik ke sisi kanannya. Scorpius tersenyum sambil mengangguk ke arah Harry.

"Selamat pagi, Uncle Harry. Aku ingin bertemu Al, James dan Lily juga," kata Scorpius sopan.

"Pagi, Scorp. Tak apa-apa, Draco. Mereka ada di ruang makan. Mari sarapan dengan kami," ajak Harry.

Petaka Dreamcatcher (time travel fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang