1 - apakah ikan pernah mandi?

631 80 14
                                    

"Ikan mengajarkan kita untuk sabar,

sabar menunggu balasan darinya sambil mangap-mangap."

happy reading

***

     "Woi, Mon! Jadi cowok peka dikit napa? Liat tuh para fans lo pada modus, nangkring di depan kelas dari tadi," Bram sukses mengagetkan Salmon yang sedang berkonsentrasi penuh menyelesaikan rakitan miniatur kapalnya. Karena kaget, Salmon menyenggol salah satu bagian kapal dan membuatnya terlepas.

     "Gila lo! Perjuangan gue buat ngerekatin bagian bendera ini berat, lho!" Salmon menunjuk bagian yang lepas dengan dramatis, seolah-olah benda itu adalah korban pembunuhan tersangka Bram.

     "Alay lo! Itu pasti cuma kapal-kapalan yang lo beli di depan SD adek lo. Tuh, urusin dayang-dayang lo, gue risih liatnya,"

     "Dayang apaan? Gue orang sibuk, lo aja yang urusin. Lo kan jomblo juga," Salmon kembali menaruh fokusnya kepada miniatur kapal kesayangannya. Bram pupus harapan, akhirnya ia memutuskan untuk memberi kalimat motivasi terakhir sebelum meninggalkan Salmon.

     "Asal lo tau ya, modus itu susah, butuh keberanian dan keteguhan hati. Sekali-sekali, lo coba buka hati lo sama orang yang sayang sama lo. Jangan stuck  di satu subjek aja, Mon. Ikan masih banyak, mujaer, gurami, dan Saaaaalmoon!" Bram lalu meninggalkan Salmon.

Tapi Bram tidak pernah tahu, kata-katanya membuat Salmon merenung kembali.

  "Sekali-sekali, lo coba buka hati lo sama orang yang sayang sama lo. Jangan stuck di satu subjek aja"  

***

     "Lihat tuh, iya yang itu! Namanya kak Salmon, ganteng parah! Namanya aneh sih, tapi nggak apa, yang penting ganteng!" bisik-bisik junior labil terdengar dari arah timur. 

      Fisik, Duit, dan Pamor. Tiga hal klise itu memang picisan, tapi menjadi standar internasional untuk cewek-cewek rempong yang hendak memilih jodoh sementara alias pacar. Dan Salmon tidak suka cewek yang mendekatinya karena tiga alasan itu. 

Memangnya apa masalah fisik, sih? Toh, kita juga akan mengembalikan fisik ini ke Yang Maha Kuasa.

     Salmon mendribble bola basket dengan tegas, tatapannya intens dan fokus menatap ring. Shot! Bola berhasil masuk, tambahan dua poin untuk team Salmon!

     "Nice work, pal!" Angga, selaku ketua ekskul basket memberikan high-five pada Salmon. Break time, Salmon mengobrak-abrik tasnya, tapi anehnya tidak menemukan minuman yang tadi dibelinya. Terpaksa, Salmon melakukan hal itu.

     Ada beberapa Fans Salmon yang tergolong cukup nekat. Setiap Salmon latihan basket, pasti ada beberapa minuman yang sengaja diletakkan di bangku tepi lapangan yang biasanya bertuliskan:

Untuk Salmon <3

Id Line: yayacantix34

di add ya kak :)

Salmon jadi geli sendiri. Namun karena Salmon merasa hampir dehidrasi, ia pasrah untuk menerima minuman itu. Mungkin benar kata Bram, ia harus belajar menerima orang yang menyayanginya.

      Salmon menghampiri bangku, ada satu botol minuman yang terletak disana. Jus Stroberi. Benar-benar Jus Stroberi! Unik juga. Salmon mengamati minuman itu sesaat, lalu menemukan tulisan SALMON yang agak pudar terkena embunan pada botol. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung menggelogok Jus Stroberi itu dengan sadis.

Ah, seger juga.

Salmon benar-benar menikmati waktu dengan Jus Stroberinya. Buat siapapun yang ngasih gue ini! Makasih, deh! Seger banget. Tanpa sadar, ada sesosok insan yang shock melihat Salmon dan Jus Stroberi.

     "E..Elo.. Minum minuman gue?" tanya sosok itu, ragu-ragu. Salmon menoleh, mempersiapkan tampang datar dan jaimnya. Mampus, jangan-jangan cewek ini bakalan baper soalnya gue nerima pemberian dia!

     "Jadi gitu, lo maling yang suka nyuri barang-barang gue ya! Lo nggak puas malingin pensil gue, sekarang lo minum minuman gue?!"

     "Lo nggak tau seberapa susah dapetin minuman itu? Astaga, apa Ibu lo nggak pernah ngajarin untuk ngambil barang orang sembarangan?!" cewek itu terus-terusan menyerang Salmon dengan celaan. Salmon bingung, ia masih berusaha mencerna kejadian yang terjadi.

      "Bentar-bentar. Jadi, ini bukan buat gue?" tanyanya. Cewek itu melolot sambil menggeleng tegas,

      "Gue beliin minuman buat lo? Hah? Lo nggak salah? Gue bahkan nggak kenal lo siapa!"

      "Terus, tulisan SALMON disini buat apa?"

       "Bego! Itu bacanya Salma! Bukan Salmon! Salma nama gue. Sengaja gue namain biar kalo ada yang ngira itu bukan punya siapa-siapa, jadi tau kalo itu punya gue! Astaga... Lo ini bego atau buta sih?"

       Sekarang Salmon mengerti. Salmon yang salah, dan Salmon bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Karena, cewek didepannya ini benar-benar ganas. Sudah berapa hujatan yang ia pancarkan kepada Salmon?!

       "Oke, jadi gini, Salma, 'kan? Gue yang salah. Gue minta maaf, gue salah paham. Gue kira minuman itu buat gue. Jadi lo sekarang maunya gimana? Kalo lo minta gue ganti minuman lo, oke, gue ganti."

        Salma menghela napas, lalu menunduk pasrah, "Yaudah, lupain aja masalah minuman itu! Pokoknya, gue nggak mau punya masalah lagi sama lo dan lo nggak boleh nyuri barang gue lagi! Lain kali, gue nggak akan ngelepasin lo dengan mudah." Setelah itu, Salma pergi, meninggalkan Salmon yang mematung.

***  

      Setelah selesai latihan basket sore, Salmon ganti baju dan bergegas pergi ke tempat yang benar-benar rahasia. 

      Selama satu tahun terakhir, Salmon mulai bekerja sambilan di suatu toko ikan. Toko ikan yang menjual segala kebutuhan ikan seperti akuarium, makanan ikan, dan ikan itu sendiri. Toko itu didirikan oleh pamannya yang bernotabet sebagai pecinta ikan. Dan dia memohon(baca: memaksa) Salmon untuk membantunya. Terpaksa, Salmon membantunya setiap pulang sekolah.

     Toko itu lumayan dekat dari rumahnya, dan jauh dari sekolah. Jadi, dia merasa aman-aman saja kalau profesi anehnya ini terbongkar. Bukan masalah apa, tapi ini masalah harga diri seorang pria! Bayangkan saja, cowok SMA macho yang diam-diam bekerja di toko ikan dan pulang-pulang bau ikan.

     Lagi pula, Salmon juga menikmati pekerjaannya dalam merawat ikan dan dia juga mendapat gaji. Jadi, apa salahnya?

     Sesampainya di The Fishy Shop, Salmon mengganti pakaiannya dengan seragam resmi The Fishy Shop dan mulai menjalankan kewajibannya. Ia mengangkuti air dari keran luar untuk dimasukkan ke dalam dan mengeluarkan air bekas yang telah kotor untuk dibuang ke saluran air.

     Dan mistisnya, entah kenapa hari ini adalah hari sial sedunia untuk Salmon atau memang Salmon sial setiap hari, Salmon terpeleset air bekas yang digotong Salmon sukses mengguyur pelanggan yang baru datang.

Byurr!

      Mampus, pasti marah banget nih pelanggan. Udah kesiram air, airnya bekas tinja ikan pula.

Dengan takut-takut dan berdoa dalam hati, Salmon memberanikan diri untuk menatap wajah pelanggan itu.

     "Elo lagi?!"

Dan dia adalah Salma.

  ***

to be continued- 

Hidden Salmon [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang