2 - hubungan ikan salmon dan ikan hiu

301 38 3
                                    

"Ada saatnya kita yang berubah untuk menyesuaikan diri untuk orang lain, bukan orang lain yang dipaksa berubah untuk menyesuaikan diri denganmu.
Layaknya lumba-lumba, mamalia yang bertamasya di air."

***

Dari segala pilihan yang ada, Salmon memutuskan untuk menutup matanya rapat-rapat.

"Woi," tantang Salma, sarkastik. 

"Lo Salmon 'kan? Besok temui gue di ruang osis."

Gadis itu lalu keluar dari toko.

Dan Salmon baru ingat. Salma Kayana, cewek tergarang seantero sekolah, sekaligus ketua osis yang paling disegani.

 ***  

"Kumpulan Peribahasa Hits 2017," 

"Eh Mon, lo tau peribahasa ini nggak?" Salmon yang masih lesu spontan mendongak ketika Bram memanggil namanya.

"Nggak, apaan?" jawabnya malas. Bram memasang wajah paling bangga sedunia selatan, langsung menarik napas dalam-dalam dan melantunkan peribahasa itu dengan gaya khas berpuisi, "Habis jatuh tertiban tangga,"

Salmon, merasa tersindir, walaupun Bram belum tau sama sekali tentang masalahnya, langsung menanggapinya, "Nggak, gue nggak tau,"

"Gue taunya, ikan salmon kemakan ikan hiu?"

"Hah? Mana ada geblek, lo kira hiunya makan sushi?" Bram malah bingung, Salmon menghela napas. Dalam hatinya ia berpikir, emangnya nih curut kalo gue kasih tau bakalan mudeng?

"Lo tau Salma Kayana?" tanya Salmon, mulai membahas topik ini.

"Oh si Kayana? tau gue. Lo berani ngegebet dia? Mon, udah deh, gue tau fans lo banyak tapi ya jangan kepedean tingkat tinggi gitu napa? Lo tau sendiri kan Kayana orangnya kaya gimana."

"Kayana? Sejak kapan panggilannya Kayana?" 

"Ya dari dulu dia dipanggil Kayana. Gue denger-denger sih, yang berani manggil dia Salma cuma orang yang deket sama dia. Udah deh Mon, mendingan lo nyerah aja," saran Bram. Tapi entah kenapa, Salmon malah merasa lebih ... tertantang?

"Woi bro, lo tunggu sini ya, kalo ada yang cari gue, bilang gue ada di toilet, mencret." Salmon langsung beranjak dari kursi dan meninggalkan Bram yang menganga.

Mata Bram mengikuti punggung Salmon yang lama kelamaan menjauh dari pandangannya, sejak kapan Salmon mencret-mencret cuma gara-gara makan ager-ager anjir?!

 ***    

Salmon terdiam, matanya mengarah intens pada pintu ruang osis yang tertutup. 

Ini kenapa gue deg-degan anjir.

Salmon mengetuk pintunya dengan sopan, nggak baik Mon kalo langsung ngegas, gumamnya dalam hati. Alih-alih nenek lampir(baca: Salma Kayana) yang membukakan pintu, justru sosok yang paling dilupakan Salmon lah yang menyambutnya pertama kali.

"L..lho... Mon? Ka.. Lo ngapain disini?" tanyanya, canggung.

"Sal.. Eh, Kayana ada?" tanya Salmon tanpa basa-basi. Udahlah Mon, masa lalu nggak usah diinget. 

"Kayana? Tadi baru aja dia balik ke kelas." jawab sosok itu singkat.

"Yaudah, makasih, Ra." Ara hanya mengangguk pahit.

 ***    

Keberadaan Salmon, meskipun ia termasuk dalam jurusan IPS, tetap tersohor walaupun di jurusan IPA. Most wanted boy itu berjalan perlahan mencari kelas 11 IPA-1, tempat anak-anak yang jeniusnya nggak ketolong dikumpulkan. 

Salmon tidak melakukan hal apapun yang menarik perhatian. Dia hanya berjalan, nggak kurang, nggak lebih, nggak salto ataupun bungee jumping. 

Tapi tetap saja, wanita puber tetaplah wanita puber. 

"Buset, itu cogan IPS yang namanya aneh nggak sih?"

"Ada cogan lewat bhakk"

"Gila, cakep parah!"

Salmon sama sekali tidak menghiraukan apapun yang mereka celotehkan. Sekarang yang ada dipikiran Salmon hanya satu, bagaimana dia bisa terlihat keren didepan Salma agar gadis itu bisa jatuh hati padanya.

Dan Salmon, bisa balas dendam.

Namun sialnya, sampai di depan 11 IPA 1, Salmon mati kutu. Dia benar-benar gugup dan berniat mundur. Tapi karena Salmon merasa dirinya cowok sejati, nggak semudah itu dia mundur.

Tapi, Salmon tetaplah Salmon. Alih-alih, "Woi, mana yang namanya Salma Kayana?" 

Salmon malah,

"Assalamualaikum ...."

"Salma Kayana ada?"

1001 Mata orang-orang jenius langsung menatap Salmon dengan tajam.

Ikan mana yang berani memanggil ketua suku kami hah?!

Salma memicingkan kedua matanya, lalu dengan tatapan datar mendatangi Salmon.

"Berani juga ya lo?"

Salmon ingin, ingin sekali menjawab "Iyalah berani! Lo pikir gue siapa hah?!"

Tapi hatinya berkata, "Iya, maaf gue telat."

"Oke, gue hargai usaha lo," Salma meninggalkan Salmon yang mematung untuk mengambil sesuatu di tasnya.

Tidak lama, Salma kembali, "Ini, tolong di laundry ya. Kembaliin ke gua lusa,"

hah

bahkan nggak ada kata makasih lho.

jadi,

gue diperbudak nih?

MAKSUDNYA APAAA?!

Tapi Salmon hanya mengangguk patuh lalu pergi dengan diam diiringi bisikan wanita penggosip.

 ***      

Bram keselek bakso sampai kuahnya masuk ke hidung setelah Salmon menceritakan apa yang telah dialaminya.

"HAHAHAHAHAHAHA, SERIUSAN BRO? GUE KIRA LO NGEGEBET KAYANA!" katanya, tertawa-tawa.

"Tapi gue masih belum menyerah buat bales dendam!" ekspresi sok teguh Salmon membuat Bram malah meledak-ledak.

"YAAAH LO KALO DI BELAKANG AJA GAYA SOK SOKAN PENGEN BALES DENDAM! TAPI DI DEPAN LANGSUNG MATI KUTU! HAHAHAHAHA NGGAK BISA, GUE NGGAK BISA, NGGAK KUAT GUE, INI SEMUA OVER LUCU!"

"Diem lo cap kaki tiga."

Salmon menyantap pisang gorengnya dengan damai sedangkan Bram masih berusaha mengontrol napasnya. Di sisi lain, sesosok yang tadinya takut-takut mendekati mereka memutuskan untuk memberanikan dirinya.

"Salmon?"

 ***      






Hidden Salmon [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang