Pagi ini awan hitam menyelimuti langit begitu erat. Tidak Nampak sedikit pun cahaya matahari pagi. Sindy melesat dengan mini coopernya menuju Sma Tunas bangsa.
Dari pagi menjelang siang, hujan terus mengguyuri Yogyakarta hari ini. Hari yang begitu membosankan. Jika di rumah sindy bisa bermain sepuasnya dengan hujan, berbeda dengan di sekolah. Jika di sekolah sindy bermain hujan, teman temannya selalu mengejeknya kekanakan. Padahal hujan itu sangat indah. Hujan datang untuk kita syukuri. Hujan ini datang membawa pertanda suara gemuruh dan pergi dengan tanda munculnya matahari. Sindy menyukai kenyataan itu. Hujan yang tidak datang dan pergi seenaknya.
Karena sindy sudah memasuki masa-masa ujian, pengayaan rutin dilakukan setiap senin, rabu, dan sabtu sepulang sekolah. Namun berbeda dengan rabu ini. Siswa kelas 12 seluruhnya dibebaskan dari penatnya pengayaan karena guru-guru sedang rapat komite.
🌻
Rintik-rintik hujan masih belum puas bermain dengan sesame memuat sindy kembali menunggu hujan ini reda. Sindy lupa mengambil payungnya sebelum masuk ke kelas tadi. Karena tepat saat sindy memarkirkan mobilnya, bel sekolah berbunyi dengan sangat kerasnya membuat sindy berlari menuju ruang kelas.
Sindy menunggu hujan reda bersama sahabatnya sambil menjulurkan tangannya ke luar agar terkena tetesan air hujan. Hingga sosok itu lewat di hadapan sindy dan mengajaknya pulang.
" kak belum pulang?" Tanya Dika sambil meneduhkan kepalanya di bawah jaket merah marunnya.
" nunggu ujan reda, lupa bawa payung " jawab sindy
" yaudah sini sama dika aja barengan " ajaknya
" gud gue nebeng ya sampek depan " sahut sindy
" kak Sis,In mau nebeng jugak? Hehehe" ledek dika
" gue nyadar gue gak sekurus itu biar bisa nyempil diantara kalian " ketus Siska
" gue jugak nyadar deh, tapi lu lebih gede keknya deh " Indri tanpa pikir panjang
" gais gue pulang baeeee " teriak sindy
" bye kak Sis In. yuk kak sin. Eh Sin " ajak dika. Blush. Pipi Sindy sekarang tepat layaknya tomot rebus.
Sindy berjalan masuk ke dalam jaket dika. Dalam jarak sedekat ini, sindy dapat mendengar suara detak jantungnya dengan keras. Dalam jarak yang sangat deka. Dia. Dika. Dan hujan. Bahu mereka yang sudah tidak ada jaraknya. Tangan kanan dika berada di atas pundak kanan sindy sambil memegang ujung jaket agar sindy tidak basah. Karena refleks sindy pun memegang baju belakang dika. Namun itu hanya untuk beberapa saat. Sindy takut suara detakan jantungnya dapat didengar jelas oleh Dika. Sindy tidak mau terlalu kentara mencintai dika.
" disini kan yaa kak " kata dika sambil menepi diarah parkiran dalam sekolah
" bukann tadi gue parker disanaan lagi dikit " sindy berkata sambil menarik pinggang dika lagi namun dilepaskannya langsung ketika sadar jantungnya mulai melompat indah.
" disini,disini makasih yaa dik " kata dika sambil keluar dari jeratan yang mampu membuat sindy berhenti bernafas jika berlama-lama disana.
" awas basah kak " kata dika sambil mendekati sindy lagi
" enggak usah. Lo pulang udah sana. Makasih lagi ya " jawab sindy sambil tersenyum ramah sambil mendorong dika pelan
" slow aja kali kak, yaudah dika pulang ya kak " pamit dika
Oke, hal mengejutkan lainnya yang dapat membuat jantung sindy melompat indah didalam sana. Beribu-ribu kupu-kupu memenuhi perutnya, naik ke kerongkongan dan siap-siap terbang lewat bibir sindy. Sebesar itu. Sebesar itu pengaruh dika dalam hidup sindy. Ini pertama kalinya sindy merasakan cinta yang seperti ini. Terlalu senang untuk dikenang dan terlalu sedih untuk mengenang.
🌻
Bayangan kejadian tadi terus terngiang di kepala sindy. Sindy bagaikan orang gila yang baru keluar dari RSJ. Tanpa ada yang dikerjakan, sindy tersenyum. Makan tersenyum. Tidur tersenyum. Nonton pun tersenyum. Padahal saat itu adegannya adalah saat Kim Ki Bum ( key SHINee ) di tolak cintanya oleh Jung Chae Yeon karena dia bukan mencintai ki bum tetapi dia mencintai Jin Gong Myung ( calon kakak ipar gueee, eh berarti Dooyoung suami ke-… ah tau yang penting D.O pertama. Lah kok geu yang curhat? Maaf ya aeriss ). Nyesek. (Potongan adegan drama drinking solo). Seharusnya sindy menangis tetapi ia malah senyum bahagia seperti sekarang ini.
Dari perjalanan pulang sekolah kemarin, hingga pagi ini, Sindy tak henti-hentinya tersenyum. Ibunya hingga keheranan dan kebingungan. Ibunya bingung harus bersyukur karna anaknya sudah ramah atau harus sedih karena anaknya seketika beruah seperti orang gila (?) entahlah. Ibunya hanya mengambil faedahnya. Sindy sudah bisa mulai ramah. Tidak judes lagi. Segampang itu ibunya menyimpulkan.
Sama seperti sindy yang tidak ada habisnya tersenyum, hujan hari ini pun begitu. Hari ini terbilang hujan ukup deras. Dari sebelum Sindy bangun tidur hujan sudah mengguyur hingga pagi ini. Sindy ingin kejadian itu terulang lagi.
Namun hingga saat jam pulang, sindy tidak menemukan kehadiran sosok Dika. Siska dan Indri sudah lebih dulu pulang karena harus mengikuti bimbel lain. Sedangkan sindy? Sindy masih setia menunggu kehadiran Dika.
Orang yang ditunggu akhirnya menampakkan batang hidungnya. Dika berlari dari koridor kelas 10/3 dengan tas menggantung di punggungnya dan dasi yang sudah di lepas. Menampilkan kesan seksinya. Ditambah rambutnya yang panajng masih tertata rapi kearah belakang. Alisnya yang hitam dan tebal. Bibir pinknya. Mata sipitnya. Tingginya. Dan kulit maskulinnya ( kok kayak Bang Kai sih? Ah perasaan aja ).
Sindy berlari kecil menghampiri Dika dengan payung pink melindungi kepalanya.
" kok baru pulang dik?" Tanya sindy sambil terengah-engah
" loh, kakak nungguin? " Tanya dika balik
" ya enggak lah. Ngapain gue nunggu ? nungguu tu capekkk " kata demi kata di pertekankan oleh sindy.
" oh trus ngapain masih disini? " dika mengambil payung dari tangan sindy. Dan menyebrangi koridor menuju parkiran
" tadi sih nungguin orang piket trus ketemu lo y ague samperin itung itung balas dendam"
" eh budi. Balas budi " ralat Sindy Dika hanya mengangguk paham
" nih kak makasih ya "
" impas ya. Gue balik dulu bae hati-hati "
" kak sin juga "" GAK ISI KAK WOI GUE BEGAL LU "
" ampun bos oke dehh "
" dahh Dikaaaaa " teriak sindy sambil memasuki mobilnya dengan senyum full bibirnya. Dika hanya membalas dengan senyuman seraya pergi meninggalkan sekolah dengan Mercedes putihnya.
Hujan ini hujan yang tak akan pernah Sindy lupakan. Sangat mencintai hujan. Begitu pula Dika. Dika dan hujan. Selalu membawa kebahagiaan bagi sindy. Dika akan selalu sindy ingat. Begitu pula hujan. Karena dika datang bersamaan dengan hujan. Jika ada hujan, dika dan sindy akan kembali seperti tadi. Sindy sangat menyukai hujan. Sangat.
Np : bae disini tuh artinya bye ya jangan kayak si dika yang asli dia malah ngartiin sayang 😒 kegran dia biasa
Mulmednya fotonya dika sama sindy pas payungan jaket heheheh
-TBC-
Ditunggu selanjutnya ya
Maafkan kalo banyak typo ya maklumi dd yang masih dibawah umur
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me What Is Love
Romance" oke, prinsip gue Cinta itu dikejar bukan mengejar, tapi selama ini yang ngejar gue, dia diem di tempat. Tapi tempatnya tinggi banget. Sampek gak bisa tergapai. Dasar bocah. "