19. Gabriella or Eunseo

1.4K 167 3
                                    

Malam telah menyelimuti seluruh negara bergelar Ginseng itu. Rintik-rintik hujan jatuh dari sela-sela awan hitam yang mengepul di langit. Gabriella yang kini tengah duduk di kursi rodanya itu memandang keluar jendela kamarnya. Memandang rintikan hujan dengan pikiran penuh. Pikiran yang dipenuhi dengan diri pria yang sangat ia cintai. Bukan, seorang pria yang dulu pernah ia cintai.

Park Chanyeol. Gabriella tidak mampu menghapuskan kenangan diri Chanyeol di pikirannya. Semua kenangannya bersama Chanyeol berputar seperti rol film di otaknya. Selain itu, percakapannya dengan Kyungsoo mampu membuatnya kembali goyah.

Flashback on,
Gabriella dan Kyungsoo kini saling duduk berhadapan. Gabriella hanya bisa menundukan kepalanya saat Kyungsoo terus saja menatapnya pada saat itu. Walaupun Kris juga ada disana, tetap saja suasana tetap canggung.

"Oh jadi ini, Istrimu tuan Wu?"ujar Kyungsoo "Dia sangat cantik. Dia mengingatkanku pada istri sahabatku."

Mendengar itu Gabriella mendongak menatap Kyungsoo lekat. Sedangkan, Kris hanya berdeham sebentar sebelum akhirnya ia tersenyum.

"Benarkah?! Siapa nama istri sahabatmu itu? Rasanya aku benar-benar penasaran dengan dirinya?" ucapan Kris sontak membuat Gabriella mengalihkan pandangannya pada Kris.

"Dia. Cho Eunseo."ujar Kyungsoo sambil memandang Gabriella seakan menunjuknya.

"Lalu bagaimana kabarnya sekarang?" tanya Kris lagi.

Dari setiap ucapan yang keluar dari mulut Kris itu entah mengapa malah menyakiti Gabriella. Seakan ada sesuatu yang tersirat dari pertanyaan itu.

"Dia, sudah pergi. Meninggalkan dunia ini. Beberapa tahun yang lalu. Akibat kecelakaan. Tapi, entah kenapa saat aku melihat istrimu ini rasanya aku seakan melihat diri Eunseo padanya."

Gabriella hanya bisa diam saja, dia diam seribu bahasa.

"Benarkah?! Sayangnya, dia orang yang berbeda. Bukankah begitu sayang?" Kris menatap Gabriella dengan senyum penuh makna.

"ya. Itu benar."ujar Gabriella ragu.

Kyungsoo tersenyum hambar. Pembohong yang buruk, pikir Kyungsoo saat melihat gelagat Gabriella.

"Tentu saja, mereka berbeda. Jika istrimu ini Eunseo lalu siapa yang ada di guci abu itu?" ujar Kyungsoo sambil tertawa hambar.

"kau benar." Ujar Kris juga ikut tertawa.

Gabriella hanya bisa menghela nafas berat. Sejak obrolan mereka dimulai, rasanya Gabriella lupa caranya bernafas. Rasa gugup menyelimutinya.

"Boleh aku bertanya padamu nyonya?"tanya Kyungsoo dibalas anggukan oleh Gabriella.

"Apa kau Eunseo?"

Pertanyaan itu sontak membuat Gabriella membeku. Dia tak mampu menjawab apapun itu. Kris menyadari apa yang terjadi pada Gabriella akhirnya memilih untuk berpura-pura tertawa dengan kerasnya.

"Lelucon apa yang kau lontarkan itu, Tuan Do?"

Kyungsoo hanya tersenyum kecut.

"Aku hanya bergurau. Lagipula bagaimana mungkin istrimu ini adalah Eunseo, bukankah begitu Nyonya?" ujar Kyungsoo.

"Oh ya, aku harus kembali ke perusahaan. Aku harus memeriksa beberapa berkas. Senang bertemu denganmu, Eunseo."pamit Kyungsoo pada Gabriella. "Dan ini kartu namaku, mungkin saja kau akan butuh bantuanku."

Flashback off.

Gabriella kini memandang kertas kecil berbentuk persegi panjang yang berisikan kontak dari Kyungsoo bergantian dengan ponselnya. Ada sedikit rasa ingin bertanya pada Kyungsoo bagaimana dengan keadaan Chanyeol. Namun disisi lain, ia takut. Ia takut jika semuanya akan terbongkar.

Batin Gabriella saling berperang. Hingga akhirnya Gabrilla menekan tombol home hingga membuat ponselnya menyala. Baru saja saat ia hendak mengetikan nomer yang tertera pada kartu nama itu keponselnya dalam sekejab kertas itu menghilang dari tangannya dan berpindah tangan pada Kris.

Gabriella mendongak menatap Kris yang terlihat menahan amarahnya. Kris kini bahkan menatap tajam kearah Gabriella. Dengan cepat Gabriella kembali menundukan kepalanya.

"Angkat wajahmu, Gabriella." Titah Kris.

Gabriella hanya diam dan meremas dressnya. Ia takut, sungguh takut jika Kris marah padanya. Sedangkan disisi lain, Kris semakin tidak bisa menahan amarahnya.

"Angkat wajahmu, Cho Eunseo."mendengar bentakan itu membuat Gabriella tersentak.

Dengan ragu bercampur rasa takut, Gabriella mengangkat wajahnya menatap Kris yang kini mengepalkan tangannya.

"Apa maksudmu ini? Untuk apa kau menghubungi Kyungsoo? Apa untuk bertanya bagaimana kabar pria brengsek yang sangat kau cintai itu?!" bentak Kris.

"Tak bisakah kau melupakannya?! Sudah hampir dua tahun, apa kau masih belum bisa melupakan pria brengsek itu?! Kau bodoh atau apa ?!"ujar Kris lagi.

Dengan rasa amarah yang masih memenuhi dirinya, Kris merebut ponsel Gabriella lalu menghempaskannya kelantai marmer itu hingga hancur.

"Mulai dari sekarang kau tidak akan memiliki ponsel atau apapun. Dan tidak akan ada satu orang pun kubiarkan membantumu. Dan kau juga tidak perlu lagi untuk datang kerumah sakit untuk terapi." Ujar Kris sebelum ia hendak beranjak meninggalkan Gabriella. Baru saja beberapa langkah, terdengar bunyi pecahan kaca.

Saat Kris berbalik ia mendapati Gabriella berdiri dengan air mata yang membasahi pipinya. Satu persatu barang dilemparkan oleh Gabriella hingga pecah dan berserakan kemana-mana. Bahkan Gabriella mendorong kursi rodanya itu menjauh darinya. Jatuh kelantai marmer hingga menimbulkan bunyi yang tak kalah gaduh.

"Gabriella."Seru Kris.

Gabriella tidak menggubrisnya sama sekali dan terus saja melempari barang yang ada di jangkauannya. Seluruh alat riasnya sudah berserakan dilantar marmer. Vas bunga bahkan juga dilemparkannya tepat pada cermin meja riasnya hingga membuatnya retak.

"Gabriella berhenti."titah Kris.

"Kenapa?! Kau marah padaku? Apa kau marah padaku?" teriak Gabriella

"Gabriella." Lirih Kris.

Gabriella hanya tertawa hambar disela-sela tangisnya. "Kau marah padaku, eoh?!"teriaknya.

"Gabriella"

"Jangan mendekat. Jangan dekati aku. Aku membencimu, aku membencimu."seru Gabriella saat kris hendak mendekat.

"Gabby"

"AKU BUKAN GABRIELLA. AKU CHO EUNSEO. KAU DENGAR AKU CHO EUNSEO."teriak Gabriella histeris.

"Gabriella kubilang berhenti."ujar Kris "Berhentilah sayang, kumohon."kini rasa panik menghantui Kris saat melihat Gabriella mulai tidak stabil. Bahkan tubuhnya hampir goyah. Nafasnya juga terengah-engah. Hingga pada akhirnya tubuh Gabriella goyah dan jatuh pingsan.

Pada akhirnya kekhawatiran itu pada akhirnya terjadi. Gabriella kembali pingsan setelah lama hal itu tidak terjadi. Dengan cepat Kris menghampiri tubuh Gabriella yang kini telah tergeletak di lantai dekat dengan pecahan kaca. Kris memeluk tubuh itu. Sesekali ia menggoyangkan tubuh Gabriella berharap Gabriella sadar. Namun hal itu tidak berguna dengan paniknya Kris mengangkat tubuh itu dengan cepat lalu membawanya menuju rumah sakit.

"Kumohon jangan lagi."gumam Kris.

*****

bunyi musik bergema diseluruh ruangan yang bercahaya begitu meriahnya. Para wanita dan pria bergabung menari dilantai daasar menikmati hiburan didunia yang gemerlap itu. Suara dentingan cangkir saling bersahutan tak mau kalah. Dari depan meja bar terlihat seorang pria kini tengah menegak alkohol di gelasnya.

"Tambah lagi." Ujar pria itu sesaat setelah ia menghabiskan cairan alkohol itu.

"Sajangnim, ini sudah gelas yang kesekian kalinya. Kau harus berhenti. Kau bahkan sudah mabuk berat"ujar Minseok yang merupakan tangan kananya Chanyeol.

"Tuangkan saja lagi, ini perintah." Ujar Chanyeol.

Dengan sangat terpaksa Minseok pun kembali menuangkan minuman keras itu kedalam gelas milik Chanyeol. Chanyeol pun kembali menegak minumannya lalu mulai menangis.

"sajangnim"

"tuangkan lagi." Titah Chanyeol.

Min Seok terlihat sangat enggan. Chanyeol pun menatap Minseok dengan wajah menyedihkannya.

"Sajangnim."gumam Min Seok.

Tak berselang kemudian Chanyeol pingsan. Baru saja tubuhnya hendak jatuh beruntung Min Seok sigap menahannya.

"Yakh, Byun Baekhyun. Bantu aku, dia lagi-lagi mabuk berat. Kita harus membawanya kerumah sakit" teriak Min Seok pada Baekhyun yang sedari tadi sibuk berdansa dengan wanita-wanita seksi yang ada disana. Baekhyun pun dengan terpaksa membantu Min Seok membawa Chanyeol kerumah sakit. Dan harus menghentikan kegiatannya bersenang-senang.

*****

Chanyeol side.

Sinar matahari mengusik tidur lelapku. Perlahan aku membuka mataku dan mendapati aku berada diruanagan yang asing bagiku. Pandanganku masih belum terlalu jelas tapi aku yakin aku berada di rumah sakit. Selang infus tertancap di punggung tanganku. Dengan kepala yang masih terasa berat aku perlahan memposisikan diriku untuk duduk. Lalu memandang kesegala penjuru ruangan.

"Sial."gumamku saat sakit mendera kepalaku.

Perlahan aku turun dari ranjang lalu melepaskan infus itu kasar dan memilih keluar dari ruangan perawatan itu meninggalkan Baekhyun dan Min Seok yang tertidur disana. Saat aku melewati kamar-kamar perawatan yang ada dilorong tersebut. Aku mendengar bunyi barang-barang yang berjatuhan. Tidak, barang itu sepertinya sengaja di jatuhkan.

Aku mendekat kearah sebuah ruangan dimana bunyi itu berasal. Bunyi-bunyi barang yang pecah pun terus menerus terdengar namun saat aku hendak menengok kearah dalam ruangan seseorang menggumamkan namaku.

"Chanyeol"aku menoleh kearah belakang dan mendapati seorang wanita yang sangat aku kenali. Dia...

"Kang Min Kyung" gumamku

Wanita itu menatapku dalam bahkan matanya terlihat berkaca-kaca. "Ini aku Chan. Kang Min Kyung"

Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang. Orang yang sangat aku rindukan itu muncul dihadapanku. Dengan langkah tegas aku berlari menghampiri dan memeluk tubuh mungilnya.

"Aku merindukanmu. Sungguh aku merindukanmu"gumamku.

"aku yang jauh sangat merindukanmu, Chan"

*****

PRANG...

Sudah kesekian kalinya barang yang terhempas jatuh kelantai akibat lemparan dari Gabriella. Jeritan yang terus di lontarkan Gabriella.

"Gabriella. Kumohon" lirih Kris.

"Menjauh dariku. Aku membencimu. Aku membencimu."jerit Gabriella.

"Oh Tuhan, maafkan aku Gabriella. Aku janji tak akan melakukan hal itu."mohon Kris.

"Menjauh dariku"Gabriella melemparkan vas bunga kearah Kris.

Gabriella mulai kehilangan kendali atas tubuhnya. Ia bahkan terus menerus meneteskan air mata dan sesekali menjerit. Gabriella kehilangan kendali, ia seakan menumpahkan segala depresinya.

Kini dengan kondisi yang begitu lemah ia berdiri di samping ranjang dengan darah yang mengalir di tangannya. Mata sayu dan tubuh kurusnya menambah kesan menyedihkan baginya. Gabriella bingung atas dirinya. Apakah dia harus menjadi Gabriella atau Eunseo?

"Gabriella. Kumohon berhenti"gumam Kris.

Gabriella hanya menatapnya nanar lalu tersenyum kecut. Namun disaat yang bersamaan, matanya menangkap sosok pria dari balik pintu kamar perawatannya.

"Chanyeol. Park Chanyeol."gumam Gabriella sambil melangkahkan kakinya untuk menghampiri sosok Chanyeol itu. Dengan langkah yang terseok ia terus melangkah dan menggumamkan nama Chanyeol.

Hingga sosok itu tiba-tiba menghilang dari pandangan Gabriella.

"Chanyeol" Teriak Gabriella dengan suaranya yang makin melemah. Saat jarinya tangan Gabriella hendak membuka Knop pintu, seketika tubuhnya mulai goyah.

KLEK....

Pintu terbuka dan seketika tubuh Gabriella jatuh tertekungkup kelantai. Diakhir pandangan Gabriella ia mellihat sosok Chanyeol tengah memeluk seorang wanita.

"Chan"dan seketika Gabriella kehilangan kesadarannya.

Tbc

Jeng jeng lah kok gini. Bahkan saya juga tidak tahu kenapa begini. Bagaimana kelanjutannya?
Semoga memuaskan ya.
Kebanyakan ngomong kyaknya. Huh
Oke deh jangan lupa vote dan komentar ya. Kalo kgk vote dan komentar didoain jomblo.
Salam penulis

It's Okay It's Love (I Miss You Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang