35

2.2K 347 122
                                    

(^) : Teks yang sudah diterjemahkan.

***

Kyungsoo memandang lelaki paruh baya yang ada di depannya dengan tatapan yang penuh ketegasan, namun sikapnya sangat tenang. Sehingga, tatapannya ini tidak dikategorikan sebagai orang yang tidak sopan.

Sebenarnya ia sedikit gugup walau niatnya benar-benar serius. Tapi, situasi kali ini lain cerita. Bahkan, beberapa kali ia membuang napas dengan pelan guna menutupi kegugupannya.

“^Bagaimana kabarnya?” tanya seorang lelaki yang cukup tampan. Lelaki itu berumur sekitar 30-an. Dia tersenyum ramah padanya, memberi kenyaman tersendiri.

“^Baik. Keluarga di sini juga baik?” tanya Kyungsoo dan lelaki itu mengangguk. “^Syukurlah.”

“^Ada perlu apa datang kemari?” tanya lelaki paruh baya yang sedari tadi menatap Kyungsoo cukup tajam dan terkesan tegas. To the point sekali.

“^Ingin bertemu dengan seseorang,” ucap Kyungsoo mantap.

“^Apa lebih baik untuk tidak bertemu dengannya lagi? Saya sebenarnya bisa menangkap pertemuan yang mendadak ini. Tapi, dengan berat hati saya tidak akan mengizinkannya,” jelas paman itu yang sedari tadi tak mengubah tatapannya itu pada Kyungsoo.

“^Saya tahu mungkin saya sudah melakukan dosa yang sangat besar. Karena tidak ada batasan dalam hidup semenjak saya lahir ke dunia ini, sampai saya bisa mengenalnya. Dosa saya terlalu banyak, maka dari itu, saya ingin memperbaiki diri. Saya tahu apa yang harus saya lakukan,” jelas Kyungsoo mantap.

“^Kau hanya akan mencemarkan nama baik keluarga kami,” ucap paman itu tegas. Kedua orang yang sangat berarti bagi Kyungsoo, sekarang tengah duduk mengapitnya. Mencoba memberikan energi dengan cara mengusap punggungnya. Kyungsoo mengangguk lalu tersenyum.

“^Tapi saya akan tetap pada keputusan yang sudah saya ambil ... Bissmillahirohmanirahim. Dengan menyebut nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” ucap Kyungsoo sedikit gagap melafalkannya. “^Allah tahu niat saya. Dia Maha Pemaaf. Saya tahu itu.”

“^Tapi keputusan tetap ada di tangan saya,” tambah paman di depannya itu. “^Bisa kita rundingkan dulu saja bagaimana baiknya?”

“*Dia bilang, setuju. Ayah ...” ucap Aruna yang sedaritadi menerjrmahkan, ia menatap Ayah mertuanya. Lalu keheningan menyelimuti ruangan itu.

***

Chanyeol: Anyyeong!!! /melambai/ Baiklah, jadi sebenarnya video ini tidak spesial, benarkan?

Kyungsoo: /mengangguk/

Chanyeol: Ohh … aku hanya menemaninya sih hahaha. Di sini, dia akan menyanyikan dan mengatakan sesuatu pada seseorang. Cieee…

Kyungsoo: Hentikan, kapan kita mulainya?

Chanyeol: Oke, kita mulai saja?

/Bersiap-siap untuk cover sing/

Kyungsoo: Emm… Aku meminta bantuan seseorang sebenarnya untuk menerjemahkan lagu ini. Lagu ini pernah dinyanyikan orang yang kusuka. Dan sekarang aku akan menyanyikannya versi bahasa Korea. Tujuan dari lagu ini, mungkin, ini bentuk penyampaian yang aku rasakan. Baiklah, selamat menonton ...

/Chanyeol mulai memetik gitar…/

^Di dalam hati ini…
Hanya satu nama, yang ada, di tulus hati
Kuingini…

Kesetiaan yang indah, takkan tertandingi
Hanyalah, dirimu satu, Peri Cintaku

Benteng begitu tinggi, sulit untuk kugapai

Our Story ... May I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang