7. Pesta Ulang Tahun

17 3 0
                                    

Fahmi melihat Vinto duduk dengan tidak nyaman di salah satu meja di kantin. Fahmi menghampiri Vinto. Fahmi melihat ada semburat kemarahan pada ekspresi Vinto. Ya, Fahmi sangat baik dalam menilai ekspresi seseorang.

"Gue cariin juga. Marah lo sama gue gara-gara tadi?" Fahmi bertanya kepada Vinto saat Fahmi sudah sampai di meja tempat Vinto duduk.

Vinto tak menjawab, hanya diam dengan banyak menampilkan berbagai ekspresi. Fahmi melihat keanehan ini. Bagaimana bisa ada orang yang bisa dengan mudah menampilkan berbagai ekspresi hanya dalam 30 detik.

Fahmi melihat kemarahan, kecewa, sedih, ada tatapan sendu di mata Vinto. Fahmi tak berani bertanya. Dan, soal tadi, soal pertanyaan Fahmi yang dianggurkan adalah karena sejak jam istirahat, sepanjang perjalanan ke kantin Fahmi hanya mengatakan bahwa Vinto suka sama Kuina. Hanya karena Vinto sering memandang Kuina. Vinto muak dengan ejekan Fahmi dan meninggalkan Fahmi sendiri di kantin saat Fahmi membeli makanan.

Vinto melarikan diri ke taman samping. Ia duduk di bawah pohon yang ga terlalu besar tapi bisa menutupi dirinya. Vinto sebenarnya tidak muak, hanya saya ia merasa risih dengan ejekan itu. Makanya ia melarikan diri dan memilih tidur di bawah pohon.

Tak lama, ada suara yang terdengar di indra pendengaran Vinto. Vinto mengenali pemilik suara itu, suara milik Shifa dan Kuina teman sekelasnya.

Awalnya Mereka hanya saling diam, jadi Vinto melanjutkan tidurnya atau bisa dibilang menutup mata. Tapi kemudian Shifa mulai menceritakan tentang adiknya yang menyidap penyakit serius. Lalu dilanjutkan dengan cerita Kuina yang membuat luka di hati Vinto kembali terbuka.

Cerita yang sama yang selalu Vinto jaga. Hanya saja yang membedakan adalah sudut pandangnya. Dari sudut pandang Vinto yang merasa ditinggalkan kekasihnya. Dan dari sudut pandang Kuina yang ditinggalkan kakaknya dengan segudang penyesalan menyertainya.

Vinto mendengar cerita Kuina tanpa bersuara. Ia tetap menutup mata dan mengepalkan tangan guna untuk menahan emosinya. Sampai saat Vinto sudah tak tahan lagi mendengar cerita itu Vinto bangkit dan melihat Kuina menangis di pelukan Shifa. Kuina sama terlukanya dengannya.

Vinto berjalan menuju kantin. Duduk sembari berfikir. Ia marah kepada Kuina yang sekarang memiliki hati Kuira. Andai saja Kuina tidak membutuhkan hati, pasti Kuira tidak akan mendonorkan hatinya.

Awalnya, Vinto terkejut melihat Kuina menjadi teman sekelasnya. Setiap melihat wajah Kuina membuatnya sakit dan senang bersamaan. Rindunya bisa terbayar dengan melihat wajah Kuina, tapi dengan melihat wajah Kuina juga, Vinto semakin ingat bahwa ia adalah Kuina bukan Kuira, kekasihnya.

***

Paginya, di papan tulis kelas tertulis undangan untuk seluruh penghuni kelas menghadiri acara ulang tahun sasa. Sweet seventeen. Sasa memang yang paling muda diantara semua anak di kelasnya. Yang lain sudah mau masuk 18 dia masih belum 17.

Pestanya diadakan nanti malam. Shifa mengajak Kuina untuk datang. Tentu Kuina harus datang karena ini kali pertama ia menghadiri pesta ulang tahun temannya.

Ada yang marah-marah karena Sasa memberitahu secara dadakan. Ada juga yang acuh, dan ada yang mengucapkan selamat karena sudah dewasa menurut umur.

Shifa terus bercerita saat ulang tahun Nabila beberapa bulan lalu, Fahmi dan Dibo diceburkan ke dalam kolam renang karena iseng meletuskan balon berkali-kali.

Cerita yang seru untuk menjadi kenangan Kuina semasa SMA. Kuina tak sabar menghadiri acara itu.

Sampainya di rumah, Kuina membuka lemari pakaian untuk mencari dress dengan motif bunga. Beruntung Kuina sempat membeli baju saat di Singapore dulu. Dressnya berwarna salem.

Jam menunjukkan pukul 3 sore. Kuina mandi dan bersiap-siap. Setengah 5 terdengar bunyi mobil. Kuina berjalan menuruni tangga.

Saat Kuina menuruni tangga Lala naik ke atas. Jadi mereka berpapasan. Lala nampak memicingkan mata saat melihat Kuina rapi memakai dress. "Kenapa?" Tanya Kuina berhenti disamping Lala.

"Mau kemana?" Tanya Lala cuek.

"Pesta ulang tahun temen." Jawab Kuina dengan senyum.

"Ish," desis Lala menanggapi jawaban Kuina. Kuina hanya diam tanpa menjawab lagi dan menuruni tangga.

Di ruang tamu, terlihat Shifa yang sedang berbincang dengan Diana.
"Udah sampe, Shif? Maaf lama." Kata Kuina basa-basi.

"Baru aja. Sekarang yuk berangkat." Ajak Shifa yang kemudian berdiri.

"Pamit ya, Tan. Pinjem anaknya tante bentar. Nanti dikembaliin kok hehe." Pamit Shifa pada Diana. Dasar.

"Pamit, Ma." Pamit Kuina menyalami tangan Diana. Diana hanya berpesan kalau acara sudah selesai langsung pulang saja.

Masuk ke dalam mobil Shifa, mobil Shifa berwarna kuning soft, seperti kuning telur yang direbus. Dress yang digunakan Shifa sangat cantik dengan warna cream dan bunga yang berwarna warni. Rambutnya disanggul dengan ada beberapa anak rambut yang jatuh. Cantik.

Sedangkan Kuina memakai dress salem dengan bermotif bunga yang juga warna-warni. Bunga tulip, favorit Kuina. Dengan flat shoes warna senada dan rambut yang hanya digerai. Riasan makeup yg natural. Hanya bedak biasa dan liptint serta maskara.

Style anak muda zaman sekarang.

Mobil Shifa memasuki area perumahan elit milik Sasa. Sudah banyak mobil terparkir rapih. Acaranya sore sampai malam. Rumah ini indah, ada kolamnya dan taman di halaman depan. Sudah banyak teman-teman Kuina yang datang. Ternyata tak hanya kelas 12 IPA 2 saja yang diundang. Tapi juga kenalan Sasa dari berbagai kelas. Bahkan ada yang adik kelas dan alumni.

Kuina dan Shifa masuk ke area pesta. Memberi selamat dan memberikan kado. Berbincang dengan teman. Berfoto ria dan bernyanyi.

Kuina melihat Vinto yang duduk berdua dengan Fahmi. Kuina mendekat ke arah mereka. Sesampainya di depan Fahmi, "gue boleh bawa Vinto bentaran ga, Mi? Mau ada yang diomongin." Meminta ijin Fahmi. Fahmi mengangguk dan berjalan pergi.

Vinto hanya mengamati penampilan Kuina dari ujung rambut sampai ujung kaki kemudian menyunggingkan senyum meremehkan. Vinto bangkit dari duduknya.

"Kenapa?" Tanya Vinto mengeluarkan aura menyeramkan. Nyali Kuina beringsut seketika. Tapi Kuina berusaha tak terlihat ketakutan.

"Gue kemaren liat lo waktu di pohon." Satu kalimat itu mampu buat Vinto membeku.

《《《***》》》

Vomen ya guys, atau kalo kalian terlalu malas buat coment kalian cukup vote aja. Itu udah jadi bukti kalo kalian suka sama cerita aku. Ty:*

10 April 2017

KalanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang