DGFLS - Tiga

591 49 0
                                    


Keluarga adalah tempat terbaik untuk berlindung dari segala beban kehidupan. Sayangnya itu hanyalah harapanku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Gimana hari pertama kamu Flo?"

Flo yang sedang menyendok makanannya, mendongak menatap Arya, papanya.

Saat ini Flo bersama seluruh anggota keluarganya sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam yang sudah disiapkan oleh bi Marni, pembantu rumahtangga di rumah itu.

"Baik, Pa. Sekolahnya bagus." jawab Flo sambil tersenyum.

Flo tidak tahu harus mengatakan apa lagi soal sekolah barunya itu, karena sepertinya hari-harinya ke depan pasti akan diwarnai dengan tantangan-tantangan baru. Apalagi sekolah barunya adalah sekolah elite dimana mayoritas muridnya berasal dari keluarga berada. Tentunya bisa ditebak bukan bagaimana sikap menonjol para murid sekolah berstatus tinggi daripada sekolah yang biasa-biasa saja?

"Ada yang gangguin kamu?"

Flo cepat menggeleng menjawab pertanyaan Arya.

"Papa tenang aja. Ada Jay yang selalu jagain adik Jay ini." sahut Jayden yang duduk di samping Flo.

"Terutama dari gangguan orang-orang yang gak baik buat Flo." lanjut Jayden sambil melirik Chika yang duduk di seberang meja dengannya.

Chika yang merasa tersindir, hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Itu harus, Jay. Kamu harus bisa jagain dua putri cantik Papa ini." sahut Arya melirik Flo dan Chika bergantian.

Jayden menaruh telapak tangannya di pelipis, seperti orang yang sedang berhormat membuat Flo tersenyum.

"Chika, kamu juga harus jagain Flo, ya?" lanjut Arya.

Chika hanya mengangguk malas.

"Kamu udah dapet temen, Flo?"

"Udah, Pa. Temen-temen kak Jay juga baik sama Flo."

Arya melirik pada Jayden.

"Disa sama Gita, Pa." jelas Jayden.

Arya manggut-manggut mengerti. Maya, istri Arya yang duduk di sebelah suaminya hanya menyimak pembicaraan mereka tanpa berniat ikut berbicara.

"Bagus kalo gitu. Gita sama Disa anak yang baik jadi gak ada ruginya kamu berteman sama mereka."

Flo mengangguk.

"Chika ke kamar dulu, Pa... Ma." Chika segera berdiri dan langsung menaiki tangga menuju lantai dua. Raut mukanya jelas menunjukkan kalau dirinya sedang menahan emosi.

Flo tahu, Chika pasti masih kesal pada dirinya karena masalah di sekolah tadi siang.

"Chika kenapa Jay? Kok kayaknya gak bersemangat gitu?" Maya yang dari tadi diam akhirnya angkat suara melihat putrinya pergi begitu saja.

"Gak tau, Ma. Lagi PMS kali." jawab Jayden sekenanya.

"Hush, Jay. Jangan kayak gitu sama adek sendiri. Biarpun kalian lahirnya cuma beda lima menit, tapi Chika tetep adek kamu juga." nasehat Maya.

"Iya, Ma. Maaf." jawab Jayden nyengir.

Bisa saja Jayden bersikap seolah-olah dia sedang bercanda, namun Flo tahu betul bahwa Jayden juga masih kesal karena Chika mempermalukan Flo di depan banyak orang.

"Pa... Ma, Flo udah selesai makannya. Flo ke kamar dulu ya."

Flo berdiri lalu berjalan pelan menghampiri Arya dan mencium punggung tangan Arya. Arya tersenyum mengusap puncak kepala Flo. Kemudian Flo berbalik ke Maya, dan mencium punggung tangan Maya. Seperti biasa, Maya hanya bersikap acuh dan langsung menarik tangannya begitu saja. Flo berusaha mengabaikan sikap dingin Maya dan tetap tersenyum.

Imperfect Wings (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang