Two

2.3K 64 1
                                    

Tiba-tiba...

Tok tok.. suara pintu kamar Anya berbunyi
"Dek, buka pintunya." Printah Dani.

"Apa?" Tanya Anya yang sudah membuka pintu.

"Noh, pacar lu udah di bawah. Katanya mau malam mingguan sama lo." Jelas Dani.

"What !! cepet amat tuh orang. Lu aja yang nemenin gwe lagi sibuk lu kan temenya." Kata Anya yang ingin menutup pintunya namun di tahan oleh Dani.

"Cepet turun mau lo dimarahin mamah biar lo malu didepan pacar lo? gwe sih enggak." Kata Dani.

"Iya, iya.. gwe turun ! sanah." Ujar Anya terpaksa.

Dani meninggalkan Anya. Anya menggerai  rambutnya. Dengan menggunakan kaos abu-abu dan rok  hitam di atas lutut lalu Anya turun dari kamarnya.

David yang tengah berbincang-bincang dengan keluarga Anya mengalihkan pandanganya ke Anya yang sedang menuruni anak tangga. Keluarga Anya pun mengikuti arah pandangan David.

"Anya, cepet sini. David udah nunggu kamu." Ajak Nugroho.

Anya hanya mengangguk pelan disertai senyuman untuk sang ayah.
Anya duduk di samping David dan langsung menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Anya, kenapa kamu ngak bilang kalo kamu punya pacar?" Tanya Nensi.

Anya kaget mendengar pertanyaan ibunya dan langsung memandang tajam ke David dan Dani sang kakak.

"Eh, David itu bukan... " Ucap Anya terpotong oleh David.
"Mungkin Anya malu, tan." Potong David.

"Oh, ya udah tante sama om pergi ke atas dulu ya. Kalian berdua ngobrol aja." Pamit Nensi.

"Dani, gimana mah?" Tanya Dani.
"Makanya cari pacar. Kamu beri mereka ruang untu ngobrol dong, Dan. Ayo, Pah." Jelas Nensi yang kemudian berlalu meninggalkan anak-anaknya.

"Vid, jangan macem-macem sama adek gwa." Pinta Dani yang kemudian berlalu meninggalkan Anya dan David berdua.

Suasana sekejap hening. Tidak ada yang membuka suara. Anya memainkan handphone nya lalu ia membuka suara.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Anya.
"Seperti yang gwe tulis tadi." Jawab David.
"Aneh lo." Ketus Anya.
"Oh, iya ini gwe bawa ice cream." Kata David menebteng plastik yang berisikan ice cream.
"Gwe ngak mau. BTW lo tau rumah gwe dari siapa?" Tanya Anya.
"Lo lupa? Kakak lo kan satu ekskul sama gwe." Jelas David dengan senyum yang manis itu.

Anya mengerutu karena ia sampe lupa bahwa abangnya itu emang teman ekskul David.

"Lo beneran ngak mau?" Tanya David.

Anya melirik ice cream tesebut lalu ia menjawab.

"Ya,maulah." Jawab Anya yang langsung mengambil satu cup ice cream dan memakanya. Sedangkan, David hanya senyum memandang Anya.

"Lo ngak mau? kalo ngak mau yaudah ini semua buat gwe." Tanya Anya yang lansung mengambil kesimpulan.

David lagi-lagi tersenyum dengan kelakuan Anya yang kali ini benar-benar membuat senyum david terukir tulus.

"Iya deh, buat lo semua. Tapi,kalo makan jangan belepotan kek gini dong." Jawab David dan tanganya mengelap Ice cream yang berantakan di bibir Anya.

Seketika pandangan mereka bersatu. saling menatap tanpa berkedip. Jari David pun masih menempel di bibir Anya.

Deg.. 'Buset kenapa jantung gwe berasa mau copot,ya?'Anya

'Ni cewek kalo dari deket keliatan cantik juga dan terlihat manis.' David

Ada Cinta di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang