Fourteen

951 22 19
                                    

Saat hubungan mulai membaik namun dengan status yang berbeda. Rasa cinta mungkin masih ada di benak keduanya namun ego masih saja berkuasa. Jiwa muda yang ingin selalu benar dan tak ingin mengalah sebagaimana tersampai dalam lagu raja dangdut Indonesia.

Saat dimana David mengajak Anya untuk pergi bersama sebelum itu Dicki sudah mengajak Anya terlebih dahulu. Mau tak mau Anya harus menepati janji meski hati ingin sekali pergi dengan pujaan hati.

David nampak kecewa. "Tidak bisa pergi dengan Anya dengan yang lainpun jadi" begitu pikir David yang dilanda rasa cemburu. Dan benar saja sepulang sekolah selagi Anya menanti jemputan dari Dicki di halte, ia melihat David dengan Pipit. Anya tahu hubungan David dengan Pipit dekat kembali meski ia tidak dapat menduga sedekat apa hubungan mereka.

"Apa yang mesti aku harapkan dari ucapan laki-laki itu?" lirih Anya dan tak lama Dicki pun datang.

"Sudah lama menunggu?" tanya Dicki

"Lumayan." Jawab Anya dengan senyum kecut kemudian ia masuk ke dalam mobil Dicki.

"Ada masalah?" tanya Dicki yang melihat raut sedih di wajah cantik mantan kekasihnya itu, dan hanya dijawab oleh gelengan kepala oleh Anya. Kemudian mereka pun pergi.

***

David mengendarai motornya menuju ke rumah Pipit. Dia tetap tidak bergeming meski Pipit sudah bertanya beberapa kali dijalan mengapa David justru berkendara kearah rumahnya, padahal sebelum itu David mengajak Pipit untuk jalan-jalan sebentar.

Tak lama kemudian motor David berhenti di depan rumah pipit. Seturunya pipit dari motor David ia bertanya, "Kok ke rumahku sih, Vid? Kan kamu tadi bilang ke aku kalau mau jalan".

Dengan santai David menjawab, "kali lain aja. Aku tiba-tiba ada urusan".

Pipit menganga tak percaya David semudah itu memberikan harapan padanya dan seketika menjatuhkan harapannya begitu saja.

"Aku pulang." Pamit David kemudian pergi,

"Issh!!!! David jahat banget sih!" kesal Pipit.

***

Anya dan Dicki sudah tiba di tempat janjian mereka dengan teman-teman SMA Anya dahulu di sebuah kafe. Keduanya langsung menyambahi teman-teman yang sudah berkumpul dan menyambut keduanya dengan senang.

"Anya, yaampun lama banget kita enggak ketemu. Aku kangen tahu nggak."

"Hai, Maya! Akhirnya kita ketemu lagi. Aku juga kangen banget." Balas Anya.

"Yaelah, May, alay banget deh." Heran Hendra

"Appan sih, Ndra! Wajarlah kan kita udah lama enggak ketemu ya nggak, May?" bela Luna. Sementata Anya hanya menikmati moment perdebatan sahabat SMA lamanya dulu.

"Sudah! Lebih baik kita pesen makan dan lanjutin nanti!" usul Dicki yang diangguki oleh semuanya.

***

Dilain tempat di depan sebuah rumah bercat orange, Dani duduk sendirian menunggu kekasihnya mengambilkan minum untuknya. Ya, sekarang Dani tengah berada di rumah Cici. Mampir sebentar setelah mengantar sang kekasih pulang.

Tak lama Cici keluar dengan dua gelas orange jus dan satu toples keripik pisang goreng dan meletakannya di meja.

"Diminum, Kak." Cici dan Dani pun meminum itu.

Selepas meminum minumanya Dani bertanya kepada Cici, "Ci, menurut kamu David dan Anya bakalan bersama lagi enggak?".

Cici terdiam sejenak kemudian menjawab, "Tergantung".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ada Cinta di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang