Ten

956 27 1
                                    

"Good job, Dicky." Batin Pipit

*** ***

"Bang, kali ini gwe berangkat bareng elo ya? Plissss." Rengek Anya
"Nggak bisa dek, abang udah janji sama Cici mau jemput. Lah, David?" Kata Dani.
"Dia bilang nggak bisa jemput." Anya.
"Ya, udah ayah anter, ya?" Kata Nugroho yang tiba-tiba berbicara.
"Bener, yah?" Pasti Anya.
"Iya, sayang. Ya udah ayok berangkat."

*** ***

Anya dan sang ayah sudah berada di depan sekolah. Anya bergegas turun dari mobil.
"Makasih ya yah."
"Iya, tapi nanti Ayah nggak bisa jemput. Naik angkot bisa kan?" Tanya sang Ayah
"Bisa kok."
"Ya sudah ayah pergi kerja ya, dah." Pamit Nugroho.

Setelah kepergian ayahnya, Anya langsung masuk ke sekolah dan kebetulan David juga baru sampai.

"David!" Panggil Anya.

David yang mendengar itu lantas berhenti.
"Apa tadi? Anya mangggil gwe David? Kenapa nggak seperti biasanya dia manggil gwe Dapét? Bener-bener."

David dan Anya kini berhadapan.
"Ada yang mau aku omongin." Kata Anya
"Hem, lain kali aja ya? Gwe lagi nggak mood." Jawab David yang kemudian berlalu pergi tanpa pamit.

"Apaan coba? Seharusnya gwe yang marah! Tapi kenapa jadi David yang marah?! Atau jangan-jangan David beneran mau balik sama Pipit? Awas aja!"

Disaat Anya sedang kesal-kesalnya tiba-tiba Pipit dengan senyum lebarnya datang menghampiri Anya.

"Nya, lo liat David nggak?"
"David? Dikelas kali. Udah ya gwe mau masuk ke kelas." Jawab Anya dan berlalu pergi.

"Oke pipit, rencana lo berhasil." Pipit.

*** ***

Tiba di kelas, Anya meletakan tasnya dengan kasar. Cici yang sudah lebih awal datang nampak heran dengan kelakuan Anya.

"Kenapa sih, Nya? Pagi-pagi ko udah uring-uringan." Cici.
"Gwe sebel aja sama David, Ci. Seharusnya itu gwe yang marah kok malah dia sih. Padahal gwe belum bilang apa-apa, loh. Pake alasan nggak mood lagi. Bikin gwe tambah sebel tahu nggak!" Jelas Anya dengan kesal.
"Barangkali David emang lagi nggak mood beneran. Positif thinking aja ya." Saran Cici.
"Gimana gwe mau positif thinking? Kemaren gwe lihat David berduaan di cafe sama Kak Pipit. Kan pikiran gwe jadi kemana-mana." Curhat Anya.
"Seriusan? Mungkin ada urusan penting kali, Nya. Udah, nanti coba lo ajak bicara David mungkin moodnya udah baik." Saran Cici.
"Iya, kalo mood gwe juga baik." Anya
"Udah ah. Bentar lagi bel bunyi. Jangan sampe study lo keganggu karena masalah lo sama David. Ada waktunya. Sekarang waktunya kita belajar." Kata Cici dengan senyuman khasnya.

"Tumben lo bijak?" Heran Anya pada Cici.
"Mungkin karena pacaran sama abang lo. Hehehe." Jawab Cici.
"Dasar!" Anya.

*** ***

Jam istirahat sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Sementara Anya masih duduk di dalam kelas. David? Dia sedang makan bakso degam ilham dan Dimas di kantin.

"Anya, lo nggak mau ke kantin?" Tanya Cici yang bosan dan lapar di kelas.
"Nggak! Gwe nggak mau ketemu David dulu." Jawab Anyaq

"Etdah bocah! Kalau tahu gitu gwe pergi ke kantin dari tadi. Lagian belum tentu juga David di kantin. Ya, udah gwe ke kantin dulu." Kata Cici yang kemudian melangkah pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika Anya memanggilnya.

Ada Cinta di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang