06.

644 25 0
                                    

VITO

Gue selalu suka hari Jumat. Kenapa? Karena di hari Jumat, sekolah pulang lebih cepet. Karena di hari Jumat, gue bisa tidur malem tanpa harus takut bangun telat. Gue bisa streaming film semaleman, nonton bola, main counter-strike, atau cuma sekedar nonton tv.

Seperti hari Jumat biasanya, pulang sekolah gue langsung cabut ke Starbucks Sarinah. Gue emang suka banget ngopi. Lebih tepatnya, ngopi sendirian ditemenin ipod dan earphone. Caramel Frappucino emang paling bisa bikin gue betah berlama - lama di kedai kopi ini. Campuran kopi, caramel syrup, susu, es, serta topping whipped creamnya emang kombinasi yang paling pas buat ngadem di siang hari. Bukannya gue gak suka ngopi rame - rame, tapi ngopi sendiri tuh, apa ya, lo lebih bisa menikmati sensasi kopi itu.

Duduk di dekat pintu sambil memandangi orang berlalu - lalang. Sesekali orang - orang berpakaian formal memasuki kedai ini. Yang mungkin para pekerja kantoran sekitar yang memilih menghabiskan waktu makan siang di sini, atau mungkin pekerja yang memilih cabut dari rapat. Gak tau sih, gue emang sok tau hahaha. Kadang hebat ya. Lo bisa mengubah jalan cerita masing - masing orang cuma dengan merubah perspective lo ngeliat dia. Get it? Contohnya dengan kakek - kakek tua yang lagi duduk gak jauh dari gue ini. Gue bisa aja punya pandangan kalo dia mungkin udah kehilangan istrinya, memilih menikmati hari tua di Starbucks, mencoba bergaul layaknya anak - anak muda. Atau mungkin dia salah satu pemilik saham Starbucks yang iseng - iseng pengen mampir, atau dia adalah mantan pegawai di sini yang sedang ingin bernostalgia mengingat tempo hari. Who knows. Tapi yang pasti, dia keliatan sangat menghayati tetes demi tetes kopi yang ia minum, layaknya seorang pecinta kopi. Gila, puitis juga ya gue.

Lalu kemudian, segerombolan murid berpakaian putih abu - abu kelihatan mau menghabiskan waktu di sini. Wait a second. Ya, kayaknya alam semesta hari ini lagi gak mau ngeliat gue sendirian nikmatin kopi. Dari tempat gue duduk ini, tentu keliatan jelas banget kalo laki - laki dengan seragam khas SMA yang barusan masuk itu Nadhif. Dan dia bawa rombongan. Which means hari ini gagal udah rencana gue nongkrong sendiri.

Dan bener aja, dia langsung liat gue yang lagi duduk sendirian di sini, dengan kuping tersumbat earphone.

"Eh, Vito? Lo ngapain broo?"

Mungkin kayaknya gue yang harus nanya gitu ke lo, Dhif.

SASHA

Terdampar di kasur dengan laptop yang sedang menayangkan The Late Late Show with James Corden bukanlah hal yang seharusnya ku lakukan. Di Jumat siang layaknya sekarang, harusnya aku sedang tertawa akan cerita - cerita Melanie yang sampai membuat perutku kram di rumahnya. Aku memang sudah mempunyai janji untuk pergi ke rumahnya hari ini. Berhubung jarang - jarang aku memiliki free time. Namun tiba - tiba, ia bilang bahwa ia ada urusan yang tidak bisa ditunda di Starbucks. Who knows what she's up to. Jadilah aku pulang ke rumah with no idea what i'm going to do next.

NADHIF

"Ya, udah. Gak mau tau pokoknya jam setengah 8 udah di sana. Awas lu semua kalo telat gue jitak," ancam Maya.

"Santai bu bosss, ntar tiba-tiba situ lagi yang telat," Melanie terkekeh.

Tau kenapa Jumat gini gue memilih terdampar di Starbucks bareng 8 temen seperjuangan gue? Karena besok Sasha nambah umur. Bingung kan? Ya, intinya kita mau surprisin dia. Bukan ide gue sih yang pasti, gue ngikut - ngikut aja.

Ada gue, Melanie, Devina, Maya, Rizky, Favio dan Vito. Vito sebenernya gak ikut sih, tapi karna tadi gak sengaja ketemu, ya gue ajak aja. Sebenernya 'Tim Hore' ini isinya gabungan antara... what should i call it? Geng gue dan Geng Sasha. Ya, kurang lebih begitu. Oh iya, plus Vito. Tapi 2 anak Geng Sasha gak bisa ikut. Padahal mereka yang rencanain. Dasar labil.

60 menit terakhir, meja gue udah jadi meja paling heboh di sini. Pada keganggu kali ya. Mas - masnya aja sampe ngeliatin gue mulu. Ngefans ya mas sama gue? Gadeng.

"Eh, udah ah. Gue caw dulu mau bobo cantik," Devina langsung berdiri.

"Yeee dasar kebo tidur mulu. Pantes jomblo," celetuk Rizky.

"Heh," Vito menyenggol lengan Rizky. "Sama mantan tuh harus akur, Kii," Vito tersenyum jail.

"Clbk nih bro," Gue menaikkan alis kanan gue.

Once again, meja gue jadi meja paling ribut. Pengen rasanya bilang kalo gue gak kenal sama mereka semua. Malu cuy. Tapi ya, gue bisa apa. Dan setelah Devina balik, we agreed to just go back home and call it a day.

_______________________

don't forget to vote + comment!

Jkt, 19.03.2017

Tell Me Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang