7 m

226 31 8
                                    

Kenapa jadi gini? Hari ini, setelah ajakan jalan gue ke Krystal diterima semalem, dengan kata "oke", gue emang beneran jalan bareng Krystal. Dengan ekspektasi gue yang udah setinggi langit, jalan berdua, oke gue juga ngiranya ngga bakal cuma berdua sih, karena Krystal bukan tipikal orang yang mau jalan berdua gitu aja, kecuali kalo sama si item. Ekspetasi gue bubrah seketika. Pernah naik rollercoaster? Iya ini rasanya kayak rollercoaster.

Senangnya sesaat. Kemudian mual setelahnya.

Masih teringat dengan jelas, senyum gue terkembang sempurna waktu ngelihat Krystal ngelambaiin tangan ke gue saat gue njemput dia. Dengan senyum sumringah milik Krystal yang jarang dilihat banyak orang gitu, siapa sih yang ngga seneng?

Senyum gue bertahan sepersekian detik doang. Dan itu kilat.

Senyum gue luntur ketika makhluk astral berwarna hitam, sebut saja Kai, tiba-tiba ada di sebelah gue. Dia (juga) njemput Krystal.

'Kalian katanya mau jalan, ya udah bertiga aja sekalian' gue baru sadar otak Krystal secemerlang itu. Dia bilang gitu tepat di depan gue sama Kai. Tanpa ekspresi berdosa maupun bersalah.

Dan begitulah, sampe akhirnya gue, Krystal, dan makhluk hitam ini akhirnya jalan bertiga. Ke mana? Toko bubbletea favorit gue.

Yang bayar juga gue.

"Temenin cari kado kuy," bocah gembleng satu ini tiba-tiba bereuforia menggoyangkan lengan Krystal.

"Buat?" Tanya Krystal dengan tatapan menyelidik. I feel you, Tal.

Bukannya meremeh-temehkan kemampuan seorang playboy macam Kai, tapi memang sudah lama Kai ngga punya gebetan. Aura playboynya masih kuat sih, tapi agak berkurang. Eh, atau dia sengaja mengurangi keplayboyan?

"Cewek, ck!"

Ck. Nyesel gue mikir gitu. Barusan aja si item nggodain mbak-mbak SPG yang udah jijik sama Kai.

"Masih ada yang mau sama lo, tem?" Tanya gue.

Tangan Kai membabi buta di kepala gue. Alias dia menganiaya gue. "Gue bukan lo ya, Oh Sehun!"

"Beli sendiri sana tem," perintah Krystal. Gue tau dia juga jengah. Atau cemburu?

Ngga. Ngga mungkin Krystal cemburu ke item pahit macam Kai. Ngga mungkin. Ngga akan mungkin 'kan?

Iya, Hun, ngga akan mungkin. Setidaknya hati gue bilang gitu.

"Cemburu?" Bukan. Bukan gue yang tanya. Tentu aja si item yang kepedean ini tanya.

"NGGA LAH ANJU"

Dengan respon kayak gitu, gue yakin dia ngga cemburu. Lega gue.

"Kepedean lo tem," gue mendorong kepala si item. Kai cuma bisa tertawa sambil bilang, "Yang cemburu 'kan lo sebenernya,"

Kampret. Gue ndorong kepalanya sekali lagi. Bener sih dugaannya. Kai senyum kampret sambil ngerangkul Krystal.

Untuk orang-orang yang mengira Krystal judes dan bakal langsung ngelepas tangan Kai dari bahunya, kalian salah. Sekedar informasi, Krystal emang ngga pernah suka yang namanya kontak fisik, pegangan tangan bahkan dia ngga doyan, seenggaknya itu yang gue tangkep. Krystal pasti bakalan nolak kalau dia ngerasa dia ngga aman dan ngga nyaman. Dia udah biasa sama rangkulan dan pukulan dari Kai sama gue, jadi, ya, bisa dibilang dia udah kebal dan santai-santai aja.

"Hun," panggil si dekil.

"Apa tem?" Tanya gue ketus.

"Itu, Kak Nana bukan?"

"Ah, iya," jawab gue.

"Kalian mau ngapain?" Tanya Krystal yang langsung nyegah gue sama Kai untuk melangkah lebih jauh.

RunningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang