Happy 1K koment^____^ Thanks :') buat yang bener2 ngikutin. Makasih banget :) baca komenan kalian tuh bikin ketawa-ketawa sendiri :'D Selamat membaca~
_________
"Hye Sung-ah," panggilnya, yang semakin mendekatkan wajahnya. Sangat dekat. Please, ini perpustakaan. Dan dia.
Deg ....
Dia menarik pita yang tengah menguncir rambutku. Membuat rambut coklatku tergerai.
Lalu ia menopang dagunya. "Begini lebih cantik. Terlihat dewasa tapi tetap imut," kata-katanya membuatku salah tingkah.
Apa-apaan dia ini. Mengucap kata-kata itu dengan wajah tololnya namun tampan.
"Tapi kalau kau mau tetap menguncirnya lagi. Tak apa," ucapnya. Sambil melanjutkan kegiatan membacanya.
Aku hanya diam. Ash ... Kenapa keadaan menjadi canggung seperti ini.
________Seusai dari perpustakaan. Kami berjalan-jalan di Sungai Han. Aku pernah ke sini bersama Namjoon Oppa. Dia benar-benar orang yang selalu ada untukku, kapan pun.
"Kenapa senyum-senyum sendiri? Ke ingat kenangan masa lalumu bersama kekasihmu dulu?" Ucapan Hoseok. Membuyarkan lamunanku.
Aku menunduk lalu tersenyum dan menjawab pertanyaanya. "Ani, hanya kenangan tentang seseorang yang lebih berarti daripada kekasih."
"Oh iya? Siapa?" Tungkasnya. Dan aku pun hanya melengos tidak menjawab pertanyaannya.
Ia pun mengerucutkan bibirnya. "Emmm. By the way, terimakasih banyak sudah meyakinkan Appaku," ucapnya, dan aku hanya tersenyum sambil menyelip kan rambutku pada belakang telinga.
Setelah diam beberapa detik. Dia memegang kedua bahuku. "Hye Sung-ah. Berjanjilah, kau akan tetap di sampingku sampai akhir?" Ucapnya, sambil menatapku dalam.
"Aku harus jawab apa? Aku belum memberitahunya. Kalau lulus nanti aku akan menetap di Jepang. Itu benar-benar mimpiku dari kecil. Namun, menemaninya untuk merangkak menuju cita-citanya juga keinginanku. Memilikinya, menggandeng tangannya. Agar saat ia jatuh nanti. Aku akan ikut merasakan dan membantunya berdiri," batinku. Manik mataku menelusuri setiap lekuk wajah tampannya dan tanpa sadar kini tanganku tengah mengusap pipi kirinya yang lembut.
Dia pun memegang punggung tanganku yang kini berada di pipinya. "Apa kau nyaman saat bersama ku? Apa aku tidak seperti pengganggu untukmu?" Ucapnya.
"Ani," tungkasku singkat.
Tiba-tiba saja aku merasakan bibirnya mendarat sangat mulus di bibirku. Aku sontak melebarkan mataku karena terkejut. Ini benar-benar yang pertama untukku. Perasaanku rasanya aneh. Namun, aku tau itu rasa bahagia. Hanya saja. Ash ... Entahlah, aku semakin tak ingin melepasnya.
YOU ARE READING
You Never Walk Alone (End 14Chpter)√
Random-Harus seberapa kuat seseorang untuk bisa di katan dia "kuat?" Jika lelah maka bersandarlah. Jika ingin menangis, maka keluarkanlah. Jika bahagia, maka nikmatilah. Rasa sakit sama seperti rasa bahagia. Mereka datang dalam satu waktu yang tak bisa di...