Brother

121 28 31
                                    

Malam ini, Namjoon Oppa mengajak ku jalan-jalan ke pusat Kota. Menikmati pemandangan malam di kota Seoul. Dengan gemerlap lampu yang mempercantik Ibu Kota di Korea ini.

"Oppa. Apa kau pernah jatuh cinta?" Tanyaku. Sambil menyenderkan kepalaku pada bahu kirinya. Aku melihat melalui ekor mataku, dia mulai tersenyum sambil mengusap ujung kepalaku.

"Hm ... Apa adik kecilku sedang jatuh cinta?" Tanpa menjawab pertanyaanku. Dia malah balik menanyaiku. Aku hanya mengangguk pelan sambil membentuk senyum kecil di bibirku karena malu.

"Dengan siapa? Coba ceritakan pada Oppa. Lelaki seperti apa yang sudah membuat adik kecilku ini jatuh cinta. Hm?" Tanyanya sambil menempelkan samping kiri kepalanya pada samping kanan kepalaku.

"Jika aku memberitahu mu. Apa kau akan merestuinya?" Tanyaku, dengan nada pelan.

Dia menghela napas dan menjawab pertanyaanku, "tergantung. Jika dia namja yang baik untukmu. Tentu aku mengizinkannya."

"Dia baik, lucu, lembut, tulus, ceria, sangat jujur dan setia," tungkasku.

Setelah mendengar jawabanku. Aku melihat dari sudut mataku. Kalau dia memincingkan matanya dan mulai berbicara. "Really? Bagaimana bisa kau menilai seseorang dengan begitu yakin? Memangnya siapa?"

"Hoseok. Jung Hoseok," jawabku sambil tersenyum lebar.

Ia melemaskan bahunya dan melepaskan tanganku yang tengah melingkar pada lengannya. Lalu memegang kedua bahuku. Manik matanya menatap ke arah manik mataku "Hye Sung-ah. Dia namja yang sudah lancang menid___"

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya. Aku sudah menyelanya. "Oppa! Dia tidak meniduri ku. Kami hanya ketiduran. Dan dia tidak berbuat hal buruk padaku. Dia seperti dirimu! Dia menjagaku, sungguh!"

"Oke. Oppa pegang ucapanmu ya? Jika suatu saat dia merusak mu. Aku tidak akan memberinya kesempatan untuk bernapas," ucapnya, dengan tatapan penuh kasih sayang. Aku pun memeluknya sambil mengucapkan terimakasih.

Setelah memeluknya. Tiba-tiba saja aku teringat akan satu hal.

Aku mulai mengambil sesuatu di dalam tas kecil milikku. Dan menunjukkannya pada Oppa.

"Oppa. Apa kau tau tentang foto ini? Apa kau mengingatnya? Wanita ini siapa, Oppa?" Tanyaku. Dan aku bisa melihat wajahnya yang tengah kebingungan.

Dia hanya diam menatap foto itu. Bahkan yang membuatku tidak paham. Matanya berkaca-kaca. Aku semakin bingung, sebenarnya ada apa dan siapa wanita ini.

"Oppa. Jawab ak___" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku. Ia langsung memelukku sambil terisak.

"Oppa. Sebenarnya ada apa ini. Beritahu aku, agar aku tau," ucapku, dengan nada pelan.

"M-mianhae," ucapnya, dengan nada terisak.

Aku mengusap punggung hangatnya. Sambil Menenangkannya. "Menangislah jika kau ingin menangis. Keluarkan semuanya. aku akan mendengarkan. Saat perasaanmu sudah tenang, Oppa."

Setelah beberapa menit ia menangis di pelukanku. Kini ia terlihat mulai tenang dan melepaskan pelukannya.

"Jika aku menceritakan semuanya. Apa aku tetap Oppamu," ucapnya, dan aku tersenyum sambil mengangguk siap mendengar semuanya.

"Dia Eommaku. Orang yang pernah menghancurkan kebahagiaan Eommamu," kata-kata Oppa benar-benar memberi pengaruh lain untuk perasaanku kali ini. Aku hanya diam mendengarkannya.

"Eommaku adalah cinta pertama Appamu. Eommaku melahirkanku tanpa seorang suami. Appamu adalah Appa kandungku. Appa meninggalkan Eommaku karena di paksa untuk menikah dengan Eommamu. Eommamu gadis polos dan baik. Berbeda dengan Eommaku yang buta karena cinta dan merasa, kalau Eommamu telah merebut Appa. Dia datang lagi di kehidupan kalian untuk mengambil Appamu lagi. Dan karena cinta pula Appa tergoda lagi. Namun, maut tabrak lari menghilangkan nyawa Eomma. Maka dari itu, aku hadir di tengah-tengah kalian. Namun tanpa memberitahumu siapa aku. Agar kau tidak membenciku," dia menjelaskan banyak apapun dan aku hanya diam. Aku benar-benar tidak tau harus apa. Hatiku hancur, benar-benar hancur.

Dia mulai menangis dan memohon maaf atas kesalahan ibunya padaku. Ia mengguncang-guncangkan tubuhku yang mematung karena terlalu syok dengan semua kenyataan ini.

Dadaku terasa sangat sakit dan sesak. Air mataku mulai mengaburkan pandanganku. Aku tidak bisa menopang tubuhku sendiri. Sampai-sampai aku jatuh berlutut dan menunduk. Memegang dadaku yang terasa perih. Segitu menyedihkannya kah hidupku?

Apa Tuhan benar-benar menyayangiku? Mengapa ia memberi kehidupan pahit ini padaku? Mempunyai fisik yang cacat apakah belum cukup untuk membuatku lelah? Sekarang, aku harus menerima kenyataan sepahit ini.

Aku merasakan tubuh Oppa memeluk tubuhku. Sambil menangis ia meminta maaf. Hatiku memang sakit. Telah lama aku mencari orang yang membuat Eommaku terluka. Namun, saat aku menemukannya. Meski hanya ceritanya. Kenapa harus Ibu dari orang yang sangat aku sayangi.

Tiba-tiba saja kenangan masa kecil kita terputar lagi, sekarang. Masa dimana dia yang menemaniku saat aku sedang terisak di gudang karena keributan Orang Tuaku. Orang yang menyelamatkanku dari insiden bodoku yaitu bunuh diri yang aku lakukan dua tahun silam. Orang yang menyemangatiku, meski kita tidak satu rumah lagi semenjak dia SMP. Orang yang juga sangat di sayangi oleh Eomma dan aku baru merasakan, pasti hati Eomma sangat sakit saat Melihat Namjoon Oppa. Dia Ibu paling kuat, aku merindukan mu Eomma.

Dan aku mulai membalas pelukannya. Dan aku hembuskan napas panjang untuk menetralkan prasaanku yang sangat perih. Untuk melemaskan bibirku yang sebenarnya sudah kaku.

"Hatiku memang sakit, Oppa. Seharusnya aku membencimu sekarang. Namun, membencimu sama saja melukai diriku sendiri. Terimakasih, sudah menceritakan semuanya. Kau tetap Oppa terbaikku. Terimakasih, sudah menjagaku dengan sangat baik. Terimakasih, sudah memberiku kehangatan dan membalut setiap lukaku di masa lalu. Meski aku sangat terluka. Namun, aku yakin. Kau lebih terluka, Oppa. Maaf, sudah membiarkan mu berjuang sendirian. Aku menyayangimu," air mata kami berdua pecah bersamaan. Pelukannya terasa lebih hangat daripada biasanya. Iya, dia! Pelukan dari Oppa yang menyayangi adik yang dulu adalah teman masa kecilnya dan dia telah menjaga perasaanku dari luka yang mebalut keluarga kecilku.

.

.

.

.

.Kejawab syudah kan?! Lucu ngeliat tebakan kalian :'v Hayo siapa yang nebaknya bener? :v

Maaf ya, kemarin menuh-menuhin notif kalian. Soalnya banyak yg aku rombak, penulisannya banyak yang salah :)

Votment! :D

Saranghae^^

You Never Walk Alone (End 14Chpter)√Where stories live. Discover now